Jumat, 27 Desember 2024

Insiden Kebakaran 24 Kapal Ikan Tanpa ABK Di Dermaga Pelindo Tegal, Kemenhub Pastikan Pemulihan Operasional Pelabuhan


Share :
630 view(s)


TEGAL(27/12) - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menegaskan komitmennya dalam mendukung penanganan insiden kebakaran yang melibatkan 24 kapal perikanan yang ditinggal ABK (Anak Buah Kapal) nya di Dermaga Utama Pelindo Tegal pada Jumat, 27 Desember 2024. Insiden yang terjadi pada pukul 02.30 WIB ini tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi menyebabkan kerugian material yang signifikan.


Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Tegal bergerak cepat menangani kejadian ini sejak awal hingga tahap pemulihan. Kepala KSOP Kelas IV Tegal, Sumartono, mengatakan bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran adalah prioritas utama.


"Begitu kejadian dilaporkan, kami langsung mengerahkan tim untuk memimpin penanganan bersama dinas terkait. Pemadaman api dilakukan hingga pukul 11.30 WIB, dan proses pendinginan masih berlangsung untuk mencegah kebakaran ulang. Saat ini, fokus kami adalah memastikan pelabuhan kembali beroperasi dengan aman," ujar Sumartono.

*Kronologi Kejadian*

Sumartono mengungkapkan, menurut keterangan saksi, Saudara Indin (28), seorang karyawan Pelindo Tegal, kepulan asap terlihat dari salah satu kapal yang bersandar pada pukul 02.20 WIB. Beberapa menit kemudian, ledakan keras terdengar, memicu kobaran api yang dengan cepat menyebar ke kapal-kapal lainnya akibat angin kencang. Adapun 24 kapal kapal ikan yang berlabuh di kolam pelabuhan pelindo Tegal ini ditinggalkan oleh ABK nya dan kapal  dalam kondisi kosong (tanpa ABK).

"Api berhasil dipadamkan sepenuhnya pada pukul 11.30 WIB oleh tim gabungan KSOP, Pemadam Kebakaran, TNI-Polri, dan instansi lainnya. Saat ini, proses pendinginan masih berlangsung untuk memastikan tidak ada bara api yang tersisa," ungkapnya.

Tercatat, kapal yang terbakar terdiri atas 14 kapal cumi, 9 kapal jaring tarik berkantong, dan 1 kapal cakalang. Beberapa kapal yang terdampak adalah KM. Sinar Samudra, KM. Subur Makmur, KM. Sumber Harapan 1, dan KM. Putra Modona. Saat kejadian, pintu-pintu kapal dalam keadaan tertutup.

Kapal-kapal tereebut adalah  kapal ikan yang tidak mendapatkan tempat berlabuh di Pelabuhan Perikanan Tegal Sari - Tegal yang berjarak kurang lebih 2 Km dari Pelabuhan Pelindo Tegal.


*Langkah-Langkah Penanganan*

Dalam rapat koordinasi yang dihadiri Pj. Wali Kota Tegal, Kapolres Tegal Kota, Danlanal Tegal, Dandim 0712/Tegal, dan Kepala KSOP Tegal bersama jajaran terkait, telah disepakati langkah-langkah pemulihan sebagai berikut:

Pembersihan Bangkai Kapal KSOP Tegal bekerja sama dengan Asosiasi Galangan Kapal Tegal (ASGAT) untuk memindahkan bangkai kapal yang menghalangi alur pelabuhan.

"Fokus kami saat ini adalah memindahkan bangkai kapal untuk membuka alur pelabuhan agar operasional dapat segera normal kembali," jelas Sumartono.

Peningkatan Pengawasan Keamanan Posko darurat Natal dan Tahun Baru diperkuat untuk mencegah gangguan keamanan serta memantau potensi titik api yang masih tersisa.

"Kami telah menambah personel di posko pengamanan untuk memastikan tidak ada potensi gangguan lebih lanjut, terutama di area pelabuhan," ujar Sumartono.

Pengaturan Tata Letak Kapal Penataan ulang kapal yang bersandar dilakukan untuk mengurangi risiko kebakaran di masa depan. Pemilik kapal juga diimbau untuk tidak meninggalkan kapal tanpa pengawasan.

Kedepannya perlu peningkatan koordinasi dengan Pemilik Kapal serta pengawasan oleh Syahbandar Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) selaku Pejabat Pemerintah yang bertugas di pelabuhanan perikanan serta pemilik kapal melalui Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dan Paguyuban Nelayan Kota Tegal (PNKT).

"Kami akan mendata kerugian dan memastikan pemilik kapal ikut serta dalam proses pemindahan bangkai kapal," tambahnya.


*Imbauan kepada Pemilik Kapal*

Ditjen Hubla mengimbau para pemilik kapal untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga instalasi listrik, menghindari penyimpanan bahan mudah terbakar, dan memastikan kapal tetap diawasi saat bersandar.
"Kolaborasi antara nelayan, pemerintah daerah, dan lembaga maritim sangat penting untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang," pungkas Sumartono.

Selain itu, Ksop Tegal juga segera membuat maklumat pelayaran terkait bahaya navigasi di kolam dalam Pelabuhan Tegal.

Direktur jenderal perhubungan laut Capt. Antoni didampingi oleh direktur KPLP juga turut meninjau langsung kejadian di Pelabuhan, dia menegaskan pentingnya pengawasan serta fasilitas emergency pelabuhan, sarana kenavigasian yang perlu dilakukan pemeriksaan ulang secara menyeluruh oleh para pelaksana di pelabuhan.

Langkah yang diambil dirjen yaitu meminta pelindo Tegal segera menambahkan pipa pemadam kebakaran tetap di sepanjang sisi dermaga sebagai media pemadaman.

Ditjen Hubla berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan seluruh elemen terkait demi memulihkan operasional pelabuhan dengan cepat dan memastikan keselamatan pelayaran di kawasan ini.(SKY/JOE/AK)

  • berita




Footer Hubla Branding