Sabtu, 24 November 2018

DIRJEN HUBLA, SAYA GEMBIRA PELABUHAN TANJUNG EMAS MAMPU TERAPKAN LAYANAN SEPERTI LAYANAN BANDARA


Share :
11134 view(s)

SEMARANG (24/11) - Pelabuhan Tanjung Emas Semarang mulai hari ini (24/11) resmi menerapkan sistem pelayanan barang dan penumpang angkutan laut berbasis Boarding Pass sebagai bentuk komitmen Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran juga termasuk peningkatan level of service (tingkat pelayanan) sebagaimana standar pelayanan yang telah dilakukan di Bandara.


Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo saat memantau penerapan sistem pelayanan barang dan penumpang angkutan laut berbasis Boarding Pass di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada hari ini Sabtu (24/11).

Dirjen Agus mengungkapkan kegembiraannya bahwa saat ini Pelabuhan Tanjung Emas merupakan pelabuhan yang steril dimana setiap orang yang masuk area pelabuhan harus memiliki ID Card dan  para calon penumpang harus memiliki boarding pass agar dapat naik ke kapal.
IMG-20181124-WA0025.jpg
"Jadi, semua orang yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang harus memiliki ID Card dan bagi calon penumpang akan mendapatkan boarding pass untuk bisa naik ke kapal. Hal ini seperti standar pelayanan yang telah dilakukan di Bandara," ujar Dirjen Agus pada saat acara peresmian penerapan Sistem Pelayanan Barang dan Penumpang Angkutan Laut berbasis boarding pas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang hari ini (24/11).

Lebih lanjut, Dirjen Agus menegaskan bahwa sterilisasi pelabuhan di Indonesia sudah seharusnya dilakukan mengingat perlunya peningkatan keamanan untuk kenyamanan para calon penumpang kapal di pelabuhan.

"Sterilisasi pelabuhan sudah seharusnya dilakukan untuk meningkatkan keamanan yang tentunya kenyamanan penumpang kapal juga semakin baik. Ini menjadi concern kami bagaimana pelayanan dan kenyamanan di pelabuhan bisa sebaik pelayanan dan kenyamanan di Bandara atau stasiun kereta," ujar Dirjen Agus.

Menurut Dirjen Agus, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 134 Tahun 2016 tentang Manajemen Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan sebagai acuan kerja bagi semua pemangku kepentingan (stake holders).
IMG-20181124-WA0024.jpg
"Dengan begitu, semestinya pelabuhan harus terbebas dari orang-orang yang tidak berkepentingan, dan hanya mereka yang memiliki ID card, tiket dan kegiatan saja yang diberikan akses masuk di wilayah yang ditentukan," ujar Dirjen Agus.

Untuk Pelabuhan Tanjung Emas, saat ini untuk pemesanan tiket menggunakan sistem E-Ticketing, sehingga hanya orang-orang yang memiliki tiket dan ID card resmi yang bisa keluar masuk. 

“E-tiketing telah diberlakukan sehingga memberikan kepastian kepada pengguna jasa atau penumpang agar tidak menumpuk di pelabuhan karena adanya kepastian waktu,” kata Dirjen Agus.

Selain menerapkan E-ticketing, juga akan dilengkapi dengan X-ray untuk dapat mendeteksi orang dan barang yang keluar masuk pelabuhan. 

“Setiap barang bawaan penumpang nantinya harus melalui x-ray sehingga jika ada barang-barang yang masuk kategori barang berbahaya, barang-barang yang over dan sebagainya bisa terdeteksi,” ungkap Dirjen Agus.

Berikutnya Dirjen Agus menargetkan pelayanan yang sama akan segera diterapkan di 6 (enam) pelabuhan lainnya yang masuk dalam program pilot project pelabuhan dengan peningkatan keselamatan dan pelayanan yaitu Pelabuhan Kali Adem Jakarta, Sri Bintan Pura Tanjung Pinang,  Murhum Bau-Bau, Tarakan, Tanjung Perak Surabaya dan Tulehu Ambon.

Pada kesempatan ini Dirjen Agus juga menyampaikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah membantu mewujudkan pelayanan tersebut khususnya kepada KSOP Kelas I Tanjung Emas Semarang dan para stakeholder di Pelabuhan Tanjung Emas.

