SINGAPURA (14/12) - Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Maritime and Port Authority of Singapore (MPA) berkomitmen untuk bekerja sama dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor maritim yang dituangkan dalam pertemuan tahunan 'The 11th Meeting of the DGST-MPA Singapore Training Memorandum of Understanding (MoU) yang diselenggarakan hari ini (14/12) di Singapura.
Pertemuan tersebut merupakan pertemuan rutin antara Ditjen Perhubungan Laut dan MPA Singapura yang dilaksanakan setiap tahunnya.
"Pertemuan rutin tahunan tersebut merupakan hasil kesepakatan dari MoU antara Ditjen Hubla dengan MPA Singapura terkait dengan pengembangan SDM aparatur Pemerintah di bidang maritim yang telah ditandatangani pada tanggal 23 September 2005 lalu," ujar Direktur Kenavigasian, I Nyoman Sukayadnya selaku Head of Delegation (HoD) Indonesia pada pertemuan dimaksud.
Adapun sesuai dengan pengaturan dalam MoU tersebut, MoU dimaksud berlaku selama dua tahun dan dapat diperpanjang secara periodik dua tahunan yang disepakati dalam sebuah pertemuan kedua belah pihak.
"Di tahun 2015, tepatnya pada pertemuan the 9th Meeting of the DGST-MPA Training MoU, kerjasama Ditjen Hubla dengan MPA Singapura ini sudah diperpanjang 3 tahun dan akan berakhir tahun 2018," kata Nyoman.
Dari hasil pertemuan the 10th Meeting of DGST-MPA Singapore yang dilaksanakan pada tanggal 3 s.d. 4 November 2016 di Bali, telah dilaksanakan berbagai workshop dan training dalam bidang capacity building periode 2017 yaitu 7 (tujuh) kegiatan workshop.
Lebih lanjut, Nyoman mengungkapkan bahwa hubungan baik antara Indonesia dan Singapura di bidang maritim selama ini terjalin dengan baik. Kedua negara menyadari pentingnya kemajuan sektor transportasi laut di masing-masing negara mengingat letak geografis kedua negara yang berdekatan dengan dipisahkan oleh Selat Malaka dan Selat Singapura yang merupakan jalur pelayaran terpadat di dunia.
Dalam pelaksanaan Training MoU itu, berbagai bentuk training dan workshop dalam berbagai bidang yang diusulkan oleh Ditjen Hubla ke MPA Singapura dalam kerangka peningkatan dan kompetensi aparat telah dilaksanakan dengan baik.
“Hingga saat ini, sudah lebih dari 60 kegiatan workshop dan berbagai program pelatihan telah dilaksanakan untuk kurang lebih 1100 orang pegawai Ditjen Hubla yang bertugas di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim di bawah kerangka Training MoU tersebut,” ujar Nyoman.
Menurut Nyoman, Indonesia dan Singapura merupakan negara yang memiliki hubungan bilateral yang sangat penting mengingat letak geografis kedua negara yang sangat berdekatan. Selain sama-sama menjadi pendiri ASEAN dan juga anggota organisasi Internasional lainnya, Indonesia dan Singapura memiliki kerjasama di berbagai bidang seperti ekonomi, kesehatan, pariwisata, pertahanan, lingkungan hidup dan tentunya transportasi.
"Indonesia dan Singapura juga merupakan anggota Dewan Council Kategori C di International Maritime Organization (IMO) serta menjadi negara pantai yang terlibat aktif dalam forum Tripartite Technical Experts Group (TTEG) bersama dengan Malaysia yang khusus membahas keselamatan dan keamanan pelayaran juga perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura.
Karenanya, peningkatan capacity building khususnya dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di bidang maritim mutlak diperlukan bagi kedua negara agar keselamatan dan keamanan serta perlindungan lingkungan maritim di wilayahnya masing-masing dapat terwujud dan mendukung terwujudnya safe, secure and efficient shipping on clean ocean yang menjadi fokus dari IMO.
Sebagai informasi, rangkaian pertemuan The 11th Meeting of DGST-MPA Singapore Training MoU dimaksud diawali dengan penyelenggaraan program 2nd DGST-MPA Singapore Officers Dialogue pada tanggal 12 s.d. 13 Desember 2017. Program tersebut merupakan salah satu kegiatan yang telah diusulkan dan disepakati yang bertujuan untuk menukar pengalaman dan pengetahuan dalam bidang keselamatan maritim dan perlindungan lingkungan laut serta menjalin kerjasama yang kuat dalam bidang operasional khususnya bagi para pegawai muda di kedua institusi tersebut.