JAKARTA (18/12) - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan cq. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas V Marunda bekerja sama dengan Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat melalui Penyuluhan Keselamatan Pelayaran kepada masyarakat Marunda di Jakarta, Selasa (18/12).
Dalam sambutannya, Kepala KSOP Kelas V Marunda, Yuserizal mengatakan bahwa acara yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang keselamatan pelayaran ini diikuti oleh sebanyak 50 orang nelayan serta dihadiri oleh Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertania (KPKP) Jakarta Utara.
"Pada penyuluhan tersebut, para nelayan diberikan penjelasan mengenai pentingnya penggunaan alat-alat keselamatan yang ada diatas kapal," ungkap Yuserizal saat membuka Penyuluhan Keselamatan Pelayaran di Pelabuhan Marunda.
Pihaknya mengapresiasi atas kerjasama yang dilakukan BP3IP dalam menginisiasi acara ini sehingga para nelayan bisa mengerti apa pentingnya alat-alat keselamatan pelayaran itu sendiri.
"Rencananya kami dari KSOP Kelas V Marunda juga akan mengadakan Diklat Pemberdayaan Masyarakat pada bulan Januari nanti, yakni pelatihan BST nelayan dan SKK 30 mil dengan kuota 200 orang nelayan, dengan catatan semua persyaratan segera disiapkan,” tambahnya.
Adapun saat ini di Marunda telah diterbitkan 140 buah Pass Kecil dan semua nelayan yang sudah mempunyai Pas Kecil wajib untuk ikut diklat yang akan diadakan di bulan Januari nanti secara gratis tanpa dipungut biaya.
"Nantinya ke depan semua nelayan akan punya Pas Kecil dan punya sertifikat kecakapan. Karena kapal itu ibarat motor, harus ada surat STNK dan pengemudinya harus punya SIM,"tegas Yuserizal.
Sementara itu, salah satu pengajar BP3IP Eko Sudarmanto saat memberikan materi kepada peserta penyuluhan menjelaskan, betapa penting keselamatan pelayaran dan penggunaan alat-alat keselamatan selama berlayar di atas kapal.
Selain itu, ada yang menarik dalam penyuluhan ini, di mana BP3IP menghadirkan 6 (enam) orang murid yang sedang bersekolah di BP3IP atau yang disebut Pasis. Mereka akan berbagi pengalaman dan menceritakan suka duka selama berlayar di atas kapal.
"Kami berharap dari cerita-cerita itu bisa menjadi pelajaran bagi para nelayan sekaligus menjadi motivasi untuk mereka dalam menyadari betapa pentingnya keselamatan di dalam berlayar," tutup Sudarmanto.