JAKARTA (21/12)- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi resmi membuka Posko Angkutan Laut Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Posko Angkutan Laut Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 akan dilaksanakan mulai 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021.
Dalam sambutannya Menhub Budi Karya Sumadi menegaskan bahwa Penyelenggaraan Posko Angkutan Natal 2020 dan Tahun Baru ini merupakan merupakan tindaklanjut arahan Presdien Jokowi untuk melayani masyarakat yang akan melakukan perjalanan di tengah-tengah pandemi covid 19 sehingga harus tetap memperhatikan protokol kesehatan secara ketat.
“Posko Angkutan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 ini berisfat nasional, dimana di satu sisi harus tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat tetapi juga harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat” kata Menhub.
Senada dengan Menteri Perhubungan, pada kesempatan tersebut Dirjen Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo juga meminta kepada jajarannya untuk melaksanakan tugas ini dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.
Selain itu Agus juga meminta kepada jajarannya untuk mengoptimalkan potensi armada khususnya di daerah dengan jumlah penumpang yang cukup tinggi.
"Saya minta para Kepala UPT untuk mengoptimalkan potensi armada pada daerahnya masing-masing, terutama ruas-ruas dengan jumlah penumpang tertinggi pada arus mudik/balik sehingga dapat mengurangi terjadinya penumpukan penumpang," kata Agus di Posko Terpadu Angkutan Laut Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, Kantor Pusat Kementerian Perhubungan Jakarta, Jumat (18/12).
Selanjutnya Agus tegas menghimbau jajarannya untuk selalu taat pada aturan protokol kesehatan. Tidak hanya calon penumpang, Agus juga meminta protokol kesehatan diberlakukan bagi petugas di lapangan.
"Penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) termasuk pengecekan suhu tubuh wajib dilaksanakan bagi seluruh penumpang termasuk petugas baik di terminal penumpang dan di dalam kapal," tegasnya.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Dirjen Agus meminta jajaranya untuk menyediakan tempat fasilitas kesehatan di pelabuhan dan bekerjasama dengan instansi terkait. Ini dilakukan untuk mengantisipasin jika terdapat penumpang maupun petugas yang diduga terinfeksi Covid-19.
"Pastikan seluruh fasilitas di pelabuhan maupun di kapal telah dibersihkan dan didisinfektan secara berkala oleh instansi atau operator yang bertanggung jawab," ujarnya.
Hal lainnya dikarenakan saat ini sering terjadi cuaca ekstrem yang tentunya sangat membahayakan bagi pelayaran maka Agus menekankan kepada jajarannya untuk tidak memaksakan pelayaran. Menurut Agus keselamatan pelayaran tidak dapat dikompromi.
Pada masa Angkutan Nataru ini pihaknya telah menyiapkan kapal negara untuk keadaan darurat dari Kapal Kenavigasian, Kapal KPLP, hingga Kapal Latih BPSDM dalam rangka meningkatkan kesiagaan tanggap darurat angkutan laut.
Lanjutnya, Agus kembali menghimbau kepada operator pelayaran untuk menerapkan sistem e-ticketing. Selain untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang, kata Agus ini juga akan dapat menghindari adanya kerumunan calon penumpang di lapangan.
"Perusahaan operator pelayaran wajib menyampaikan informasi terkini jadwal kedatangan/keberangkatan kapal baik di pelabuhan atau melalui media sosial. Sehingga masyarakat semakin dimudahkan," ungkapnya.
Meskipun akan terdapat peningkatan pergerakan penumpang kapal laut, namun Dirjen Agus memprediksi akan terjadi penurunan jumlah total penumpang sebesar -45,56% atau 728.183 penumpang dibandingkan periode yang sama pada Angkutan Laut Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Ditambahkan Agus, akan terdapat 3 titik puncak pergerakan penumpang kapal laut. Pihaknya memprediksi peningkatan jumlah penumpang akan terjadi pada 24 Desember (Periode Pra Natal), 30 Desember (Periode Natal dan Tahun Baru) dan 3 Januari 2021 (Periode Pasca Tahun Baru).
Untuk itu Agus mengaku pihaknya telah menyiapkan armada angkutan laut sebanyak 1.186 kapal yang terdiri dari 26 kapal milik PT. Pelni, 111 Armada Perintis, 1.149 Armada Swasta dengan total kapasitas angkut berjumlah 3.353.565 penumpang.