BELITUNG – Di sela-sela melaksanakan tugas pemantauan dan monitoring Angkutan Laut Lebaran Tahun 2017 di Provinsi Bangka Belitung, Tim monitoring Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyempatkan waktu untuk berkunjung ke Pulau Lengkuas di Belitung, bumi laskar pelangi yang terkenal dengan icon mercusuarnya. Tentu kesempatan tersebut dimanfaatkan untuk bertemu dengan para Penjaga Menara Suar (PMS), pegawai Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan yang bertugas di pulau tersebut.
Untuk mencapai Pulau Lengkuas, kami harus menaiki perahu motor sewaan dari Pantai Tanjung Kelayang dengan waktu tempuh sekitar 20-30 menit. Banyak perahu motor yang siap untuk mengantarkan para wisatawan ke pulau-pulau Indah yang kini telah menjadi destinasi wisata internasional.
Ada hal yang membuat kami bangga ketika kami disodori life jacket saat mau naik ke atas perahu motor yang akan membawa kami ke pulau Lengkuas.
"Silakan dipakai life jacketnya, ini salah satu persyaratan keselamatan sebelum berangkat," ujar Dani pegawai KSOP Kelas V Tanjung Pandan yang mengantarkan kami ke Pulau Lengkuas.
Dani juga menawarkan peralatan snoorkling namun kami menolaknya karena waktu yang terbatas meski di dalam hati kami berjanji akan kembali lagi suatu saat nanti ke Belitung untuk berlibur!
Tanggal (5/7) Pukul 4 sore perahu motor kami tiba di Pulau Lengkuas. Begitu kami turun, kami disuguhkan dengan pemandangan yang memikat mata, pantai berpasir putih, laut biru jernih di sekeliling pulau dan gugusan batu granit di sekitar pantai, serasa mengajak kami untuk menceburkan diri di sana. Sinar matahari sudah tak terlalu terik menambah suasana nyaman dan betah berada di pulau tersebut. Tak hanya sampai di situ, daya tarik utama Pulau Lengkuas yang menjadi primadona adalah keberadaan mercusuar yang berdiri kokoh di tengah pulau. Menara setinggi 70 meter ini dibangun pada zaman penjajahan Belanda tahun 1882. Hingga saat ini, mercusuar tersebut masih berfungsi dengan baik sebagai penuntun lalu lintas kapal yang melewati atau keluar masuk Pulau Belitung.
Ketika memasuki area mercusuar, kami bertemu dengan para penjaga menara suar yang tengah sibuk membersihkan area di sekitar mercusuar dari sampah-sampah bekas para pengunjung yang seringkali membuang sampah tidak pada tempatnya. Ya, kegiatan bersih-bersih seperti ini telah menjadi rutinitas mereka sehari-hari, bahkan terkadang mereka harus melakukannya hingga malam hari karena begitu banyak area yang harus dibersihkan, mulai dari halaman di sekitar mercusuar, selasar-selasar di depan mess PMS yang kerap dijadikan tempat berpiknik oleh para pengunjung, toilet, bahkan menurut pengakuan salah seorang PMS masih ada saja pengunjung yang buang air kecil sembarangan di sekitar area mercusuar.
Sebenarnya tugas utama dari para PMS adalah menjaga mercusuar dan mengontrol waktu menyalakan sumber cahaya yang biasanya mulai dinyalakan pukul 18.00 sampai pukul 06.00. Selain itu, para PMS juga harus mengontrol kondisi menara dan mesin penghasil sumber listrik yang ada. Tidak terbayang berapa banyak kapal yang bakal karam jika penjaga mercusuar tidak menjalankan tugasnya, menyalakan lampu suar setiap malam. Untunglah ada penjaga mercusuar yang disiplin menjalankan tugasnya sehingga ribuan kapal selamat dari bahaya karam atau tersesat di tengah lautan.
Mercusuar Pulau Lengkuas berada di wilayah kerja Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok yang dijaga oleh 3 (tiga) orang PMS, yaitu Pak Misdi, Pak Suherman dan Pak Slamet, yang masing-masing memiliki masa kerja yang berbeda-beda. Misalnya saja Pak Misdi yang hampir 30 tahun bekerja sebagai PMS menceritakan suka dukanya dalam bertugas sebagai PMS.
“Lebaran tahun ini lagi-lagi kami tidak bisa pulang kampung untuk berkumpul dengan keluarga karena harus menjalankan tugas yang tak dapat ditinggalkan. Kalau lebaran dan masa liburan seperti ini justru banyak sekali wisatawan yang berkunjung ke mercusuar sehingga pekerjaan kami menjadi lebih banyak, tak sebanding dengan jumlah penjaganya yang hanya 3 (tiga) orang. Kalau mau pulang kampung rasanya tidak tega harus ninggalin temen-temen disini” ungkap Pak Misdi yang memiliki solidaritas yang begitu tinggi terhadap rekan-rekan seperjuangannya.
Berbeda dengan Pak Slamet, PMS paling junior di antara rekannya. Pak Slamet diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak tahun 2006 dan hingga kini tetap mendedikasikan dirinya sebagai seorang PMS yang rela jauh dari keluarga.
“Pertama kali menjadi PMS saya ditugaskan untuk menjaga mercusuar yang berada di Ujung Kulon. Belum lama bertugas di sana, saya malah terkena malaria dan harus dirawat di rumah sakit 2 minggu,” ujarnya sambil tertawa menceritakan pengalamannya.
Sedangkan Pak Suherman yang 2 tahun lagi akan memasuki masa pensiun sudah merasakan ditugaskan di berbagai lokasi mercusuar bahkan hingga ke pulau-pulau terpencil tak berpenghuni.
“Sebagian besar waktu penjaga mercusuar dihabiskan di pulau-pulau terpencil di tengah laut dengan hanya berteman ombak, terpaan angin, dan risikonya pun tidaklah ringan. Namun setiap 3 (bulan) sekali akan ada kapal yang datang untuk mengantarkan bahan makanan, logistik, bahan bakar ataupun obat-obatan serta setiap 9 bulan hingga 1 tahun akan dilakukan perputaran tugas para PMS." jelas Pak Suherman.
Ketika ditanya apa harapan para PMS yang bertugas di mercusuar Pulau Lengkuas, jawaban senada yang begitu sederhana terlontar dari hati terdalam mereka.
“Kami hanya ingin masyarakat yang berkunjung ke sini dapat menjaga kebersihan area mercusuar karena sejatinya tugas utama kami seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Pelayaran adalah menjaga keselamatan pelayaran di wilayah kerja kami. Mercusuar ini adalah fasilitas Negara yang harus dijaga. Bantu kami dengan menjaga kebersihan dan kerapihan selama para wisatawan datang berkunjung ke mercusuar,” pinta Pak Slamet.
Selanjutnya mereka juga berharap Pemerintah Daerah dapat memberikan perhatian khususnya untuk bersama-sama menjaga kebersihan atau dengan menyediakan tempat sampah/kantung plastik di sekitar pulau agar Belitung selalu menjadi destinasi wisata yang dikagumi oleh para wisatawan.
Mengingat begitu beratnya pekerjaan mereka, sebagai bentuk apresiasi Pemerintah terus berupaya memperbaiki tingkat kesejahteraan para PMS dengan meningkatkan besarnya tunjangan kinerja bagi seluruh PMS. Sungguh luar biasa pengorbanan para PMS, sang penjaga keselamatan pelayaran. Tidak salah jika ada pandangan mereka siap mengabdi untuk negeri bahkan rela mati di tempat sepi.