SEMARANG (9/10) - Kementerian Perhubungan c.q Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang keselamatan pelayaran. Untuk itu, kerja sama dari semua pihak sangat diperlukan guna mewujudkan keselamatan pelayaran tersebut.
Demikian arahan Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang dibacakan oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Capt. Sudiono saat membuka kegiatan Bimibingan Teknis (Bimtek) Keselamatan Pelayaran Periode IX Semarang, Jawa Tengah pada hari ini, Rabu (9/10).
"Saya berharap dengan kegiatan Bimtek ini kepedulian kita terhadap aspek keselamatan lebih meningkat. Sehingga zero accident yang menjadi jargon Kementerian Perhubungan dapat terwujud," kata Capt. Sudiono.
Capt. Sudiono menyampaikan, saat ini telah memasuki revolusi industri 4.0. Masyarakat mengharapkan pelayan mudah dan tidak berbelit-belit, transparan, serba otomatis yang bisa dijangkau dari mana saja dan oleh siapa saja.
Terkait hal itu, Kemenhub telah membuat proyek percontohan keamanan pelabuhan dan keselamatan pelayaran dengan menggunakan e-ticketing pada pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Sebagai contoh di Pelabuhan Semarang, Muara Angke, Tanjung Pinang, dan Bau-Bau.
"Sistem e-ticketing lebih menjamin keamanan pelabuhan dan keselamatan kapal dengan kepastian tidak akan ada penumpang melebihi kapasitas kapal. Sehingga data penumpang sesuai dengan manifest," ujar Capt. Sudiono.
Selain e-ticketing, mekanisme pelayanan barang juga ditingkatkan dengan alat screening untuk barang yang akan dimuat.
“Dengan sistem ini diharapkan dapat mendeteksi jenis-jenis barang berbahaya sehingga tidak masuk ke atas kapal," tambahnya.
Menurut Capt. Sudiono, untuk keberhasilan semua program di atas diperlukan pengawasan dan kerja sama dari semua pihak yang terkait.
"Untuk itu saya mengimbau semua pihak untuk bekerja sama saling guyub rukun demi menciptakan keselamatan pelayaran di wilayah kita ini," ujar Capt. Sudiono.
Sementara itu, Kasubdit Pengukuran, Pendaftaran, dan Kebangsaan Kapal Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Capt Diaz Saputra, yang membacakan Laporan Ketua Panitia Bimtek Keselamatan Pelayaran menyampaikan tujuan diadakannya Bimtek ini dalam rangka meningkatkan keselamatan pelayaran serta memberikan tambahan wawasan tentang pentingnya budaya keselamatan pelayaran.
"Dengan bimbingan teknis diharapkan dapat memberikan wawasan bagi masyarakat dalam mengimplementasikan keselamatan pengoperasian kapal sehingga menekan angka kecelakaan kapal,” kata Capt. Diaz.
Adapun peserta Bimtek berjumlah 60 (enam puluh) orang, terdiri dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di wilayah Provinsi Jawa Tengah, Dinas Perhubungan, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta para Owner dan Operator kapal di wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Sedangkan materi yang disampaikan antara lain: Penegakan hukum dan pelaksanaan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar bagi kapal tradisional; Sterilisasi Pelabuhan Melalui Penerapan Tata Letak (Layout) Zonasi dan Kebutuhan Alat Pengaman; Penerapan SOP Mekanisme Pelayanan Penumpang, Barang, dan Kendaraan; Investigasi Kecelakaan untuk Keselamatan Pelayaran; Navigasi Pelayaran; Prosedur Pemeriksaan Kesehatan bagi Pelaut; dan Prosedur pemeriksaan serta sertifikasi kapal.
Dan yang menjadi Nara sumber adalah perwakilan dari Direktorat Polair Polda Jawa Tengah; Lantamal TNI AL; Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI); Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang; Akademi Pelayaran Niaga (AKPELNI) Semarang; Direktur KAPI, Kementerian KKP; DPP GAPASDAP (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan); DPP INSA (Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia); PT. Pelindo II; Direktorat Perkapalan dan Kepelautan; Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai; Direktorat Kepelabuhanan; Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut; Direktorat Kenavigasian; Komite Nasional Keselamatan Transportasi; serta Balai Keselamatan Kerja Pelabuhan.
Pada kesempatan tersebut dilaksanakan juga pemberian PAS Kecil dan life jacket kepada para pemilik dan operator kapal di bawah GT 7.