Jumat, 6 Januari 2017

DIRJEN HUBLA RESMIKAN DUA MONUMEN BERSEJARAH DI MENARA SUAR CIKONENG BANTEN


Share :
4588 view(s)

Bertempat di Menara Suara Cikoneng Banten, pada tanggal 6 Januari 2017 Direktur Kenavigasian Ir. Bambang Wiyanto, MM mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Laut telah meresmikan dua monumen bersejarah di Jawa Barat yaitu Monumen Titik Nol Kilometer dan Monumen Letusan Gunung Krakatau. 



Dalam sambutannya, Bambang Wiyanto mengatakan bahwa Pembangunan kedua monumen tersebut dimaksudkan untuk membangun momentum dengan cara mengingat kembali perjalanan sejarah pembangunan jalan Anyer – Panarukan  (sepanjang pulau luar jawa) oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Deandles, dimana titik nol  atau titik awal dimulainya pembangunan jalan dimaksud dimulai pada titik prasasti serta mengenang peristiwa meletusnya  Gunung Krakatau.



Dilihat dari sejarahnya, terbentuknya jalan raya Anyer sampai Panarukan diawali pada masa penjajahan Belanda dimana pada tahun 1809 sampai dengan tahun 1810 oleh Gubernur Jenderal Belanda Daendles yang membuat mega proyek pembangunan jalan raya yang menghubungkan seluruh pantai utara jawa. Oleh karena itu, maka jalur ini disebut pula dengan jalur pantura, yang merupakan singkatan dari pantai utara.



Lebih jauh, Bambang Wiyanto mengatakan pembangunan proyek jalan Anyer sampai Panarukan tersebut telah menelan banyak korban jiwa,  rakyat yang dipekerjakan pada saat itu tidak memperoleh upah alias melaksanakan kerja paksa atau rodi. Keadaan para pekerja sangat mengenaskan, banyak yang mati kelelahan dan kemudian tidak dikuburkan dengan semestinya. Namun demikian, saat ini  hasil pembangunan jalan Anyer sampai dengan Panarukan menjadi sangat penting dan membawa keuntungan bagi bangsa Indonesia. 



Terkait dengan hal ini, maka guna mengenang peristiwa pembangunan jalan raya Anyer sampai dengan Panarukan tersebut, dibangunlah prasasti Monumen Titik Nol Kilometer di bekas pondasi Menara Suar Cikoneng lama yang hancur akibat letusan gunung Krakatau. “Dikatakan titik nol, sebab di tempat inilah dimulai awal pembangunan raya Anyer sampai dengan Panarukan, tegas Bambang Wiyanto”.



Pada kesempatan yang sama, Direktur Kenavigasian juga mengatakan bahwa peristiwa bersejarah lain yang patut dikenang adalah meletusnya Gunung Krakatau yang meruntuhkan hampir dua pertiga bagian gunung pada tahun 1883 bahkan telah melenyapkan sebagian pulau di sekelilingnya serta menelan korban jiwa tidak kurang dari 36 ribu jiwa orang.





Oleh karena itu, guna mengenang persitiwa dimaksud maka Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok membuat Prasasti Monumen Letusan Gunung Krakatau di Menara Suar Cikoneng Banten. Pembangunan Monumen ini maka sekaligus sebagai ajang promosi wisata untuk wilayah Anyer  dan sekitarnya.



“Sebagai daerah pariwisata, maka Wilayah Anyer memiliki daya tarik yang salah satunya adalah Menara Suar Cikoneng yang dibangun pada tahun 1808 oleh Pemerintah Belanda dengan arsiteknya Williem Deandles’ tegas Direktur Kenavigasian”.



Dengan diresmikannya dua Monumen bersejarah di wilayah Anyer, yang ditandai dengan ditandatanganinya dua prasasti Monumen Titik Nol Kilometer dan Monumen Letusan Gunung Krakatau di Menara Cikoneng, Direktur Kenavigasian berharap akan mampu mengenang peristiwa bersejarah yang terjadi pada masa lalu serta meningkatkan pariwisata di wilayah Anyer dan sekitarnya.



Bersamaan dengan peresmian monumen tersebut, Pada kesempatan itu, juga telah dilaksanakan penanaman pohon oleh para Kepala Distrik Navigasi sebanyak 35 pohon buah sebagai bentuk pertanggungjawaban aparatur kenavigasian terhadap kelangsungan hidup di alam semesta dengan cara menghijaukan kembali wilayah sekitar Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP).


  • berita




Footer Hubla Branding