Rabu, 29 Oktober 2025

2 Kapal Pesiar Asing Berlabuh Di Pelabuhan Probolinggo, KSOP Kelas IV Probolinggo Kerahkan KN.P 4001 Untuk Melaksanakan Kegiatan Patroli Keselamatan Maritim.


Share :
531 view(s)

PROBOLINGGO (29/10) – 2 kapal pesiar yang membawa ratusan penumpang atau turis asing berlabuh di Pelabuhan Probolinggo. Dua kapal pesiar internasional (International Cruise Ships) yaitu MS. Le Soleal berbendera Prancis dan MS. The World berbendera Bahama itu tiba di Pelabuhan Probolinggo, Jawa Timur. Tiga hari berturut-turut mulai dari Hari Minggu (26/10) hingga pada Selasa (28/10).

Kapal Negara Patroli KN.P 4001 dikerahkan sejak pukul 09.00 WIB untuk melakukan kegiatan Patroli Keselamatan Maritim (Patkesmar). Fokus utama kegiatan patroli kali ini adalah pengawasan terhadap penumpang yang menaiki lifeboat dari Kapal Pesiar menuju Dermaga Ponton Pelabuhan PT. Pelindo III Tanjung Tembaga.

Kapasitas lifeboat pada kapal pesiar dapat mencapai hingga 150 orang per lifeboat, sesuai dengan kode Life Saving Appliances (LSA). Lifeboat ini dilengkapi dengan dua mesin, perlengkapan darurat seperti makanan dan air, serta alat navigasi seperti GPS, kamera, radio komunikasi, dan radar. Selama pengawasan berlangsung, kegiatan berlangsung aman, tertib dan lancar. 

“Kegiatan Patroli Keselamatan Maritim ini adalah wujud nyata kehadiran negara di laut untuk memastikan setiap kapal yang berlayar di perairan Indonesia memenuhi standar keselamatan yang berlaku. Tujuan kami jelas, yaitu menekan angka kecelakaan di laut dan memastikan semua penumpang selamat serta semua sarana bantu navigasi kapal berfungsi dengan baik”, ujar Kepala KSOP Kelas IV Probolinggo I Gusti Agung Komang Arbawa, S.H., M.H.

Kedatangan wisatawan mancanegara yang merupakan pelancong dari kapal pesiar dengan tujuan mengunjungi sejumlah destinasi wisata sejarah di Kota Probolinggo yang dikemas dalam "Journey Through Probolinggo Heritage".

Salah seorang guide dari wisman kapal pesiar, Bram mengatakan bahwa Kota Probolinggo memiliki keunikan multietnik yang tidak dimiliki daerah lain, sehingga hal itu yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan mancanegara untuk datang dan berlabuh di kota tersebut.

"Budaya Probolinggo itu unik sekali karena dari Bromo yang kebanyakan orangnya Hindu begitu turun sejauh 17 km, sudah menemukan warga muslim, kemudian di perkotaan itu ada warga beragama Katolik, Kristen, hingga Tionghoa," katanya.

Untuk mendukung iklim pariwisata di Kota Probolinggo, Bram menyarankan agar masyarakat semakin dikenalkan dan diedukasi mengenai kesadaran wisata melalui konsep community-based tourism, yakni pembelajaran berbasis komunitas yang menumbuhkan rasa memiliki terhadap potensi wisata daerah.

 

  • berita




Footer Hubla Branding