GRESIK (24/6) - Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Gresik meluncurkan Aplikasi Program Pengawasan Kegiatan Kepelabuhanan secara online di Pelabuhan Gresik.
Peluncuran aplikasi yang diberi nama "Giri Indera Samudera (GIS)" ini dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R Agus H. Purnomo secara virtual melalui Aplikasi online Meeting yang diikuti oleh perwakilan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik, para Pejabat di Lingkungan Ditjen Perhubungan Laut, para Kepala UPT di Wilayah Jawa Timur, Instansi Pemerintah dan Stakeholder terkait di wilayah Gresik, para pimpinan TUKS dan Asosiasi di Wilayah Gresik.
Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R Agus H. Purnomo peluncuran program pengawasan kegiatan kepelabuhanan di Kawasan Pelabuhan Gresik ini merupakan yang pertama kali dan menjadi pilot project bagi pengawasan kegiatan kepelabuhanan secara online di Indonesia.
Untuk tahap awal, difokuskan pada pengawasan kegiatan kepelabuhanan berbasis Sistem Informasi Geografis di Pelabuhan Gresik dan kedepannya akan segera diberlakukan secara nasional serta terintegrasi dengan sistem pelayanan yang sudah ada seperti Inaportnet.
Di era industri 4.0, terobosan ini dinilai sangat tepat di mana Kantor KSOP Kelas II Gresik selaku regulator di pelabuhan Gresik telah memanfaatkan Teknologi Informasi dalam memberikan pelayanan dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan melalui CCTV yang terintergrasi pada sebuah ruang kontrol di Kantor KSOP Kelas II Gresik.
“Peluncuran Aplikasi GIS ini sangat tepat, mengingat keterbatasan sumber daya manusia dan cakupan area pengawasan yang sangat luas di wilayah Pelabuhan Gresik sehingga langkah ini diharapkan akan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih mudah, efektif, dan efisien," kata Agus.
Sementara Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Gresik, R. Totok Mukarto dalam laporannya menyampaikan bahwa program Apliksasi GIS ini merupakan program aksi perubahan dari Kepala Kantor KSOP Kelas II Gresik yang bertemakan Peningkatan Pelayanan dan Pengawasan Kegiatan Kepelabuhanan Berbasis Sistem Informasi Geografis di Pelabuhan Gresik.
Menurut Totok, saat ini di wilayah Pelabuhan Gresik terdapat 12 Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) dan 4 Badan Usaha Pelabuhan (BUP). Untuk TUKS dimaksud antara lain PT. Jasa Mulia Abadi raya, PT. Sumber Mas Indah Plywood, PT. Indonesia Marina Shipyard, PT. Wilmar Nabati Indonesia, PT. Semen Indonesia, PT. Delta Artha Bahari Nusanatara, PT. Pembangkitan Jawa Bali, PT. Pertamina Bintumen Gresik, PT. Petrokimia Gresik, PT. Smelting, PT. Karya Indah Alam Sejahtera, PT. Orela Shipyard. Sedangkan Badan Usaha Pelabuhan adalah PT. Pelindo III Cabang Gresik, PT. Gresik Jasa Tama, PT. Siam Maspion Terminal dan PT. Berlian Manyar sejahtera.
"Dengan melihat banyaknya Terminal Untuk Kepentingan Sendiri dan Badan Usaha Pelabuhan di wilayah kerja Kantor KSOP Kelas II Gresik, serta sumber daya manusia yang minim, maka KSOP Kelas II Gresik melakukan terobosan guna memaksimalkan pengawasan kegiatan kepelabuhan pada TUKS dan BUP guna pelayanan yang lebih baik," tutup Totok.