JAKARTA - Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Capt
Bobby R Mamahit menerima kunjungan delegasi Maritime
And Port Authority (MPA) Singapore
yang dipimpin langsung oleh Chief
Executive Andrew Tan di Jakarta, Kamis (27/11/2014).
Pada
kesempatan ini Capt Bobby Mamahit menyampaikan harapan agar kerjasama antara
Ditjen Hubla dengan MPA Singapura
semakin erat, termasuk kerja sama di bidang pelatihan yang selama ini telah
dilakukan bersama. "Kami berharap kerja sama di bidang pelatihan tidak
hanya dapat meningkatkan profesionalisme para petugas, tetapi juga dapat
membangun kesepahaman bersama untuk menciptakan keselamatan, keamanan, dan
efisiensi pelayaran," kata Capt Bobby R Mamahit.
Capt
Bobby R Mamahit juga menyampaikan bahwa kebijakan pemerintahan sekarang lebih
fokus dalam pembangunan sektor maritim di mana transportasi laut menjadi
pendorong utama dan tulang punggung perekonomian nasional. Salah satu bentuk aktivitas
kemaritiman, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 61
Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan. Berdasarkan PP itu, Menteri Perhubungan telah
menetapkan 4 (empat) institusi baru di pelabuhan yaitu Kantor Otoritas
Pelabuhan, Kantor Kesyahbandaran, Unit Penyelenggara Pelabuhan, dan Pelabuhan
yang diusahakan.
"Saat
ini Direktur Jenderal Perhubungan Laut memiliki empat Kantor Otoritas Pelabuhan
yang berlokasi di Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Makassar. Untuk
memastikan keselamatan dan keamanan pelayaran, ada Kantor Syahbandar Utama dan
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan dari kelas I sampai V yang
beroperasi di seluruh wilayah Indonesia," kata Capt. Bobby R Mamahit.
Berdasarkan
UU No 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, pemerintah telah menghapus monopoli
penyelenggara pelabuhan, menciptakan lebih banyak kesempatan berinvestasi,
membangun persaingan yang sehat dan adil, mempertegas batasan fungsi antara
regulator dan operator, serta mengakomodasi kepentingan otonomi daerah.
Capt
Bobby R. Mamahit menyampaikan bahwa saat ini, Indonesia telah memiliki sekitar
2155 pelabuhan dan terminal, di antaranya, sekitar 111 pelabuhan merupakan pelabuhan
komersial yang dioperasikan oleh PT Pelindo I, II, III, dan IV. Kemudian 1.130
merupakan pelabuhan non komersial yang dioperasikan oleh pemerintah serta 914 Terminal
Khusus dan Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) yang digunakan untuk
industri seperti pertambangan, minyak, gas, dan industri kimia.
"Kami
sekarang sedang memperluas pelabuhan dan mencoba untuk meningkatkan
produktivitas pelabuhan dengan membuka kesempatan baru untuk berinvestasi dan
membuka 6 (enam) koridor ekonomi yang membentang dari timur ke barat wilayah
Indonesia untuk menuju misi 2030," jelasnya.
Pada
kesempatan itu Direktur Pelabuhan dan Pengerukan, Adolf R Tambunan turut
memaparkan profil dan program Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, termasuk
kondisi terkini sektor transportasi laut beserta infrastrukturnya di Indonesia.
Isu-isu strategis yang disampaikan oleh Bapak Tambunan antara lain tentang Maritime Highway untuk menghubungkan wilayah
Indonesia dari barat hingga timur atau yang dikenal dengan istilah Tol Laut.
"Maritime Highway merupakan konsep
distribusi logistik dengan menggunakan kapal-kapal berkapasitas besar dan juga merupakan
implementasi dari angkutan laut reguler (liner) yang menghubungkan Pelabuhan
Belawan di Sumatera ke wilayah timur Indonesia," jelas Adolf R Tambunan.
Adolf
R Tambunan memaparkan bahwa pemerintah juga berencana membuat Short Sea Shipping untuk memindahkan
beban angkutan jalan raya ke transportasi laut, khususnya di wilayah Jawa.
Program itu akan dimulai dari Pelabuhan Panjang, Bojonegara, Tanjung Priok,
Kendal, Paciran, dan Surabaya.
Chief Executive MPA, Andrew Tan mengaku sangat senang bisa berdiskusi dengan pihak
Ditjen Hubla. Ia menyatakan Singapura siap bekerja sama dengan pemerintahan
Indonesia dengan fokus baru pembangunan maritim.
Pada
pertemuan itu, Dirjen Hubla Capt. Bobby R Mamahit didampingi antara lain oleh
Direktur Pelabuhan dan Pengerukan, Adolf R Tambunan, Direktur Perkapalan dan
Kepelautan Capt Sahattua P Simatupang, Direktur Kenavigasian Tony Budiono, MM,
dan Kepala Bagian Hukum Sri Lestari Rahayu, SH, LLM.