PAPUA (10/9) - Dalam rangka sosialisasi program Tol Laut kepada masyarakat, Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui KSOP Kelas II Jayapura bersama LPP RRI Jayapura menggelar Dialog Interaktif dengan Topik Program Strategis Nasional Tol Laut Lintas Papua dan Multimoda Transportasi. Acara ini sekaligus dalam rangka menjawab beberapa pertanyaan yang ada seiring dengan meningkatnya pengguna Tol Laut oleh masyarakat khususnya dalam menyambut perhelatan Pekan Olaharaga Nasional (PON) XX 2021 di Papua.
Acara ini menghadirkan Keynote Speech Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Hubungan Antar Lembaga Buyung Lalana dan beberapa Narasumber seperti Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Jayapura, Taher Laitupa serta Akademisi UNCEN yang juga Ketua Forum Analisys Papua Strategic dan Tim Tol Laut, Laus DC Rumayom dan Ketua Koperasi Masyarakat Papua Sejahtera dan Mitra Tol Laut Diben Elaby.
Dalam sambutannya Staf Khusus Menteri Perhubungan Buyung Lalana katakan, Program ini diharapkan dapat memberi pemahaman kepada masyarakat yang belum mengerti dan memahami Program Tol Laut baik secara akademis maupun secara konseptual dengan pelaksanaan praktis serta struktur penerapannya.
Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhanan KSOP Kelas II Jayapura, Willem Thobias Fofid menyebutkan dalam beberapa kesempatan ada pemahaman masyarakat yang berpendapat/opini bahwa disparitas harga hanya bisa turun dengan subsidi PSO (Public Services Obligation) oleh Pemerintah, namun dilihat dalam tata Kelola dan pengertian Tol Laut dalam scope kecil adalah PSO (Public Service Obligation), Tol Laut dalam scope besar sistem logistik, supply chain, pengelolaan kegiatan pelabuhan, port network, keterkaitan moda laut dengan moda lain.
“Sosialisasi Tol Laut diperlukan suatu inovasi dan terobosan baru dengan konsep Dialog Interaktif ini agar semua kalangan masyarakat baik akademisi, stakeholders dan operator bahkan masyarakat pengguna moda transportasi lain dapat mengetahui penyelenggaraan Program Strategis Nasional Pemerintah yaitu Tol Laut dengan menekankan kajian ilmiah dan penerapannya dengan melihat perspektif keilmiahan sangat diperlukan dan juga pengembangannya dalam menjangkau seluruh daerah di Papua,” ujar Willem.
Willem menjelaskan, program Tol Laut di Papua saat ini terus mengalami perkembangan seperti bertambahnya armada-armada nasional, diikuti juga meningkatnya industri lainnya seperti Bussines Shipping, perkapalan, kepelabuhan, logistik, perikanan dan kelautan termasuk hasil komoditi daerah-daerah yang menjadi program unggulannya dalam pengelolaan sumber daya yang ada.
“Semua perkembangan itu tentunya dengan memperhatikan elemen-elemen penting sebagai komponen dari penyelenggaraan Tol Laut baik sebagai komponen utama dan pendukung, seperti : Pelabuhan, Kapal, Sistem Logistik dan Hubungan antar Lembaga,” jelasnya.
“Peningkatan Tol Laut terus meningkat dengan mencapai 61 kontainer pada voyage 8 dan voyage 9, bahkan distribusi logistik kebutuhan PON XX melalui Tol Laut terus meningkat dari Pelabuhan Depapre ke Pelabuhan Pomako dan Merauke, sehingga dalam kesempatan dialog ini diharapkan secara edukasi masyarakat dapat mengetahui secara utuh tentang penyelenggaraan Tol Laut dengan data dan informasi terkini,” jelas Taher Laitupa Kepala KSOP Kelas II Jayapura sebagai Narasumber yang turut hadir.
Dengan gencarnya sosialisasi ini, diharapkan masyarakat kian menyadari betapa pentingnya Tol Laut Lintas Papua, yaitu menjangkau dan mendistribusikan logistik ke daerah 3TP/Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan, menjamin ketersediaan barang dan mengurangi disparitas harga guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pentingnya konektivitas tentang pengiriman Barang Pokok Penting/Bapokting yang tidak dimonopoli, dan muatan balik hasil industri daerah agar terjadi keseimbangan perdagangan, tutupnya.
“Tol Laut lintas Papua saat ini terus berinovasi dan berkembang dengan pendekatan sosial budaya antropologi dan kearifan lokal dalam keikutsertaan masyarakat pada Business Shipping di ekosistem Tol Laut, seperti Masyarakat Adat, Kepemudaan, Keagaaman dan Perempuan sampai berbasis di level lokal kampung dan distrik,” kata Laus Rumayom sebagai Akademisi Universitas Cenderawasih yang juga Ketua Forum Analysis Papua Strategyc dan Tim Tol Laut Papua.
Dalam kesempatan yang sama Diben Elaby Tokoh Masyarakat dan juga Ketua Koperasi Masyarakat Papua Sejahtera dan Mitra Tol Laut mengatakan bahwa pengembangan dengan model pengembangan sebagai Pelabuhan Hub.
“Yaitu Pelabuhan Merauke karena memiliki komoditi unggulan daerah yaitu beras dengan pendekatan pada optimalisasi UMKM, Aliansi dan Kelompok Tani serta Kepemudaan bersama Investor baru dan mapan terus digalakan dan semakin berkembang sehingga diharapkan semakin banyak masyarakat dapat merasakan maanfaat dari Tol Laut dan Multimoda,” tutupnya.