Sabtu, 13 Oktober 2018

DIRJEN HUBLA, 5 DARI 50 UNIT HUNIAN TRANSISI DISERAHTERIMAKAN KEPADA KORBAN GEMPA DI LOMBOK UTARA


Share :
1998 view(s)

LOMBOK (13/7) – Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyerahkan 5 unit Hunian Transisi (Huntras) dari total 50 unit Huntara yang dibangun Kementerian Perhubungan kepada warga yang terkena musibah gempa bumi di wilayah Kecamatan Pemenang, Lombok Utara pada hari ini (13/10).


Adapun 5 unit tersebut merupakan bagian dari total 50 unit Hunian Transisi yang sedang dibangun oleh Kementerian Perhubungan yang bekerjasama dengan Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM).

"Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM) tengah membangun 50 unit tempat tinggal bagi para korban dengan sistem hunian transisi menuju tetap (huntras) di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Baru saja Menhub menyerahkan 5 unit Huntras yang sudah jadi kepada warga Kecamatan Pemenang," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo saat mendampingi Menteri Perhubungan pada acara penyerahan Huntras dimaksud.

Dirjen Agus menjelaskan bahwa dari total 50 unit rumah yang dibangun, 25 unit di antaranya merupakan bantuan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan 25 unit lainnya bantuan Direktorat Jenderal Perkeretaapian serta partisipasi dari stakeholder perhubungan laut seperti  Indonesian National Shipowner Association (INSA), APTPI (Asosiasi Pengusaha Terminal Petikemas Indonesia), WIMA (Women In Maritime) Indonesia serta insan Perhubungan Laut dan juga para stakeholder perkeretaapian.

"Pembangunan rumah ini bisa terwujud atas dukungan jajaran Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah serta kepedulian dari stakeholder dan mitra kerja perhubungan sebagai bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) bagi masyarakat," ungkap Dirjen Agus.
IMG-20181013-WA0046.jpg
Rumah yang didesain oleh FT UGM ini, lanjut Dirjen Agus, dibangun dengan luas 18 meter persegi (3 x 6 m) dan sifatnya temporer, yang kemudian nantinya bisa dijadikan rumah permanen yang lebih luas lagi.

"Konsepnya memang dimulai sebagai hunian sementara yang dapat dibangun cepat, relatif murah dan mudah, selanjutnya tumbuh menjadi hunian tetap secara bertahap sesuai dengan kemampuan penghuni," jelasnya.

Dirjen Agus berharap sisa pembangunan dapat berjalan lancar sesuai yang direncanakan serta dapat meringankan beban masyarakat Lombok yang terdampak gempa.

“Insya Allah apa yang telah kita lakukan dapat meringankan beban saudara kita di Lombok. Semoga Lombok bisa segera bangkit," tutup Dirjen Agus.

Sebagaimana diketahui, rumah yang dibangun dengan sistem huntrap ini menggunakan rangka baja yang lebih tahan gempa. Adapun biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit rumah sebesar 16,5 juta rupiah untuk biaya rangka struktur, rangka atap, penutup atap berbahan baja/spandek, dan rangka dinding. Sedangkan untuk pengisi dinding memanfaatkan material bangunan lama yang kondisinya masih baik.

Hadir pada kesempatan tersebut selain Menteri Perhubungan dan Dirjen Perhubungan Laut adalah Dirjen Perhubungan Darat, Budi Setyadi, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah beserta jajarannya, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas II Lembar, Capt. Hermawan, Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas I Pemenang, Jasra Irawan serta perwakilan stakeholder di sektor transportasi laut.


  • berita




Footer Hubla Branding