JAKARTA (24/12) - Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengoperasikan 3 (tiga) kapal patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) di wilayah perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
Keberadaan 3 kapal patroli dimaksud merupakan tindaklanjut arahan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi untuk mendukung peningkatan pengawasan kapal wisata di pelabuhan Kali Adem dengan tujuan Kepulauan Seribu.
"Menteri Perhubungan memberikan perhatian lebih terkait keselamatan pelayaran untuk para penumpang kapal wisata yang menuju Kepulauan Seribu. Untuk itu, kami menempatkan 3 kapal patroli KPLP bersiaga di wilayah Perairan Kepulauan Seribu," ujar Direktur KPLP, Marwansyah pada hari ini (24/12).
Lebih lanjut, Marwansyah juga mengatakan bahwa 3 kapal patroli milik Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas I Tanjung Priok akan secara terus menerus melakukan pemantauan dan pengawasan keselamatan pelayaran selama musim liburan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018.
"Dalam hal ini, saya telah meminta Syahbandar Utama Tanjung Priok dan KSOP Muara Angke untuk terus memberikan laporan pemantauan dan pengawasannya terutama bila ditemukan adanya kejadian luar biasa/permasalahan di lapangan," kata Marwansyah.
Sementara itu, Kepala KSOP Kelas V Muara Angke, Capt. Wahyu Prihanto mengatakan bahwa 3 kapal patroli yang disiagakan di Perairan Kepulauan Seribu dan juga Kali Adem terdiri dari Kapal Patroli KN. 206, KN.214 dan KN. 215.
Capt. Wahyu juga menegaskan bahwa setiap penumpang yang menggunakan kapal wisata menuju Kepulauan Seribu wajib menggunakan life jacket tanpa terkecuali.
"Hingga saat ini semua pelayaran dari dan menuju Kepulauan Seribu berjalan selamat, aman, tertib dan nyaman. Semoga terus seperti ini kedepannya," harap Capt. Wahyu.
Terkait dengan terjadinya cuaca ekstrim akhir-akhir ini, Capt. Wahyu juga meminta agar para nakhoda dan pemilik kapal wisata untuk memperhatikan maklumat pelayaran yang dikeluarkan Ditjen Perhubungan Laut dan laporan prakiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap pekannya.
"Bila cuaca buruk, saya menunda pemberian Surat Persetujuan Berlayar (SPB) hingga cuaca memungkinkan untuk berlayar," tegas Capt. Wahyu.
Sebagai informasi, jumlah penumpang yang berwisata ke Kepulauan Seribu setiap harinya adalah kurang lebih 700 orang. Jumlah ini akan bertambah besar jika ada liburan panjang seperti libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 yang akan mencapai kurang lebih 5.000 orang atau naik 7 kali lipatnya.
"Biasanya jumlah penumpang ke Kepulauan Seribu sekitar 700 orang. Jumlah tersebut akan naik drastis bila masuk musim liburan seperti liburan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. Data per tanggal 23 Desember 2017, tercatat ada 3.753 orang penumpang. Biasanya jumlah penumpang akan naik lagi jika liburan panjang Tahun Baru dengan kondisi cuaca baik bisa mencapai 5.000 orang," jelas Capt. Wahyu.
Oleh sebab itu, Pemerintah menaruh perhatian besar terhadap aspek keselamatan pelayaran kapal-kapal wisata yang didominasi oleh kapal tradisional agar kapal tersebut memiliki standar keselamatan minimal.
"Di Muara Angke, rutin selalu diperiksa standar keselamatan pelayarannya. Namun demikian, sesuai slogan Ditjen Perhubungan Laut: Pastinya! (Pelayaran Aman Selamat Tertib dan Nyaman), kami tidak akan mengendorkan pemantauan dan pengawasan kapal wisata yang akan berlibur di Kepulauan Seribu terutama kewajiban memakai life jacket selama pelayarannya," tutup Capt. Wahyu.