JAKARTA (26/1) - Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut melalui Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) terus meningkatkan pengawasan terhadap perkembangan pilot project pelayanan dan keselamatan pelayaran di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta.
Direktur KPLP, Ahmad hari ini (26/1) meninjau langsung perkembangan pilot project Pelabuhan Muara Angke didampingi oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Muara Angke, Capt. Handry Sulfian.
Pada peninjauan tersebut, Ahmad menyatakan kegembiraannya bahwa sekarang sudah banyak perubahan yang terjadi seperti tiket sudah online, awak kapal sudah bersertifikat keselamatan, sudah ada X -Ray di terminal pelabuhan, sterilisasi dan penataan para pedagang di pelabuhan.
"Sudah banyak perubahan dan saya mengimbau agar kebersihan lingkungan harus diperhatikan oleh para penumpang dan juga para pedagang agar sampah-sampah tidak berserakan. Kami menyiapkan tempat sampah agar kiranya dapat dimanfaatkan dengan baik dan para pedagang agar berjualan di tempat yang telah disediakan," ucap Ahmad.
Selain itu, Ahmad mengatakan bahwa ketentuan setiap penumpang harus memakai life jacket selama pelayaran ke Kepulauan Seribu juga sudah terpenuhi mengingat tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan pelayaran sudah semakin baik.
"Semua penumpang yang berangkat sudah menggunakan life jacket selama berlayar ke Kepulauan Seribu tanpa terkecuali para wisatawan asing. Ini hal yang bagus dan kami mengapresiasi kesadaran penumpang untuk menggunakan life jacket," jelas Ahmad.
Sebelumnya, Pelabuhan Muara Angke telah ditetapkan sebagai satu dari enam pilot project pelabuhan yang disiapkan sebagai pelabuhan kapal tradisional dengan layanan yang modern, tertib dan nyaman.
Adapun Pelabuhan Muara Angke bersama dengan Pelabuhan Tanjung Pinang, Bau-Bau, Tulehu Ambon, Tarakan dan Tanjung Perak Surabaya ditetapkan sebagai pilot project pelabuhan dengan peningkatan pelayanan, keselamatan dan keamanan pelayaran.
"Hal tersebut dilakukan untuk menjamin keselamatan pelayaran dan keamanan pelabuhan serta memberikan kepastian dan kemudahan calon penumpang. Hal ini dapat terwujud melalui koordinasi dan kerjasama dengan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta," ujar Ahmad.
Ahmad menyebutkan beberapa kesiapan pilot project seperti digitalisasi ticketing, termasuk Awak Kapal bersertifikat, sterilisasi pelabuhan dan Law Enforcement di pelabuhan.
Untuk itu, Ahmad mengimbau kepada para pemilik kapal serta seluruh stakeholder terkait pelayaran di Pelabuhan Muara Angke untuk dapat bekerja sama, mengutamakan keselamatan dan keamanan dalam kegiatan Pelayaran, selalu siaga dan berpedoman pada kelaiklautan kapal, kelengkapan alat keselamatan pelayaran yang berfungsi dengan baik serta jumlah penumpang tidak melebihi kapasitas atau muatan yang diijinkan.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Muara Angke, Capt. Handry Sulfian mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan pemeriksaan untuk pembenahan kembali aspek keselamatan pelayaran kapal tradisonal yang beroperasi di pelabuhan Muara Angke.
Menurut Handry, kegiatan tersebut bertujuan memberikan jaminan keselamatan kepada kapal dan awak kapal, termasuk juga para penumpang.
Pada peninjauannya bersama Direktur KPLP, Handry menyampaikan bahwa hari ini telah diberangkatkan 6 kapal tradisional, 2 kapal Dishub, dan 1 kapal Exspres Bahari dengan kondisi cuaca berawan dan gelombang laut cukup tenang.
“Jumlah penumpang yang berangkat untuk hari ini mencapai 506 orang dengan kondisi cuaca baik,” tutup Handry.