JAKARTA (8/4) - Menindaklanjuti rencana penerapan Electronic Pilotage (E-Pilotage) di perairan Indonesia, Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan melakukan uji coba (test bed) di wilayah perairan Indonesia, khususnya di 4 (empat) stasiun Vessel Traffic Services (VTS).
Demikian disampaikan oleh Direktur Kenavigasian, Hengki Angkasawan ditemui di Jakarta (8/4).
Hengki mengungkapkan, test bed tersebut rencananya akan dilaksanakan secara tentatif pada minggu keempat bulan Mei sampai dengan minggu ketiga bulan Juni tahun 2020 di 4 (empat) Stasiun VTS, yaitu VTS Batam, VTS Tanjung Priok, VTS Benoa dan VTS Tarakan, serta tentunya sambil menunggu dan memperhatikan perkembangan lebih lanjut terkait masa tanggap darurat pandemi COVID-19.
“Dengan pelaksanaan test bed ini kita bisa mendapatkan gambaran utuh bagaimana E-Pilotage dilaksanakan sesuai ketentuan-ketentuan Internasional serta best practices/pelaksanaan di negara-negara lain, termasuk kendala atau hambatan dalam operasionalnya,” ujar Hengki.
Dengan demikian, Hengki menambahkan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut kemudian dapat melakukan evaluasi dan pengembangan yang dibutuhkan, baik di bidang regulasi, peralatan, maupun Sumber Daya Manusia (SDM).
Adapun untuk mewujudkan terlaksananya test bed ini, menurut Hengki, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dalam hal ini Direktorat Kenavigasian dan Direktorat Kepelabuhanan akan menyiapkan draft template scenario pelaksanaan test bed E-Pilotage, serta melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksaan test bed tersebut.
Lebih lanjut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, melalui Distrik Navigasi akan melaksanakan koordinasi lebih lanjut dengan PT. Pelindo I , PT. Pelindo II, PT. Pelindo III dan PT. Pelindo IV serta Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) terkait untuk melakukan finalisasi draft template skenario pelaksanakan test bed E-Pilotage yang sebelumnya sudah disampaikan oleh Direktorat Kenavigasian.
“Pelaksanaan test bed ini akan melibatkan banyak pihak, baik itu Distrik Navigasi, KSOP dan juga stakeholder terkait yakni PT. Pelindo I, PT. Pelindo II, PT. Pelindo III, dan PT. Pelindo IV yang masing-masing memiliki peranan tersendiri dalam pelaksanaan test bed,” jelas Hengki.
Distrik Navigasi akan menyiapkan SDM terkait VTS serta berkoordinasi dengan vendor penyedia peralatan untuk menyiapkan keandalan peralatan VTS, termasuk pelaksanaan kalibrasi dan validasi peralatan.
Sedangkan PT. Pelindo I, PT. Pelindo II, PT. Pelindo III, dan PT. Pelindo IV akan menyediakan kapal yang akan berpartisipasi dalam pelaksanaan test bed serta menyiapkan Pilot/Pandu yang memiliki kompetensi.
“Distrik Navigasi beserta PT. Pelindo terlebih dulu akan melaksanakan simulasi pelaksanaan tes bed dan demi kelancaran pelaksanaan tentunya akan dibuat SK Tim Pelaksana yang beranggotakan seluruh pihak dan stakeholder terkait,” tutup Hengki.
Sebagai informasi, pelaksanaan uji coba atau test bed pemanduan secara elektronik atau E-Pilotage ini merupakan salah satu program quick wins Ditjen Perhubungan Laut dan merupakan salah satu program penting untuk mengoptimalisasikan peran VTS di Perairan Indonesia.