Sabtu, 8 April 2017

Ditjen Hubla Evakuasi Tubrukan Kapal MT Samudera Biru 168 Dengan KM Rokan Permai Di Pontianak


Share :
4805 view(s)

PONTIANAK - Peristiwa tubrukan kapal tanker MT Samudera Biru 168 dengan KM Rokan Permai di perairan Sekitar Sumber Harapan, Wajok, Pontianak, Kalimantan Barat terjadi pada Jumat (7/4/2017) dinihari.

Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A. Tonny Budiono menyebutkan bahwa kapal tanker yang dinakhodai oleh Izaak Jitipeuw dan 18 ABK itu membawa bahan bakar minyak.

"Adapun jenis BBM yang diangkut berupa pertalite 2.952.053 kilo liter (KL) dan pertamax sebanyak 404.323 KL," ujar Tonny.

Lebih lanjut, Dirjen Tonny menyebutkan bahwa Kapal berangkat dari Pelabuhan Merak pada Jumat (31/3) dengan tujuan Pelabuhan Pontianak.

Pada Jumat (7/4) pagi, kapal tanker itu berada di perairan Sumber Harapan, Wajok, di posisi 00 01 3,65 N // 109 15 45,5 E.

Di posisi sama terdapat KM Rokan yang akan keluar dari OB (outter bar) sehingga bertubrukan dengan kapal Samudera Biru yang mengakibatkan lambung kanan bagian buritan di atas garis muat robek sekitar 10 meter dan terjadi kebakaran di kamar mesin.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pontianak Junaidi menuturkan bahwa pihak ya segera melakukan aksi evakuasi setelah menerima laporan tubrukan kapal tersebut.

"Kami mendapat laporan dari Manager Kepanduan Pontianak dan Agen Pertamina. Selanjutnya langsung berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait," ungkap Junaidi.

Sekitar pukul 04.00, tim pemadam berhasil memadamkan kapal terbakar dengan waktu selama 2,5 jam setelah dilakukan pemindahan kapal terlebih dahulu ke tempat yang lebih aman.

Adapun kapal yang diterjunkan antara lain KNP. 5207 milik KSOP Pontianak, TB Khatulistiwa-01 milik Pelindo, TB. Muara Jati milik Pelindo, TB. Ocean West milik BTN, TB Pandu Jaya II milik Puma Pratama, dan TB. Bina Vista 3 milik PT Bina Vista.

Selain itu, kapal Negara Kenavigasian KN. Pengiki milik Distrik Navigasi Pontianak ikut melakukan evakuasi dan membantu aksi SAR.

"Kami kerahkan armada KPLP dan Ditnav untuk melakukan pemadaman kapal, kami juga melakukan penyelamatan awak kapalnya," imbuh Junaidi.

Hingga saat ini Pelabuhan Pontianak menjadi posko penanganan. Menurut Junaidi, ia juga melakukan pemasangan oil boom di sekitar kapal yang tubrukan tersebut.

"Dugaan sementara tidak ada faktor alam dan manusia. Namun dari sisi teknis diduga KM Rokan tiba-tiba mengalami error kemudi dan haluan ke kanan," pungkas Junaedi.

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan sekali lagi menegaskan pentingnya mengutamakan keselamatan pelayaran. Bukan hanya dari sisi Regulator yang telah mengeluarkan sejumlah aturan dan rambu-rambu dalam meningkatkan keselamatan pelayaran juga diperlukan peran serta dan kepedulian Operator terhadap pentingnya keselamatan pelayaran. Perlu adanya pelaksanaan ISM Code untuk perusahaan pelayaran agar para petugas di kapal mengerti mengenai manajemen keselamatan di kapal sehingga kejadian tubrukan ini tidak terulang kembali.​
  • berita




Footer Hubla Branding