Senin, 8 Mei 2017

DITJEN HUBLA DAN US COAST GUARD SELENGGARAKAN REGIONAL BOARDING OFFICER COURSE


Share :
4020 view(s)

​JAKARTA -  Transportasi laut merupakan salah satu sarana angkutan yang sangat diperlukan untuk mendukung perdagangan dan ekonomi global.


Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan Laut kembali menyelengarakan Regional Boarding Officer (RBO) Course.

Penyelengaraan RBO Course ini menurut Kasubdit Patroli KPLP, Capt. Prihartanta, terwujud atas kerja sama antara Ditjen Hubla Kemhub dengan Pemerintah Amerika Serikat melalui Export Control and Related Border Security Program (EXBS) serta U.S. Coast Guard.

"Penyelenggaraan pelatihan kali ini berbeda dengan yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya, karena melibatkan dua negara sahabat yakni Philippines Coast Guard dan Malaysian Maritime Enforcement Agency atau Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia," jelas 
Prihartanta di Pangkalan KPLP Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (8/5/2017).

RBO Course digelar untuk pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam meningkatkan ketrampilan pada tugas penegakan hukum di laut.

"Dan tidak kalah pentingnya, kesempatan kursus bersama ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya untuk membangun jaring kerja sama,  bertukar informasi dan praktek-praktek terbaik yang dilakukan di negara masing-masing," ungkap Prihartanta.

Dengan kerjasama yang baik antar negara tetangga, keamanan dan keselamatan maritim di kawasan regional akan terjaga dan hal tersebut akan sangat memengaruhi kepentingan nasional masing-masing negara anggotanya. (omy)

Lebih lanjut, menurut Kasubdit Patroli KPLP Capt. Prihartanta mengungkapkan, berdasarkan data, 90 persen dari volume perdagangan internasional, dilakukan menggunakan jalur laut. 

"Dengan demikian keselamatan, keamanan serta perlindungan lingkungan maritim menjadi hal yang sangat krusial dan penegakan aturan yang terkait dengan hal tersebut menjadi hal yang tidak dapat ditawar lagi," ujar Prihartanta.

Sebagai negara yang bertetangga, Indonesia, Malaysia, dan Filipina memiliki wilayah maritim yang saling berbatasan satu sama lain dan berada dalam wilayah regional ASEAN.

"Sedikit banyak kita menghadapi dan berbagi tantangan permasalahan yang serupa," katanya.  

Akhir-akhir ini di kawasan Asia Tenggara tengah mengalami isu ancaman non-tradisional, khususnya terkait pembajakan kapal atau perompakan.  Permasalahan dimaksud, dikatakan Prihartanta, harus disikapi dengan banyak hal.

"Salah satunya meningkatkan kapasitas individu para instansi kita dalam menghadapi tantangan tugas yang tidak ringan.  Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di lapangan saat menjalankan tugas, dengan latihan yang tepat setidaknya kita selalu dalam kondisi siap dan terlatih dalam menghadapi segala tantangan," urai dia.

Oleh karena itu, pada kesempatan yang berharga  ini hendaknya dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh seluruh peserta untuk mengembangkan kapasitas demi meningkatkan ketrampilan dalam rangka tugas penegakan hukum di laut. 


  • berita




Footer Hubla Branding