Selasa, 5 Desember 2017

INDONESIA BAHAS PENANGANAN MUATAN NIKEL DI SELA-SELA SIDANG IMO ASSEMBLY


Share :
4102 view(s)

LONDON (5/12) - Pemerintah Indonesia menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan negara-negara anggota International Maritime Organization (IMO) yang telah memberikan suaranya kepada Indonesia dalam pemilihan anggota Dewan IMO Kategori C hari Jumat lalu (1/12).

"Indonesia menyampaikan terima kasih atas kepercayaan negara-negara anggota IMO sehingga Indonesia kembali terpilih menjadi anggota Dewan IMO Kategori C periode 2018 - 2019," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Rudiana yang disampaikan pada lanjutan sidang IMO Assembly hari Senin (4/12) kemarin.

Setelah pemilihan anggota Dewan IMO, lanjutan sidang IMO Assembly dilaksanakan hingga tanggal 6 Desember 2017 dan ditutup dengan sidang IMO Council periode 2018-2019 pada tanggal 7 Desember 2017.

"Sidang IMO Assembly terdiri dari 2 komite, komite 1 untuk membicarakan administrasi dan komite 2 untuk membahas terkait aspek teknisnya," ujar Rudiana.

Disela-sela sidang IMO Assembly, ada pembahasan khusus mengenai International Maritime Solid Bulk Cargo (IMSBC) dimana Indonesia merupakan salah satu negara produsen nikel terbesar di dunia.
IMG-20171205-WA0056.jpg
IMO sebagai badan khusus PBB yang menangani isu maritim, menaruh perhatian pada isu IMSBC Code, yang merupakan bagian dari The International Convention for the Safety of Life at Sea, 1974 (SOLAS Convention).

IMSBC Code ini melengkapi pengangkutan kargo curah padat yang ada dalam chapter VI SOLAS. Tujuan code ini adalah mengatur penyimpanan dan pengangkutan kargo curah padat dengan memberikan informasi mengenai resiko bahaya yang dibawa pada pengangkutan beberapa jenis kargo curah padat dan prosedur yang harus dilakukan pada saat adanya pengangkutan.

“Fokus IMO pada kegiatan ini di Indonesia adalah pada pengangkutan nikel, mengingat Indonesia adalah salah satu produsen nikel terbesar di dunia, dan nikel memiliki risiko pengangkutan yaitu bisa mencair dalam perjalanan, sehingga mengganggu stabilitas kapal, dan membahayakan keselamatan kapal bila tidak ditangani secara khusus saat sebelum loading, saat loading dan pengangkutan,” kata Rudiana.

Untuk itu, menurut Rudiana, pada prinsipnya, Indonesia mengikuti dan kooperatif dengan pemenuhan aspek keselamatan pelayaran khususnya penempatan muatan  nickel ore di atas kapal. 

Sebelumnya, Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan bekerjasama dengan IMO menggelar National Awareness Workshop on the Implementation of the International Maritime Solid Bulk Cargo (IMSBC) Code, with Special Focus on Cargoes that may liquefy di Jakarta, 6 November 2017 lalu.

Workshop tersebut, diselenggarakan atas kerja sama dengan IMO dalam kerangka Integrated Technical Cooperation Programme (ITCP).

ITCP adalah program capacity-building dalam sektor maritim yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan negara anggota dalam menerapkan instrumen IMO secara menyeluruh untuk keselamatan dan keamanan pelayaran, peningkatan perlindungan lingkungan dan fasilitasi jalur maritim internasional.



  • berita




Footer Hubla Branding