Senin, 25 Juni 2018

KAPAL PATROLI KPLP BERHASIL EVAKUASI PENUMPANG TENGGELAMNYA KAPAL KM. ANUGERAH BERKAT 9


Share :
2736 view(s)

DABO SINGKEP (25/6) - Kapal kayu kargo KM. Anugerah Berkat 9 dengan berat GT 20 dilaporkan tenggelam di perairan posisi koordinat 00° - 06, 278 S / 104° - 27, 036 E, yang berada di perairan Tanjung Datok dekat Pulon Desa Mentuda  yang merupakan wilayah kerja Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Dabo Singkep, Minggu (24/6) siang.


Kapal berangkat dari Nipah Panjang, Jambi tujuan Batam dengan Nakhoda Haris yang juga berstatus sebagai pemilik kapal.

"Dalam laporan permohonan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang ditujukan kepada UPP Nipah Panjang, disebutkan bahwa kapal mengangkut 5 ton pisang dan 10 ton kelapa serta empat orang anak buah kapal (ABK) termasuk Nakhoda kapal," jelas Direktur Kesatuan dan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Junaidi hari ini (25/6).

Junaidi menjelaskan bahwa pada saat akan berangkat, dilaporkan juga bila cuaca bagus sehingga aman untuk berlayar dan SPB dikeluarkan. Namun di tengah pelayaran diperkirakan terjadi gelombang tinggi dan menghempaskan kapal hingga tenggelam.

Saat tenggelam, ada kapal lain MV Oceana 10, yakni sebuah kapal penumpang yang sedang melintasi lokasi kejadian dari Dabo menuju Batam dan menemukan kapal tersebut kemudian mengevakuasi korban serta selanjutnya mengevakuasi para penumpang ke desa terdekat yaitu Tanjung Kelit, satu arah menuju Batam. 

"Dari UPP Senayang telah mengirimkan Kapal Patroli KNP. 5221 terjun ke lokasi untuk mengevakuasi korban yang selamat," tutur Junaidi.

Namun, menurut Junaidi bahwa pihaknya terkejut mengingat jumlah korban yang diselamatkan lebih banyak, tidak sesuai dengan yang dilaporkan oleh nakhoda kepada Syahbandar.
IMG-20180625-WA0029.jpg
Total penumpang pada kapal tersebut sebanyak 13 orang termasuk ABK. Sayangnya satu diantaranya meninggal dunia yakni seorang wanita yang ditemukan sudah dalam keadaan tak tertolong.

Kapal KPLP selanjutnya mengevakuasi 12 penumpang selamat dan satu orang korban meninggal ke tempat yang lebih aman.

"Padahal mestinya awak kapal sudah paham betul kalau kapal kayu kargo tidak boleh mengangkut penumpang dan saat diperiksa Syahbandar juga hanya terdapat empat orang ABK," tutur Junaidi.

*Kemenhub Siagakan Kapal Navigasi*

Meski saat kejadian tak ada sinyal distress yang terdeteksi oleh Stasiun Radio Pantai (SROP) dan Vessel Traffic Services (VTS) sekitar, namun akhirnya petugas memeroleh informasi di siang hari bahwa di lokasi kejadian seluruh penumpang telah ditemukan.

"Dari evaluasi nautis, ditemui bahwa posisi kerangka kapal berada pada alur pelayaran yang selalu dilintasi kapal namun tidak memungkinkan diberi penandaan dengan Pelampung Suar karena posisi kapal tidak stabil dan kemungkinan masih bergeser terus," ungkap Direktur Kenavigasian, Sugeng Wibowo.

Untuk itu pihaknya menyiapkan kapal navigasi KN. Adhara untuk bertolak ke lokasi kejadian guna menarik kapal dari alur dan selanjutnya akan dikandaskan di posisi aman.

"Untuk sementara ini kami menerbitkan maklumat pelayaran bagi kapal yang berlayar di perairan tersebut untuk berhati-hati," tutup Sugeng.

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus mengingatkan operator termasuk nakhoda beserta awak kapal dan masyarakat pengguna jasa transportasi laut untuk bersinergi dalam mengutamakan keselamatan pelayaran.

Sebelum memulai pelayaran, pastikan agar kapal laik laut, dan memperhatikan faktor cuaca sebelum berangkat berlayar. Ditjen Perhubungan Laut rutin mengeluarkan maklumat pelayaran mengenai cuaca dan maklumat tersebut dapat menjadi pedoman nakhoda sebelum berangkat berlayar disamping informasi cuaca dari BMKG.

Sekali lagi, keselamatan pelayaran dapat terwujud bila ada sinergi antara regulator, operator dan user serta menjadikan keselamatan pelayaran sebagai kebutuhan mutlak dan tanggung jawab bersama.


  • berita




Footer Hubla Branding