JAKARTA (16/12) – Sidang Majelis International Maritime Organization (IMO) ke-32 resmi ditutup. Sidang tersebut berlangsung mulai tanggal 6 hingga 15 Desember 2021 serta ditutup langsung oleh Sekretaris Jenderal IMO, Mr. Kitack Lim secara virtual pada Rabu malam (15/12).
Pada Sidang Majelis ke-32 di hari terakhir ini, Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Logistik, Multimoda dan Keselamatan, Cris Kuntadi menyampaikan apresiasi serta penghargaannya kepada IMO dan 2 Lembaga Pendidikannya World Maritime Organization (WMU) dan IMO International Maritime Law Institute (IMLI) telah memberikan kontribusi efektif dalam memberikan pendidikan kepada pejabat pemerintah, terutama dari Negara Berkembang, dan mengakui kontribusi langsungnya terhadap kemajuan tujuan dan sasaran Negara Anggota IMO dan untuk pelaksanaan Program Kerjasama Teknis Terpadu Organisasi.
“Kami menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah Swedia dan Pemerintah Malta atas dukungannya yang berkelanjutan untuk menjadi tuan rumah World Maritime Organization (WMU) dan IMO International Maritime Law Institute (IMLI) guna menyediakan tempat akademik, dan kepada semua Pemerintah dan organisasi donor lainnya atas dukungannya yang berkelanjutan kepada Universitas,” ucap Cris Kuntadi saat menghadiri Sidang Majelis IMO ke-32 hari terakhir secara virtual pada Rabu Malam (15/12) di Jakarta.
Ia menyampaikan bahwa Indonesia juga mengakui pentingnya pekerjaan World Maritime University (WMU) sebagai salah satu landasan misi pengembangan kapasitas IMO,
“Hingga saat ini, lebih dari 170 mahasiswa Indonesia telah bergelar master dari WMU dan IMLI. Pada tahun 2021 saja, tiga mahasiswa sedang menempuh pendidikan magister dan satu doktoral,” ucap Cris. “Para alumni telah terbukti menjadi sumber daya manusia yang sangat mumpuni di unit kerjanya dengan banyak yang menjadi pemimpin,” tambahnya.
Sampai dengan tahun 2020, Indonesia juga menjadi Negara nomor 4 (empat) terbanyak setelah China, Nigeria dan Filipina yang telah menempuh program pendidikan di WMU dan IMLI yaitu sebanyak 170 alumni.
Salah satu hasil yang membanggakan pada Sidang Majelis IMO Ke-32 kali ini yaitu terpilihnya kembali RI menjadi anggota Dewan International Maritme Organization (IMO) setelah melalui proses penghitungan suara pada pemilihan anggota Dewan IMO yang dilaksanakan di markas besar ini di London, Jumat (10/12), Indonesia kembali terpilih menjadi anggota Dewan IMO Kategori C Periode Tahun 2022 – 2023, setelah sebelumnya selalu terpilih berturut-turut sejak tahun 1982. Adapun Kategori C terdiri dari Singapura, Mesir, Cyprus, Malta, Bahama, Malaysia, Indonesia, Chili, Kenya, Arab Saudi, Jamaica, Belgia, Moroko, Turk, Meksiko, Filipina, Vanuatu, Qatar, Denmark, dan Thailand.
Dengan demikian, menjadi anggota Dewan IMO Kategori C, merupakan upaya dan menjadi salah satu pencapaian Indonesia untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Disamping itu, Sidang Majelis IMO kali ini menghasilkan keputusan terkait penambahan anggota council, dimana sebelumnya berjumlah 40 anggota menjadi 52 anggota dengan penambahan masa kerja dari 2 (dua) tahun menjadi 4 (empat) tahun.
Untuk perubahan keanggotaan Dewan IMO tersebut harus melalui proses amandemen konstitusi yang akan berlaku setelah 12 bulan sejak persetujuan dari 2/3 negara anggota atau 116 negara anggota.
Amandemen ini untuk mengakomodir bertambahnya jumlah anggota Dewan IMO dari 40 negara anggota menjadi 52 negara anggota, dengan rincian kategori A dan B masing-masing 12 negara anggota, dan untuk kategori C berjumlah 28 negara anggota, serta memperpanjang masa tugas anggota Dewan IMO menjadi 4 tahun.
Selanjutnya agenda penting lain adalah Laporan Keuangan IMO Tahun 2019-2020 yang telah diaudit oleh BPK sebagai external auditor IMO untuk periode 2020-2023.
Majelis menyetujui laporan keuangan auditan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2020, serta akan mengadopsi usulan resolusi Penyajian laporan keuangan auditan dan laporan Auditor Eksternal.
Disamping itu, Komite 1 juga telah menyetujui Rencana Strategis yang direvisi untuk Organisasi untuk periode enam tahun 2018 hingga 2023, termasuk tabel indikator kinerja yang direvisi dan daftar keluaran untuk dua tahun 2022-2023, bersama dengan rancangan resolusi Majelis terkait dan, melalui Komite 2, merekomendasikan agar Majelis menyetujui dan mengadopsi Rencana Strategis yang direvisi untuk Organisasi untuk periode enam tahun 2018 hingga 2023 dan resolusi terkait (paragraf 4 dan 5).
Pada kesempatan terakhir, Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Ketua dan Wakil Ketua Komite 1 dan Komite 2 atas penyusunan laporan masing-masing Komite 1 dan Komite 2. “Indonesia mendukung kerja Komite dan merekomendasikan tindakan yang akan diambil untuk disetujui oleh Majelis ini,” tutup Cris.
Adapun Delegasi Republik Indonesia (Delri) pada Sidang Majelis IMO Ke-32 dipimpin oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dengan Alternate 1 Duta Besar RI untuk Inggris Dr. Desra Percaya, dan Alternate 2 Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Arif Toha. Adapun anggota Delri yang turut bersidang terdiri dari perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet, BASARNAS, BMKG, KNKT, Pushidrosal, BUMN dan Asosiasi.