Selasa, 18 Juni 2019

DITJEN HUBLA BANTU PENCARIAN KORBAN MUSIBAH TENGGELAMNYA PERAHU KAYU KM. AMIN JAYA


Share :
4390 view(s)

SUMENEP (18/6) – Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Kalianget mengirimkan tim bantuan untuk mengevakuasi dan mencari korban kecelakaan laut yang menimpa perahu kayu KM. Amin Jaya pada Senin (17/6) sekitar pukul 14.45 WIB di wilayah Perairan Pulau Giliyang, Sumenep, Madura.

Kantor KSOP Kelas IV Kalianget telah berkoordinasi dengan instansi terkait di Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Sumenep untuk membantu proses pencarian korban yang masih hilang.

“Kami telah mengerahkan kapal patroli untuk melakukan operasi gabungan pencarian korban bersama instansi terkait yang terlibat, antara lain Tim SAR Basarnas Surabaya, Pangkalan PLP Surabaya, Polair Sumenep, dan BPBD Sumenep,” kata Kepala KSOP Kelas IV Kalianget, Supriyanto hari ini (18/6).

Dari data yang diterima hingga saat ini, sebanyak 40 orang berhasil diselamatkan, 16 orang meninggal dunia dan 1 orang masih dalam pencarian. Dengan demikian, total penumpang yang terdata sebanyak 57 orang. 

Supriyanto menjelaskan bahwa perahu kayu KM. Amin Jaya merupakan perahu kayu berukuran GT 3 yang berangkat dari Pelabuhan Pulau Gowa-Gowa Kecamatan Raas menuju Kalianget pada Senin (17/6). Dalam pelayarannya, KM. Amin Jaya yang dinakhodai oleh Arim mengalami kondisi angin kencang dan ombak besar.

“Di tengah perjalanannya berlayar, KM. Amin Jaya diterjang ombak sampai kapal mengalami pecah hingga akhirnya tenggelam di wilayah Perairan Giliyang, Sumenep,” imbuhnya.
WhatsApp Image 2019-06-18 at 16.33.27.jpeg
Saat kejadian, korban penumpang perahu tersebut ditolong oleh nelayan dari Desa Legung Kecamatan Batang-Batang yg kebetulan sedang mencari ikan di wilayah Perairan Giliyang, dan korban yang sempat ditolong oleh nelayan baik yang hidup maupun meninggal dibawa ke pelabuhan Dungkek.

Sebagaimana diketahui, Pulau Gowa-Gowa adalah sebuah pulau kecil di sebelah timur Pulau Raas dangan jarak kurang lebih 20 mil laut. Di pulau ini dipastikan tidak ada pelabuhan.

Menurut Supriyanto, transportasi laut memang masih menjadi andalan utama masyarakat yang tinggal di pulau-pulau di Madura. Namun demikian, faktor keselamatan harus selalu diutamakan dan menjadi tanggungjawab bersama semua pihak. 

“Untuk itu, kami minta kepada seluruh masyarakat agar selalu mengutamakan keselamatan dan memastikan kondisi kapal yang dinaiki layak dan berangkatlah dari pelabuhan serta pastikan cuaca di sepanjang pelayaran memungkinkan untuk dilayari agar tidak terjadi musibah di laut,” pungkas Supriyanto.



  • berita




Footer Hubla Branding