Selasa, 30 Agustus 2022

SETIAP KAPAL YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI TELUK BABANG, LABUHA, DAN GANE DALAM WAJIB PANDU


Share :
451 view(s)

BABANG - Setiap kapal yang melakukan kegiatan di Teluk Babang, Teluk Labuha dan Teluk Gane Dalam wajib dipandu oleh petugas pandu yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Kantor Unit Penylenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Babang.

 

Dasar penetapan perairan wajib pandu berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 62 Tahun 2022 tentang Penetapan Perairan Wajib Pandu Kelas II pada Perairan Pelabuhan Babang, Teluk Babang, Teluk Labuha, dan Perairan Teluk Gane Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.

 

Juga berdasarkan dasar pelimpahan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor: KP-DJPL 591 Tahun 2022 Tentang Pemberian Pelimpahan Kepada Badan Usaha Pelabuhan PT. Pelabuhan Trans Nusantara Untuk Melaksanakan Pelayanan Jasa Pemanduan dan Penundaan Kapal di Perairan Wajib Pandu Kelas II di Perairan Pelabuhan Babang, Teluk Babang, Perairan Teluk Labuha, dan Perairan Teluk Gane Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.

 

Isi keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut diantaranya

Pertama: Memberikan pelimpahan kepada Badan Usaha Pelabuhan PT. Pelabuhan Trans Nusantara untuk melaksanakan pelayanan jasa pemanduan dan penundaan kapal di Perairan Wajib Pandu Kelas II Pada Perairan Pelabuhan Babang, Teluk Babang, Perairan Teluk Labuha dan Perairan Teluk Gane Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara.

 

Kedua: Dalam melaksanakan pelayanan jasa pemanduan dan penundaan kapal, sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KESATU, Badan Usaha Pelabuhan PT. Pelabuhan Trans Nusantara diwajibkan:

  1. Memberikan pelayanan pemanduan secara wajar dan tepat sesuai sistem dan prosedur pelayanan yang ditetapkan oleh pengawas pemanduan setempat.
  2. Menjaga validasi sertifikasi sumber daya manusia pemanduan sarana bantu dan prasarana pemanduan;
  3. Memenuhi standar kinerja pelayanan jasa pemanduan dan penundaan kapal yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, antara lain memenuhi tingkat kecukupan dan kehandalan sumber daya manusia pemanduan, sarana bantu dan prasarana pemanduan;
  4. Melaporkan apabila terjadi hambatan dalam pelaksanaan pemanduan kepada pengawas pemanduan.
  5. Menetapkan tarif pemanduan dan penundaan kapal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
  6. Membayar kontribusi kepada Negara berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 

Ketiga: Menetapkan Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Babang sebagai pengawas pemanduan di Perairan Wajib Pandu Kelas II Perairan Wajib Pandu Kelas II Pada Perairan Pelabuhan Babang, Teluk Babang, Perairan Teluk Labuha dan Perairan Teluk Gane Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara di Wilayah Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Babang Provinsi Maluku Utara.

 

Keempat: Pelaksanaan pelayanan jasa pemanduan dan penundaan kapal sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU dievaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali oleh pengawas pemanduan setempat, dan evaluasi pelimpahan kembali dilakukan oleh Direktur Jenderal setiap 2 (dua) tahun.

 

Kelima: Direktur Kepelabuhanan melaksanakan pembinaan teknis terhadap pelaksanaan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut ini.

 

Keenam: Pemegang pelimpahan pemanduan dan penundaan kapal sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU dapat dicabut apabila pemegang pelimpahan        pelaksanaan pemanduan dan penundaan kapal melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pelayaran.

 

Ketujuh: Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

 

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Agustus 2022 oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut Ir. Arif Toha. (*)

  • berita
  • humas laut




Footer Hubla Branding