"Ini seperti "mimpi" yang terwujud karena semula banyak yang pesimis pelayanan di pelabuhan bisa diperbaiki dan hari ini kita sama-sama melihat bahwa pelayanan di pelabuhan Tanjung Emas ini bisa sebaik pelayanan di Bandara," kata Dirjen Agus.

*Dukungan stakeholder dan kesiapan sarana prasarana Pelabuhan Tanjung Emas*

Sementara itu, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjung Emas Semarang, Ahmad Wahid mengatakan bahwa penataan ruang penumpang yang baik dan steril akan memudahkan petugas dalam mengawasi sampai dengan memberangkatkan para calon penumpang dengan selamat dan aman.

Keseriusan KSOP Tanjung Emas Semarang terlihat dari penyiapan sarana dan prasarana yang ada di terminal penumpang. Terlihat dari adanya fasilitas embarkasi dan debarkasi, counter check in, metal detektor, mesin x ray dan timbangan barang penumpang serta lainnya.
IMG-20181124-WA0022.jpg
"Para calon penumpang pun di berikan kemudahan dengan tersedianya trolley dan fasilitas bagi penyandang disabilitas. Adapun sosialisasi sudah kami lakukan sejak 2015, operator pelabuhan menyambut baik rencana sterilisasi ini," jelas Ahmad Wahid saat mendampingi Dirjen Perhubungan Laut.

Menurut Ahmad Wahid, penerapan sistem ini dirasakan sangat tepat terlebih lagi saat menjelang Angkutan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.

"Memberikan pelayanan kepada masyarakat sangat penting saat menjelang Angkutan Laut Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 karena diperkirakan akan terjadi lonjakan penumpang di Pelabuhan Tanjung Emas," ujar Ahmad Wahid.

Oleh sebab itu, Wahid meminta peran serta para CEO regional Jawa Tengah PT. Pelindo III selaku operator pelabuhan Tanjung Emas, para operator kapal penumpang dan RoRo serta para stakeholder untuk memberikan dukungan penuh baik dari aspek sarana prasarana, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya  yang dibutuhkan agar implementasi sistem pelayanan barang dan penumpang angkutan laut berbasis boarding pass di Pelabuhan Tanjung Emas dapat berjalan dengan baik.

"Selain memberlakukan boarding pass penumpang, baggage tag, dan informasi kapal yang terjadwal , pengamanan dan pengaturan cargo penumpang dan muatan, ruang bagasi, TKBM pengangkut dan juga petugas pengawas bagasi serta proses pengangkutan juga dibenahi di pelabuhan  tanjung emas ini," ujar Wahid.

Lebih lanjut Ahmad Wahid memaparkan, truk yang dimuat di kapal roro pun harus siap dengan sistem ini. Truk harus memiliki cargo manifest dan surat pernyataan tidak memuat barang berbahaya dari operator kapal. 

"Hal ini perlu untuk mencegah kejadian kecelakaan kapal yang disebabkan oleh tidak dilengkapinya prasyarat jenis muatan truk yang naik ke kapal roro.
Sistem ini juga memuat tentang berat kendaraan yang dimuat di atas kapal, agar stabilitas kapal bisa dipenuhi," imbuhnya.
IMG-20181124-WA0023.jpg
Wahid berharap agar dengan adanya penerapan sistem ini dapat meningkatkan kualitas keselamatan dan keamanan pelayaran serta kualitas pelayanan kepada masyarakat sehingga kedepan Pelabuhan Tanjung Emas dapat menjadi Pelabuhan modern dengan kelas dunia.

Hadir dalam peresmian penerapan sistem pelayanan barang dan penumpang angkutan laut berbasis boarding pass di Pelabuhan Tanjung Emas adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha, para Direktur di lingkungan Direktorat jenderal Perhubungan Laut, para Kepala Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Hubla di wilayah DKI dan Jawa tengah, para kepala Operator di pelabuhan dan kapal, para ketua Asosiasi dan juga para Kepala Terminal Khusus di wilayah  Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Adapun beberapa waktu yang lalu, telah dilaksanakan juga Penandatanganan Komitmen Bersama Penerapan Sistem Pelayanan Barang dan Penumpang Angkutan Laut Berbasis Boarding Pass di Pelabuhan Tanjung Emas oleh 25 stakeholder baik dari instansi Pemerintah, TNI/Polri, swasta maupun asosiasi yang saat itu disaksikan langsung oleh Dirjen Perhubungan Laut.


  • berita




Footer Hubla Branding