Selasa, 26 September 2017

Menhub Paparkan Program Tol Laut Di Depan 251 Delegasi TSOM 26/09/2017


Share :
4835 view(s)

BALI – Di depan 251 Delegasi Transport Senior Official Meeting (TSOM) yang berasal dari Negara-negara Asia dan Eropa, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memaparkan keberhasilan program tol laut.  “Wujud sinergi konektivitas transportasi laut dapat dilakukan melalui penguatan sektor maritim dengan program tol laut. Program tol laut merupakan sistem distribusi logistik yang tujuan utamanya adalah mengurangi disparitas harga di Kawasan Timur,” demikian disampaikan Menhub saat membuka acara TSOM di Bali, Selasa (26/9).

 

Lebih lanjut Menhub menyampaikan bahwa program tol laut yang digagas oleh Pemerintahan Jokowi – JK telah berhasil menurunkan harga bahan-bahan pokok di kawasan Timur Indonesia. Dengan keberhasilan program tol laut sebagai konektivitas maritim, Menhub mengharapkan program ini dapat dijadikan contoh untuk meningkatkan dan memperkuat konektivitas di Negara-negara yang tergabung dalam Asia – Europe Meeting (ASEM). Menurut Menhub, hal ini sejalan dengan tema yang diusung yaitu dalam pertemuan ASEM ke-4, yaitu "Menjembatani Asia dan Eropa Melalui Konektivitas Transportasi Terpadu dan Sinergi Rencana Strategis Regional.”

 

Disamping memaparkan program tol laut, Menhub minta agar TSOM mematangkan pembahasan Deklarasi Bali yang akan ditetapkan dalam pertemuan tingkat Menteri pada tanggal 27 September 2017. “Saya minta agar TSOM mematangkan naskah Bali Deklarasi yang akan ditetapkan pada pertemuan tingkat Menteri besok,” terang Menhub.

 

Bali Deklarasi adalah output dari pertemuan ASEM – TMM yang diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi Negara-negara anggota dalam membahas program-program yang akan dilaksanakan secara bersama-sama. Secara garis besar, Bali Deklarasi memuat butir-butir sebagai berikut : (1) menekankan pada konektivitas untuk semua dimensi, (2) ASEM sebagai wadah strategis untuk meningkatkan kerja sama Negara Asia dan Eropa, (3) meningkatkan partisipasi swasta/lembaga keuangan dalam melakukan investasi di sektor transportasi, (4) mewujudkan pengembangan transportasi berkelanjutan melalui penggunaan teknologi yang lebih efektif dan efisien, (5) mendorong kerja sama yang lebih kuat dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh Negara anggota ASEM (Negara kepulauan/Negara dengan mayoritas wilayah lautan dan Negara dengan mayoritas wilayah daratan termasuk wilayah terpencil), (6) membangun sinergi antara rencana strategis regional di bawah kerangka : Uni Eropa, ASEAN, UNECE, UNESCAP, IMO, ICAO, WCO, OSJD dan OTIF.

 IMG-20170926-WA0027.jpg

Pada kesempatan tersebut, Menhub menyampaikan bahwa Indonesia memacu peran BUMN dan swasta dalam pengembangan dan pembangunan infrastruktur transportasi melalui beberapa skema pendanaan. Untuk itu, Pemerintah Indonesia mengundang semua stakeholder agar ikut serta dalam kerja sama pembangunan transportasi yang akan dilanjutkan melalui studi kelayakan yang akan diimplementasikan dalam forum kerjasama tersebut. “Pada kesempatan ini, Indonesia mengundang seluruh pemangku kepentingan untuk ikut serta dalam kerja sama pengembangan sektor transportasi,” tambah Menhub.

 

Selain Transport Senior Officials Meeting (TSOM), Menhub juga sekaligus membuka pameran transportasi dan logistik yang diikuti oleh perusahaan yang berasal dari Indonesia dan beberapa Negara dari luar, yaitu: Uni Eropa, Jepang, Rusia, Italia, Polandia, India, dan Jerman.

 

Pameran ini dapat menjadi peluang investasi kerja sama secara khusus melalui ekspos gambaran perkembangan insfrastruktur Indonesia di udara, laut dan kereta api. Ada 30 booth dalam pameran yang terdiri dari 17 exhibitor dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, PT. Angkasa Pura 1, PT. Angkasa Pura 2, PT. Pelindo 1, PT. Pelindo 2, PT. Pelindo 3, PT. Pelindo 4, PT. Garuda Indonesia, PT. Airnav Indonesia,  PT. Len Industri, PT. Pindad, PT. INKA, DPP INSA, DPP ALFI, KADIN, BKPM, dan Lembaga Keuangan.” 


  • berita




Footer Hubla Branding