LABUAN BAJO (27/2) – Kementerian Perhubungan ikut berkontribusi mendukung program besar Pemerintah dalam meningkatkan ekonomi daerah melalui program padat karya. Program padat karya tahun 2018 yang digagas oleh Kemenhub telah dilaksanakan di berbagai sektor, termasuk sektor perhubungan laut.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut resmi memulai program padat karya di Pelabuhan Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dilaksanakan selama 5 (lima) hari dari tanggal 27 Februari – 3 Maret 2018.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Capt. Rudiana didampingi jajaran pejabat Ditjen Perhubungan Laut hadir meninjau lokasi padat karya di area pelabuhan Labuan Bajo.
Menurut Capt. Rudiana, Ditjen Perhubungan Laut telah menyiapkan anggaran untuk pelaksanaan program padat karya tunai tahun 2018 yaitu sebesar Rp. 275 Miliar dan rencananya akan dilaksanakan pada 323 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perhubungan Laut.
“Sesuai arahan Bapak Menteri Perhubungan, kami memastikan program padat karya tunai atau cash for work akan terus dilanjutkan sehingga dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan program yang berpihak kepada masyarakat kecil,” ujar Capt. Rudiana di Pelabuhan Labuan Bajo pada hari ini, Selasa (27/2).
Capt. Rudiana menjelaskan bahwa kegiatan padat karya ini merupakan pilot project Ditjen Perhubungan Laut yang melibatkan tenaga lokal masyarakat sekitar pelabuhan berjumlah 50 orang. Nantinya mereka akan diberi upah harian sebesar Rp. 50.000 perhari menyesuaikan Upah Minimum Daerah Kabupaten Manggarai Barat.
“Dengan diberikan upah harian, masyarakat akan mendapatkan penghasilan yang sesuai sekaligus juga mendidik masyarakat untuk membangun pola hidup yang produktif sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah,” imbuhnya.
Selain meningkatkan perekonomian warga, lanjut Rudiana, tujuan lain kegiatan padat karya di Labuan Bajo ini juga untuk mengedukasi dan mensosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
“Kita tahu bahwa Labuan Bajo menjadi destinasi wisata unggulan yang semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara sehingga keberadaan pelabuhan sebagai pintu gerbang utama kapal-kapal wisata yang hilir mudik mengantar wisatawan dapat terus terjaga kebersihannya,” tegas Capt. Rudiana.
Lebih lanjut Capt. Rudiana menambahkan, program padat karya di Labuan Bajo juga melibatkan kerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam hal ini Camat dan Lurah setempat untuk memberikan data nama-nama warga yang memenuhi kriteria untuk ikut serta dalam kegiatan padat karya pembersihan lingkungan di dalam area Pelabuhan Labuan Bajo dan sekitarnya.
Selain meninjau, Capt. Rudiana juga turun langsung ikut bekerja membersihkan area pelabuhan bersama pekerja lainnya dan sempat berbincang-bincang dengan warga yang berpartisipasi dalam padat karya tersebut.
Salah satu warga mengaku bahwa program padat karya ini sebenarnya yang mereka tunggu-tunggu karena mereka dapat bekerja dengan mendapatkan penghasilan yang sesuai standar. Program padat karya ini pun dinilai positif oleh masyarakat Labuan Bajo dan mereka berharap program serupa dapat terus dilaksanakan tidak hanya di Labuan Bajo tetapi juga di wilayah lain di Indonesia.
"Kedepan, skema padat karya ini akan terus ditingkatkan baik dari segi pelaksanaan maupun anggaran sehingga dapat mendorong terciptanya masyarakat Indonesia yang lebih sejahtera melalui program pembangunan yang berkeadilan sosial," tutup Rudiana.
Sebagai informasi, beberapa pekerjaan sederhana yang dilakukan di lingkungan Pelabuhan Labuan Bajo diantaranya adalah pembersihan sampah di dalam pelabuhan dan area sekitarnya, pembersihan sampah di laut menggunakan sea rider milik KN. Chundamani milik Pangkalan PLP Kelas II Tanjung Perak Surabaya, pengecetan beberapa fasilitas pelabuhan serta perawatan fasilitas pendukung lainnya.