Jumat, 20 November 2020

SELAIN MAJUKAN LOGISTIK INDONESIA, PELABUHAN PATIMBAN JUGA HIDUPKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT SEKITAR


Share :
3495 view(s)

Jakarta – Pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat tidak hanya memajukan kegiatan logistik namun juga menghidupkan aktivitas ekonomi masyarakat di sekitarnya. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam dialog publik secara virtual dengan tema “Pelabuhan Patimban dan Geliat Ekonomi Nasional” pada Jumat (20/11). 

“Kehadiran pelabuhan Patimban akan makin menghidupkan dan menggeliatkan aktivitas ekonomi, utamanya bagi masyarakat di sekitar infrastruktur transportasi baru tersebut. Kami tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur namun juga aspek ekonomi dan sosial masyarakat wilayah sekitar,” ujar Menhub Budi. 

Sejumlah aksi sosial yang dilakukan Kemenhub diantaranya adalah pemberian Diklat Kewirausahaan, Diklat Pemberdayaan Masyarakat, Pembentukan Koperasi dan Bantuan Kapal dengan kecepatan dan kapasitas tinggi bagi para nelayan. Melalui kegiatan tersebut diharapkan perekonomian masyarakat sekitar semakin meningkat.

Menhub mengatakan, dukungan dari para Pelaku Usaha juga sangat diperlukan untuk mengembangkan Pelabuhan Patimban sehingga semakin membuka kesempatan lapangan kerja dan mengoptimalkan pemanfaatan Pelabuhan Patimban untuk kemajuan ekonomi.

Pelabuhan Patimban akan menjadi pelabuhan besar yang difungsikan untuk kegiatan ekspor impor industri otomotif dan logistik dari dan ke Indonesia. Karena lokasinya dekat dengan lokasi manufaktur yang ada di sekitar Jawa Barat, maka biaya logistik dan waktu perjalanan menjadi lebih efisien. 

“Selama ini, tingginya trafik angkutan berat di Ibu Kota, khususnya yang menuju dan berasal dari Pelabuhan Tanjung Priok—Bekasi, berkontribusi cukup signifikan terhadap terjadinya kemacetan di Ibu Kota. Kedepannya akan dibagi bebannya ke Pelabuhan Patimban, sehingga akan menurunkan tingkat kemacetan dan biaya logistik,” jelas Menhub Budi. 

Sementara itu, ekonom senior Aviliani mengungkapkan apresiasinya kepada Pemerintah yang telah memperhatikan aspek sosial dari Pembangunan Pelabuhan Patimban. Ia mengatakan, aksi sosial yang dilakukan di Patimban bisa menjadi contoh proyek-proyek pembangunan lainnya.

“Pelatihan yang diberikan dapat melatih masyarakat yang terdampak pembangunan. Jadi Pemerintah tetap memikirkan orang yang terkena dampak agar hidupnya menjadi lebih baik dan bisa berdampingan dengan adanya pembangunan,” ungkapnya.

Aviliani menambahkan, dengan kehadiran pelabuhan Internasional bisa menguntungkan Indonesia karena bisa langsung melakukan kegiatan ekspor impor dari dan ke negara tujuan, sehingga keuntungan yang diperoleh jauh lebih besar daripada saat ini yang harus melalui negara lain seperti Singapura atau Malaysia.

Sedangkan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Ahmad Sigit Dwiwahyono  mengatakan, pelabuhan memegang peran sangat penting dalam perdagangan internasional, karena pintu utama untuk bongkar muat ekspor impor.

“Pelabuhan Patimban memiliki nilai yang sangat penting bagi perekonomian nasional karena pelabuhan patimban di dedikasikan untuk menjadi HUB besar dalam produksi kendaraan bermotor di Indonesia maupun ekspor otomotif di pasar global. Melalui kesempatan ini kami mengajak pelaku industri otomotif untuk dapat menjadikan Pelabuhan Patimban sebagai mitra strategis dalam aktivitas bongkar muat barang untuk ekspor impor, sehingga pelabuhan ini bisa menjadi pusat perdagangan internasional,” tuturnya. 

Pelabuhan Patimban merupakan salah satu Proyek  Strategis Nasional (PSN) yang tertuang pada Peraturan Presiden (Perpres) No. 47 Tahun 2016 tentang Penetapan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat dan  Perpres No. 58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN. 

Pemilihan dan penetapan lokasi pelabuhan didasarkan pada hasil studi pra-FS (Feasibility Study) dan FS pada 2015 lalu. Kelayakan Desa Patimban sebagai lokasi pembangunan pelabuhan ditinjau dari berbagai aspek, yaitu aspek transportasi, hukum dan kelembagaan, teknis, lingkungan, keselamatan pelayaran, serta migas. 

Turut hadir dalam acara dialog sebagai narsumber Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus H Purnomo, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Taufiek Bawazier, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), Yohannes Nangoi, Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwader Indonesia (ALFI), Yuki Nugrahawan Hanafi dan Ekonom Senior, Aviliani. (LKW/RDL/LA/HT). 

  • berita




Footer Hubla Branding