JAKARTA (20/3) – Tingkatkan kerjasama regional khususnya di bidang maritim, Australian Maritime Safety Authority (AMSA) dan Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bahas keselamatan pelayaran di Kantor Kementerian Perhubungan pada hari ini (20/3).
Chief Executive Officer (CEO) Australian Maritime Safety Authority (AMSA) Mr. Mick Kinley bersama rombongan dari AMSA dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta diterima oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo didamping Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Hubungan Internasional Dewa Made J. Sastrawan, Direktur Perkapalan dan Kepelautan Junaidi, Direktur Kenavigasian Sugeng Wibowo, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Capt. Jhonny R. Silalahi serta pejabat terkait lainnya.
Dalam pertemuan dimaksud dibahas mengenai hubungan kerjasama yang erat antara Ditjen Hubla dan AMSA yang telah terjalin selama ini melalui kerjasama Indonesia Transport Safety Assistance Packages (ITSAP) dan Transport Sector Forum di tingkat Kementerian.
“Hal lain yang dibahas pada pertemuan tersebut yaitu terkait peningkatan hubungan kerjasama di bidang Port State Control (PSC), penanggulangan tumpahan minyak serta isu tentang Montara Oil Spill dan perkembangannya,” ujar Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Capt. Jhonny R. Silalahi usai mendampingi Dirjen Hubla menerima AMSA di Jakarta (20/3).
Selanjutnya beberapa isu lain terkait keselamatan pelayaran rencananya akan dibahas lebih mendalam pada Roundtable Discussion dengan jajaran Ditjen Perhubungan Laut esok hari (21/3).
“Dalam Roundtable Discussion tersebut, CEO AMSA berkeinginan untuk membahas lebih mendalam mengenai beberapa isu antara lain Global Sulphur Limit, Climate Change, IMO Governance, IMO Submission, Port State Control, Carriage of Bulk Cargoes, dan usulan program ITSAP.
Setelah pelaksanaan Roundtable Discussion, rombongan CEO AMSA rencananya akan melakukan kunjungan/site visit ke pelabuhan Tanjung Priok untuk bertemu dengan Kepala Kantor Kesyahbandaran Tanjung Priok.
“Pada kunjungan ke Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok, CEO AMSA ingin melihat pelaksanaan Port State Control dan Flag State Control di pelabuhan karena Australia juga merupakan negara anggota Tokyo MoU dan akan mengusulkan kerjasama untuk meningkatkan Port State Control dan Flag State Control,” pungkas Capt. Jhonny.
Sementara itu, Direktur Kenavigasian, Sugeng Wibowo yang turut serta dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa pertemuan dimaksud juga membahas mengenai keinginan Indonesia kepada Australia agar membantu penyusunan Traffic Separation Scheme (TSS) di Selat Lombok dan Selat Sunda serta Particularly Sensitive Sea Areas (PSSA) di Kepulauan Gili dan Nusa Penida Bali.
“Isu mengenai usulan Indonesia untuk meningkatan kapasitas pandu Indonesia juga turut dibahas dalam pertemuan tersebut,” jelas Sugeng.
Sugeng juga menambahkan pertemuan AMSA dan Ditjen Hubla berlangsung dengan baik dan pada kesempatan tersebut Dirjen Perhubungan Laut menyampaikan terima kasih atas kunjungan CEO AMSA dan melihat potensi bidang Kerjasama di bidang peningkatan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim.
Sebagai informasi, pada tanggal 5 dan 6 Maret 2018 delegasi dari AMSA telah melakukan kunjungan ke Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bertemu dengan Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Direktur Perkapalan dan Kepelautan dan Direktur Kepelabuhanan. Adapun tujuan dari kunjungan kerja tersebut adalah untuk membahas mekanisme pencegahan dan penanggulangan kejadian pencemaran lingkungan di laut, sebagai langkah awal pembentukan program perlindungan lingkungan laut Ditjen Hubla-AMSA untuk digunakan sebagai data pegangan ITSAP di masa mendatang.