SURABAYA (7/12) - Dalam upaya mengetahui lebih dalam dan meningkatkan performa, Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut melakukan evaluasi program Tol Laut dan Kapal Ternak di akhir tahun 2017 ini.
Evaluasi digelar melalui kegiatan Fokus Group Discussion (FGD) bertajuk " Evaluasi Kinerja Kapal Tol Laut dan Kapal Ternak serta Efisiensi Pengelolaan kapal dan Kontainer" di Hotel Grand Mercure Mirama Hotel, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/12).
Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri Capt. Wisnu Handoko yang mewakili Direktur Lalulintas dan Angkutan Laut, mengemukakan bahwa
PT Pelni sebagai operator kapal yang paling banyak mengoperasikan kapal tol laut dan Kemenhub secara bersama melakukan evaluasi pengoperasian kapal tol laut berdasarkan data-data selama tahun 2017 dan masalah-masalah yang dihadapi di lapangan.
"Dengan begitu, akan diperoleh bahan perbaikan untuk penyelenggaraan tol laut 2018," tutur Wisnu.
Dalam evaluasi tersebut, ditekankan bahwa pada saat melayani, kondisi Kapal harus siap melayani tol laut, laik laut, terawat terpelihara dan kecukupan jumlah kontainer serta ditunjang alat bongkar muat kapal yang andal.
Selanjutnya disoroti juga aspek pelabuhan dimana kesesuaian dermaga dengan ukuran dan jenis kapal perlu dikedepankan.
"Begitu pula dengan kekuatan dermaga dan faspel (fasilitas pelabuhan) seperti alat bongkar muat, lapangan penumpukan, gudang dan fasilitas Reefer container," kata Wisnu.
Evaluasi terakhir adalah standar prosedur yang mengatur dengan jelas pengoperasian kapal oleh operator, bisnis proses, kuota muatan tiap pelabuhan singgah, dan shipper.
Dalam FGD itu disimpulkan beberapa rekomendasi yang mendorong bahwa pada tahun 2018 target tol laut harus ada kenaikan pertumbuhan perekonomian wilayah sekitar.
"Tol laut harus mampu memperluas jangkauan pelabuhan singgah kapal di daerah 3TP (Terpencil, Terluar, Tertinggal dan Pedalaman), kemampuan kontrol tracing disparitas harga dari pengguna subsidi tol laut, dan melakukan pencegahan dari monopoli," imbuh Wisnu.
Selain itu, kapal-kapal yang digunakan agar lebih baik kondisinya dan adanya peningkatan muatan balik terutama hasil industri kelautan dan perikanan.
FGD dimaksud juga menghadirkan narasumber lainnya seperti Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT Pelni Harry Boediarto, Bussiness Development PT Meratus. Joslin Aritonang dan Direktur Operasi PT Mentari Lines, Antony Soenardi S.
Selain itu, FGD juga diikuti oleh Kepala-Kelala Cabang PT Pelni di pelabuhan-pelabuhan singgah tol laut.