Minggu, 9 Desember 2018

4 TAHUN TOL LAUT, KEMENHUB KEMBANGKAN KONSEP INTEGRASI DAN TERKONEKSI END TO END UNTUK MENJANGKAU WILAY


Share :
6304 view(s)

JAKARTA (9/12) - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut terus melakukan inovasi guna mengoptimalisasi penyelenggaraan Tol Laut yang telah memasuki usianya yang ke-4 tahun di Oktober 2018 lalu.

Salah satu bentuk inovasi untuk mendukung optimalisasi penyelenggaraan tol laut adalah dengan mengembangkan konsep Tol Iaut yang terintregasi dan terkoneksi end to end yang menghubungkan antar wilayah di Indonesia serta dapat menjangkau wilayah T3P (Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan).

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko menjelaskan bahwa konsep tol laut yang terintregasi dan terkoneksi end to end untuk wilayah T3P akan diterapkan di tahun 2019.

Capt. Wisnu mengatakan bahwa untuk keberhasilan konsep tersebut agar bisa diimplementasikan ke wilayah T3P diperlukan terobosan salah satunya adalah inovasi media pengangkutan yaitu mini kontainer (MiniCont).

"MiniCont merupakan salah satu solusi bagi dunia logistik yang memiliki banyak keunggulan khususnya untuk negara kepulauan seperti Indonesia ini," ujar Capt. Wisnu usai melakukan kunjungan kerja di  PT. Pelindo Marine Service (PMS) Surabaya kemarin (8/12).

Menurut Capt. Wisnu, untuk di Surabaya, konsep tol Iaut sendiri dimulai dengan kapal utama dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dengan kapasitas muatan container sampai dengan 300 Teus, berangkat menuju Hub Port seperti Batam, Bitung/Tahuna, Kupang, Saumlaki dan Biak.

Setelah tiba di Hub port, muatan kemudian dipindah ke kapal feeder (KM Kendhaga Nusantara) dengan kapasitas 100 Teus menuju ke pelabuhan pengumpan regional.

Selanjutnya muatan maksimal 20 box diangkut ke kapal perintis (KM Sabuk Nusantara) menuju pelabuhan pengumpan lokal . Kapal perintis merupakan kapal kecil dengan bobot 2000 GT sehingga sangat cocok dengan karakteristik MiniCont yang berukuran sekitar 7 feet.

Dan kemudian MiniCont diangkut oleh kapal LCT 50 GT dan Pelra 35 GT untuk dikirim ke pulau-pulau terpencil seperti wilayah Miangas Kakorotan, Sanana, Bovendigul, Membramo dan lain-lain.

“Dengan dimensi dan karakteristik MiniCont, saya optimis bahwa program tol Iaut dapat berjalan dengan baik untuk menjangkau daerah T3P di seluruh penjuru Indonesia,” jelas Capt. Wisnu.
WhatsApp Image 2018-12-10 at 05.47.43 (1).jpeg
Oleh karena itu, Capt. Wisnu berharap agar PT. PMS sebagai produsen MiniCont, dapat menyelesaikan pembuatan MiniCont mengingat MiniCont diharapkan dapat mengatasi permasalahan logistik sebagai solusi yang cepat dan praktis dengan penyederhanaan alat angkut untuk memotong jalur distribusi serta dapat menjangkau ke seluruh penjuru nusantara.

Capt. Wisnu menambahkan bahwa keberhasilan konektivitas end to end program tol laut selain didukung oleh angkutan laut perintis dan Pelra juga perlu didukung oleh angkutan udara perintis, angkutan penyeberangan perintis dan angkutan jalan raya cargo perintis.

"Dengan demikian, semoga di tahun 2019, penyelenggaraan tol laut dapat terus memberikan hasil positif berupa adanya penurunan disparitas harga antara wilayah Barat Indonesia dengan wilayah Timur Indonesia. Untuk itu, saya mengajak semua kementerian dan lembaga serta stakeholder terkait bersama-sama memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan tol laut yang lebih baik lagi," tutup Capt. Wisnu.


  • berita




Footer Hubla Branding