MARUNDA (29/12) - Seluruh kru kapal Tugboat TB. Sri Maju 933 yang tenggelam di kira-kira 60 mil laut arah Timur Laut Pulau Pabelokan atau kira-kira 45 mil laut dari Arjuna Offshore telah berhasil dievakuasi oleh kapal tug boat TB. Biliton 288 dan dibawa ke Pelabuhan Marunda pada (28/12).
"Informasi dari pemilik kapal TB. Biliton 288 bahwa pada Kamis lalu (27/12) TB. Sri Maju mengirimkan pesan melalui radio UHF membutuhkan pertolongan karena sedang dalam kondisi darurat. Kemudian seluruh kru yang berjumlah 10 orang berhasil dievakuasi dan diselamatkan oleh TB Biliton 288," jelas Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas V Marunda, Yuserizal.
Berdasarkan laporan kru kapal, kapal TB. Sri Maju 933 ini mengalami kebocoran pada buritan kapal sehingga ruang mesin terendam air.
"Menurut laporan kru, kapal mengalami kebocoran sehingga air masuk ke ruang mesin setinggi 1 meter. Kru kapal sudah berusaha memompa namun tidak berhasil," terang Yuserizal.
Menurut informasi, pada saat kejadian cuaca dalam kondisi yang buruk, ombak diperkirakan mencapai 2 meter.
Adapun Kapal TB. Sri Maju 933 yang berangkat pada Senin, 24 Desember 2018 dari Tanjung Pelumpang, Manggar ke Tanjung Priok dengan membawa muatan pasir tenggelam di perairan Kepulauan Seribu.
"Notice to Mariner sudah disebarluaskan untuk memperingati nakhoda kapal-kapal lainnya yang sedang melintas di wilayah perairan tersebut," tutup Yuserizal.
*Ditjen Hubla Terbitkan Maklumat Pelayaran terkait Cuaca Ekstrim*
Terkait dengan cuaca ekstrim yang terjadi beberapa hari ini, Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan Maklumat Pelayaran Nomor TX-38/XII/DN-18 tertanggal 28 Desember 2018 untuk menginformasikan para nakhoda kapal agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrim yang masih terjadi di beberapa perairan Indonesia.
Berdasarkan hasil pemantauan BMKG tanggal 27 Desember 2018, diperkirakan dari tanggal 27 Desember 2018 hingga 2 Januari 2019, gelombang dengan ketinggian empat hingga enam meter masih terjadi di sejumlah perairan di wilayah Indonesia.
Ketinggian gelombang 4 - 6 meter berpeluang terjadi di Perairan Laur Natuna Utara, Perairan Kepulauan Anambas, Perairan Kepulauan Natuna, Samudera Hindia Selatan Jawa Timur, dan Laut Arafuru Bagian Timur.
Sedangkan tinggi gelombang 2,5 - 4 meter diperkirakan akan terjadi di Perairan Laut Natuna, Selat Karimata, Perairan Barat Kalimantan, Perairan Selatan Kalimantan, Selat Gelasa, Laut Jawa, Perairan Kepulauan Karimun Jawa, Perairan Pulau Bawean-Masalembu, Perairan Utara Jawa Tengah-Jawa Timur, Perairan Kepulauan Kangean, Laut Bali, Laut Sumbawa, Selat Makassar Bagian Selatan, Perairan Amamapere Agats, Perairan Barat Yos Sudarso, Selat Sunda Bagian Selatan, Perairan Selatan Pulau Jawa hingga Pulau Sumbawa, Selat Bali-Selat Lombok-Selat Alas Bagian Selatan, Samudera Hindia Selatan Banten hingga Jawa Tengah, Samudera Hindia Selatan Bali hingga NTB, Laut Arafuru Bagian Barat-Tengah, dan Samudera Pasifik Utara Halmahera.