JAKARTA (15/9) – Posisi geografis negara Indonesia sebagai negara kepulauan menjadikan peran transportasi laut begitu sangat strategis karena mobilitas manusia dan barang dari satu pulau ke pulau lain sebagian besar menggunakan transportasi laut dengan menggunakan kapal. Meskipun bangsa Indonesia masih harus menghadapi masa pandemi covid-19, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan terus berupaya menjamin kelancaran pasokan logistik nasional terutama untuk barang komoditas bahan pokok dan barang strategis lainnya melalui transportasi laut bahkan sampai di daerah Terdepan, Terpencil, Tertinggal dan Perbatasan (3TP). Semua ini tentunya dalam rangka mendukung tetap berjalannya roda perekonomian secara nasional.
Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah mengambil langkah-langkah guna menjamin pasokan logistik nasional tepat berjalan lancar. Beberapa langkah tersebut antara lain salah satunya dengan tetap mengoperasikan pelabuhan dan pelayaran, khususnya bagi kapal kargo atau barang dengan tetap memprioritaskan keselamatan pelayaran dan memastikan setiap individu yang terlibat dalam kegiatan logistik tersebut tetap menerapkan protocol kesehatan.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo, manyampaikan bahwa sesuai arahan Bapak Presdien RI Joko Widodo dan Menteri Perhubungan meskipun bangsa Indonesia masih harus menghadapi pandemi covid-19 namun perekonomian tidak boleh berhenti. “Kita harus tetap berupaya agar perekonomian nasional tetap berjalan dengan baik dengan terus melanjutkan pembangunan di segala bidang di tengah keterbatasan, termasuk di sektor transportasi laut dalam menjamin kelancaran logistik nasional ke seluruh penjuru wilayah nusantara,” ujar Dirjen Agus pada saat menjadi Keynote Speaker secara virtual pada acara Diskusi Online Forum Wartawan Perhubungan (Forwahub) di Jakarta, Selasa (15/9).
Menurutnya, pengoperasian pelabuhan menjadi salah satu kunci kelancaran logistik secara nasional. Dalam operasionalnya, semua pelabuhan harus tetap menerapkan Standard Operational Prosedur (SOP) berdasarkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19. Dengan demikian, semua pelabuhan di Indonesia siap memberikan pelayanan terbaik khususnya bagi kapal-kapal yang mengangkut bahan pokok dan logistik lainnya sehingga pasokan logistik melalui transportasi laut tetap terjamin dengan baik dan lancar.
Dalam melihat kondisi ini, kata Dirjen Agus, pihaknya menekankan sekali kepada kawan-kawan di seluruh Ditjen Perhubungan Laut supaya dengan situasi sekarang tetap bisa mendorong kemudahan-kemudahan supaya seluruh angkutan logistik bisa berjalan dengan sebaik-baiknya.
“Seperti yang rekan-rekan ketahui, kami sudah menyiapkan beberapa diskresi karena akibat dari pandemi ini misalnya beberapa sektor yang harus sertifikasi ulang, atau perpanjangan-perpanjangan izin diberikan semacam kemudahan karena situasinya memang tidak memungkinkan untuk harus sering bertemu/berkumpul, yang terpenting kami ingin ekonomi tetap berjalan dengan baik,” ujar Dia.
Terakhir, Dirjen Agus mengajak kepada seluruh masyarakat, “Ayo kita ciptakan Indonesia ini yang mempunyai image baik di mata dunia kalo kita semua ini mengatasi masalah Covid-19 dan transportasi dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga mereka tidak merasa takut untuk berbisnis dengan Indonesia, mengangkut barang ke Indonesia dan kita juga bisa mengangkut barang ke luar,” kata Dirjen Agus.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Dr. Capt. Antoni Arif Priadi yang turut hadir menjadi narasumber mengatakan bahwa Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Laut telah menyiapkan ketersediaan sarana prasarana angkutan laut sejumlah 157 armada kapal yang terdiri dari 15 kapal tol laut, 6 kapal ternak dan 116 kapal perintis. Selain itu, Ditjen Hubla juga menyiapkan 20 kapal rede dan 138 kapal pelra.
Capt. Antoni juga menyampaikan beberapa hasil evaluasi pada program tol laut untuk mendorong perekonomian di masa pandemi covid-19. Pertama, program tol laut berdampak pada penurunan tingkat harga barang kebutuhan pokok dengan variasi sebesar -3,1% (data SP2KP – Kemendag) dan -3,8% (PIHPS – BI). Selanjutnya, program tol laut berdampak pada penurunan disparitas harga barang kebutuhan pokok antara kawasan barat dan kawasan timur Indonesia sebesar dengan variasi sebesar -14,1% (PIHPS – BI) dan -17,3% (data SP2KP – Kemendag).
Menurutnya, p rogram tol laut juga menguntungkan bagi kegiatan perdagangan sebagian besar komoditas pangan strategis, terutama ikan segar, cabai dan bawang. Program ini juga memberikan dampak positif bagi penurunan biaya logistic end-to-end dalam pendistribusian barang kebutuhan pokok, yakni sebesar -5,5% (rata-rata nasional).
Diakhir kesempatan, Capt. Antoni menegaskan bahwa prinsipnya adalah konektivitas tetap terjaga selama pandemi covid-19 supaya arus logistik tidak terganggu. Walaupun penumpang dibatasi tetapi angkutan barang masih ada sehingga perputaran barang tetap terjaga selaras dengan perputaran uang. “Itu yang kami jaga agar konektivitas tidak terganggu,” ujarnya.