Senin, 25 Februari 2019

PANGKALAN PLP TUAL DAN BITUNG, SI PENJAGA KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN PERAIRAN INDONESIA TIMUR


Share :
4378 view(s)

JAKARTA (25/2) - Perairan di wilayah Indonesia timur merupakan jalur pelayaran bagi kapal-kapal asing maupun kapal dalam negeri yang bertonase besar sering melintasi daerah-daerah tersebut sehingga memerlukan pengawasan yang ketat.

Oleh karenanya, diperlukan penjagaan, pengamanan, penertiban, serta penegakan peraturan keselamatan pelayaran di wilayah Indonesia Timur, yang mana tugas berat tersebut diemban oleh Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas II Tual dan Pangkalan PLP Kelas II Bitung.

Kepala Pangkalan PLP Tual Alwan Rasyid, mengungkapkan, wilayah perairan yang diawasi oleh Pangkalan PLP Tual sangat luas sekitar 646.000 mil2, meliputi Laut Arafuru, Laut Banda, Laut Seram, Laut Maluku, dan Selat Timor.

"Sedangkan wilayah kerja Pangkalan PLP Tual mulai dari perairan Kupang, Pulau Kambing, Kendari, Luwuk, Sorong, hingga Merauke," kata Alwan.

Menurut Alwan, beberapa perairan di wilayahnya perlu diawasi secara ketat, misalnya di perairan Pulau Banda yang memiliki taman wisata dan biota laut, penyeberangan fery antar pulau di Maluku yang rawan kecelakaan, di Perairan Aru sering terjadi illegal fishing ataupun banyaknya illegal logging di daerah Seram Bagian Barat.

"Kami pun selalu melakukan patroli rutin di beberapa daerah yang menjadi target operasi Pangkalan PLP Tual khususnya di wilayah penyeberangan kapal-kapal ferry yang memerlukan siaga bantuan SAR, di perairan rawan keselamatan pelayaran akibat cuaca buruk, di perairan sekitar Pulau Kei banyak kapal ikan menggunakan bahan peledak, di wilayah pengeboran lepas pantai di Maluku Barat Daya dan tambang emas di Pulau Wetar yang rawan bahaya pencemaran dan kebakaran,” jelasnya.
WhatsApp Image 2019-02-25 at 11.14.51.jpeg
Begitupun dengan daerah perairan yang banyak dilalui kapal tanpa surat-surat kapal yang lengkap serta daerah rawan pencurian dan pengrusakan terhadap Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) juga perlu dilakukan pengawasan dan pengamanan khusus, termasuk perlindungan lingkungan Maritim di kawasan wisata Raja Ampat.

“Seluruh kegiatan patroli dan pengamanan tersebut tentu harus didukung oleh SDM PLP yang profesional serta armada kapal patroli yang andal,” tutur Alwan.

Ia menyebutkan, Pangkalan PLP Tual memiliki 6 (enam) unit kapal patroli mulai kelas I sampai kelas IV, yakni KN. Kalawai, KN. Parang dan KN. Sawalaku, KN.P.308, KN.P.364, KN.P.407, serta 1 (satu) unit Speed Boat dan Sea Rider. Adapun jumlah personil Pangkalan PLP Tual berjumlah 113 orang. 

Sementara itu, Pangkalan PLP Bitung hadir untuk mengamankan wilayah perairan mulai dari Balikpapan, Tarakan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah hingga Sorong.

Kepala Pangkalan PLP Bitung Andy Amran mengatakan bahwa Pangkalan PLP yang dipimpinnya saat ini memiliki 61 orang personil serta sarana dan prasarana penunjang opersional, seperti 6 (enam) unit kapal patroli, bengkel, dermaga, gudang dan Rigid Inflatable Boat.

Adapun keenam unit kapal patroli tersebut terdiri dari kapal kelas I s.d. III berjumlah masing-masing 1 (satu) unit yakni KN. Gandiwa, KN. Pasatimpo, dan KN. 331, serta 3 (tiga) unit kapal kelas V yaitu KN. 50001, KN. 50003 dan KN. 50048.

“Kami berharap seluruh personil PLP dapat memanfaatkan semaksimal mungkin semua potensi yang dimiliki dalam menjalankan tugas, fungsi, dan kewenangan yang diamanatkan kepada kami,” ungkap Andy.

Ia juga berharap, di usia Pangkalan PLP yang akan menginjak 31 tahun, Pangkalan PLP Bitung dapat terus mendukung terwujudnya keselamatan dan keamanan pelayaran di perairan Indonesia.
WhatsApp Image 2019-02-25 at 11.17.42 (1).jpeg
Selain menjalankan tugas rutin mengamankan perairan, Pangkalan PLP Bitung juga selalu siaga dalam pemberian bantuan musibah, seperti dalam misi kemanusian musibah gampa bumi dan tsunami di Palu yang terjadi pada 28 September 2018.

“Pangkalan PLP Bitung turut mengerahkan kapal patroli KN. Gandiwa dan KN. Pasatimpo yang mengangkut bantuan kemanusiaan untuk para korban yang terkena musibah gempa di wilayah Palu-Donggala dan sekitarnya. Adapun bantuan yang pertama kali masuk ke Pelabuhan Pantoloan diangkut oleh KN. Pasatimpo,” terang Andy.

Hal tersebut, merupakan bagian dari Quick Response Team yang dibentuk oleh Kementerian Perhubungan untuk membantu memberikan pertolongan bagi korban gempa bumi dan tsunami di wilayah Sulawesi Tengah.

Program Bersih Pantai

Tidak hanya fokus dalam pengamanan dan penyelamatan di laut saja, Pangkalan PLP Bitung dan Tual juga menggelar kegiatan bersih laut dan pantai sebagai rangkaian kegiatan HUT Pangkalan PLP ke-31 pada tanggal 26 Februari 2019.

Pangkalan PLP Bitung memiliki program menjaga kebersihan laut yang rutin dilakukan hampir setiap bulan sekali. Seperti halnya aksi bersih laut dan pantai yang digelar Pangkalan PLP Bitung di Selat Lembeh pada pekan lalu. 

Begitu pula kegiatan bersih pantai yang dilakukan Pangkalan PLP Tual di wilayah sekitar Pantai Danar pada Jumat (22/2) lalu yang bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan pantai dan laut.


  • berita




Footer Hubla Branding