Jumat, 22 Desember 2017

TAHUN 2018, KEMENHUB SIAPKAN DUA TRAYEK BARU DAN TIGA FEEDER ANGKUTAN TOL LAUT


Share :
2524 view(s)

JAKARTA (21/12) - Kementerian Perhubungan akan menyiapkan 2 (dua) trayek baru untuk Tol Laut di tahun 2018 sehingga trayek Tol Laut secara keseluruhan dengan yang sudah ada menjadi 15 (lima belas) trayek.


Demikian yang disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo yang mewakili Menteri Perhubungan dalam acara Seminar Nasional Transportasi Laut pada hari ini (21/12)  bertempat di Hotel Le- Meridien Jakarta.


"Sebagai wujud dalam meningkatkan konektivitas transportasi nasional melalui program tol laut, pada tahun 2018 Kementerian Perhubungan akan menyiapkan tambahan 2 trayek layanan kapal tol laut dan 3 feeder, yang akan terintegrasi dengan tol Urara sehingga pelayanan distribusi barang dari dan ke wilayah  yang masih terpencil, terluar dan perbatasan khususnya di wilayah Indonesia Bagian Timur akan semakain lancar sesuai yang diharapkan," ujar Dirjen Agus.


Sementara itu, Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri, Capt. Wisnu Handoko yang menjadi narasumber dalam acara dimaksud menyebutkan bahwa dengan adanya tol laut, berdampak terhadap penurunan harga komoditas seperti penurunan harga semen, gula pasir, tepung terigu, minyak goreng kemasan.


"Dari data yang ada, dengan adanya tol laut terjadi penurunan lumayan dari harga komoditas semen di wilayah  Wamena Irian yaitu dari Rp 500.000 menjadi Rp 300.000," kata Capt. Wisnu.


Meski demikian, lanjut Capt. Wisnu tidak dapat dipungkiri bahwa program tol masih belum berjalan secara optimal karena masalah rantai pasok yang belum merata di wilayah timur. Selain itu, ketika tol laut singgah mendistribusikan logistik di wilayah timur maka pada saat kembali ke wilayah barat kapal-kapal tersebut tidak membawa muatan sehingga beban biasa pengantaran masih tinggi.


Wisnu juga mengatakan bahwa guna peningkatan pelayanan program tol laut ke depan perlu  adanya peningkatan sistem pengawasan pengguna subsidi diantaranya kepada shopper, penerima muatan dan operator sehingga subsidi tol laut tepat sasaran terutama dalam mengendalikan disparitas harga.


"Diperlukan usaha keras masyarakat daerah dan pemerintah daerah untuk memanfaatkan program tol laut dalam mengembangkan daya saing daerah, mulai menjual hasil daerah keluar agar memberi nilai lebih," kata Wisnu.


Wisnu juga menegaskan perlunya meningkatkan sistem pengawasan pengguna subsidi diantaranya shipper, penerima muatan dan operator agar subsisdi tol laut tepat sasaran terutama dalam mengendalikan disparitas harga.


Seminar yang diprakarsai oleh Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) tersebut mengambil tema “Perkembangan Program Infrastruktur Maritim Untuk Meningkatkan Konetivitas di Indonesia sebagai Bagian dari Poros Maritim Dunia serta Outlook Transportasi Indonesia 2018” yang dipandu oleh praktisi dan pemerhati transportasi, Ajiph Razifwan Anwar dengan 4 orang narasumber yaitu Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri Ditjen Hubla, Capt. Wisnu Handoko, DPP INSA, Capt. Witono, Direktur Usaha Barang dan Tol Laut PT. Pelni, Hary Budiarto dan

Executive VP Strategi Perusahaan PT. Pelindo 2, Rio Lasse.

  • berita




Footer Hubla Branding