Rabu, 8 Oktober 2025

Ajak Masyarakat Bangun Budaya Keselamatan Pelayaran, Kemenhub Bagikan 230 Life Jacket Dan 107 E-Pas Kecil Di Desa Pangkil


Share :
1214 view(s)

BINTAN (7/10) — Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan terus menguatkan komitmen terhadap keselamatan pelayaran. Melalui kegiatan Sosialisasi Keselamatan Pelayaran yang digelar di Balai Desa Pangkil, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (7/10), Kemenhub mengajak masyarakat untuk menjadikan keselamatan sebagai budaya bersama dalam aktivitas berlayar dan bertransportasi laut.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Direktur Kesatuan Pengawasan Laut dan Pelayaran (KPLP) Capt. Hendri Ginting yang dalam hal ini  mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud.

“Keselamatan pelayaran bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat pengguna jasa transportasi laut. Kita ingin keselamatan menjadi budaya dalam kehidupan bertransportasi, bukan sekadar kewajiban administratif,” ujar Capt. Hendri Ginting.

Sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah dalam menjamin keselamatan di laut, Ditjen Hubla membagikan 230 unit life jacket dan 107 e-pas kecil kepada masyarakat serta nelayan Desa Pangkil. Pemberian ini menjadi simbol penting dalam upaya peningkatan kesadaran keselamatan pelayaran di wilayah kepulauan.

“Pemberian e-pas kecil dan life jacket ini adalah bentuk komitmen pemerintah untuk memastikan kapal-kapal kecil dan nelayan tradisional beroperasi dengan standar keselamatan yang lebih baik,” jelas Capt. Hendri.

Pembagian life jacket dan e-pas kecil oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bukan hanya kegiatan simbolik, melainkan bagian dari strategi nyata pemerintah dalam meningkatkan keselamatan dan ketertiban pelayaran rakyat, terutama di daerah kepulauan seperti Pulau Pangkil, yang aktivitas transportasinya masih didominasi oleh kapal-kapal kecil dan perahu nelayan tradisional.

Meningkatkan Kesadaran Keselamatan Pelayaran Di Tengah Cuaca Buruk

Dalam kesempatan tersebut, Capt. Hendri juga mengingatkan bahwa saat ini Indonesia mulai memasuki musim hujan yang berpotensi menghadirkan cuaca ekstrem dan gelombang tinggi. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan bagi petugas di lapangan serta perlunya memperbarui informasi cuaca secara berkala dari BMKG.

“Melalui langkah ini, kami berharap masyarakat semakin sadar pentingnya mematuhi aturan keselamatan pelayaran, terutama di wilayah kepulauan yang sering menghadapi kondisi cuaca ekstrem," tambahnya.

Selain itu, seluruh petugas di lapangan diminta agar selalu waspada terhadap perkembangan cuaca dan memperkuat koordinasi lintas sektor dengan pemerintah daerah, operator kapal, dan aparat keamanan. Tujuannya agar transportasi laut berjalan selamat, aman, tertib, dan lancar.

Kegiatan sosialisasi ini diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan masyarakat maupun koordinasi dengan pihak yang terkait lainnya seperti Pemerintah Daerah, para Operator Kapal maupun TNI/POLRI, dalam membangun budaya keselamatan pelayaran.

“Kami berharap seluruh elemen masyarakat bahu-membahu menjaga keselamatan di laut. Karena laut yang aman adalah fondasi bagi kesejahteraan bersama,” tutup Capt. Hendri Ginting.

Sebagai informasi, Pulau Pangkil merupakan salah satu pulau yang terletak di Kepulauan Riau dengan kapal perahu yang melayani para pengunjung, maupun warga setempat. Momentum penyelenggaraan sosialisasi keselamatan pelayaran di kawasan ini menjadi langkah yang sangat tepat dimana tanggung jawab penyelenggaraan dan pengawasan keselamatan pelayaran menjadi tanggung jawab baik dari masyarakat maupun Direktorat Kesatuan Pengawasan Laut dan Pelayaran.

Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari Bupati Bintan, Roby Kurniawan, yang turut hadir bersama Kepala Desa Pangkil. Dalam sambutannya, Bupati Roby menyampaikan dukungannya terhadap langkah Kemenhub dalam meningkatkan keselamatan pelayaran di wilayahnya.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif Kementerian Perhubungan yang telah peduli terhadap keselamatan para nelayan dan operator kapal di Bintan. Program ini sangat membantu masyarakat pesisir, terutama dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan di laut,” ujar Roby.

Perwakilan masyarakat nelayan yang diwakili oleh Kepala Desa Pangkil dan Asosiasi Nelayan Bintan juga menyampaikan rasa terima kasihnya.

“Kami merasa sangat terbantu atas sosialisasi dan bantuan ini. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan agar para nelayan semakin memahami pentingnya keselamatan pelayaran,” ujarnya.

Selain sambutan dan penyerahan bantuan, kegiatan juga diisi dengan paparan dari narasumber Dr. Sugiarta Wirasantosa, Project Director Domestic Ferry Safety Assistance Project (DFSAP), kerja sama maritim antara Pemerintah Indonesia dan Australian Maritime Safety Authority (AMSA). Materi yang disampaikan menekankan pentingnya penerapan budaya keselamatan (safety culture) di kalangan pelaku usaha pelayaran.

“Setiap operator kapal wajib menggunakan peralatan keselamatan yang memadai, membatasi muatan sesuai kapasitas, serta melaksanakan pelatihan keselamatan secara rutin, Keselamatan maritim merupakan upaya terus menerus" jelas Dr. Sugiarta.

Turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari berbagai instansi, antara lain KSOP Khusus Batam, Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Pinang, Pangkalan PLP Kelas II Tanjung Uban, KSOP Kelas I Tanjung Balai Karimun, KSOP Kelas II Tanjung Pinang, KSOP Kelas III Kijang, UPP Kelas II Tarempa, UPP Kelas III Dabo Singkep, UPP Kelas III Senayang, Pemerintah Kabupaten Bintan, Dinas Perikanan, Dinas Perhubungan Kabupaten Bintan, Kepolisian Kabupaten Bintan, serta perwakilan asosiasi masyarakat dan pelaku pelayaran di wilayah Bintan.

Kegiatan ini menunjukkan bahwa sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat maritim menjadi kunci utama dalam menjaga keselamatan pelayaran di wilayah Kepulauan Riau.(SKY/ETJ/HJ)

  • berita




Footer Hubla Branding