KEP. SANGIHE – Tim Monitoring dan Evaluasi Program Tol Laut dan Rumah Kita Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) performa Trayek T-5 Tol Laut di Pelabuhan Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara yang berbatasan langsung dengan Negara Filipina (12/9/2017). Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mendapatkan masukan langsung dari daerah dan masyarakat serta para pengguna tentang ketepatan waktu jadwal kapal dan berbagai masalah yang timbul di trayek tersebut yang nantinya akan menjadi bahan perbaikan di tahun 2018.
Tujuan lain dari kegiatan monev ini adalah sebagai salah satu upaya mewujudkan Rumah Kita di Tahuna sehingga kegiatan ini ikut menggandeng BUMN yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan Rumah Kita di Tahuna yaitu PT. Pelindo II dalam hal ini PT Multi Terminal Indonesia (MTI) serta BUMN pemasok logistik antara lain PT. Semen Indonesia dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Menurut Kepala Sub Direktorat Angkutan Laut Dalam Negeri Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko yang ikut monitoring langsung ke Pelabuhan Tahuna menjelaskan, setelah dievaluasi selama ini mayoritas yang menggunakan ruang muat di T5 masih pengusaha lokal belum BUMN, padahal Menhub ingin BUMN bisa lebih mengoptimalkan pengiriman barang kebutuhan pokok melaui tol laut. Adapun rute trayek T-5 Tol Laut meliputi Tanjung Perak-Tahuna-Lirung-Morotai-Lirung-Tahuna-Tanjung Perak dengan menggunakan Kapal Container Caraka Jaya Niaga III-2 yang dioperasikan oleh PT. Pelni.
“Dalam kunjungan tersebut kami juga melakukan penelitian harga di tingkat distributor sampai dengan pengecer dan menjajaki kerjasama pemanfaatan gudang Pelabuhan Tahuna yg dikelola oleh Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) sebagai gudang Rumah Kita,” kata Wisnu Handoko.
Selain itu, lanjut Wisnu, Tim Monev juga melakukan pertemuan dengan Sekretaris Daerah dan Kepala Dinas terkait serta mengadakan pertemuan dan sosialisasi Tol Laut dan Rumah Kita di depan pengusaha lokal.
“Kegiatan silaturahmi dan sosialisasi di depan pengusaha juga untuk meyakinkan pengusaha lokal bahwa hadirnya BUMN di Rumah Kita bukan untuk menjadi kompetitor mereka, tetapi justru bersinergi dalam memasok daerah dengan barang kebutuhan pokok masyarakat setempat,” imbuhnya.
Ditemui di tempat terpisah di Jakarta, Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Bay M. Hasani berharap dari kegiatan monev ini dapat diketahu apa saja yang harus dievaluasi dan diperbaiki agar ke depan khususnya di Tahun Anggaran 2018 pelayanan Tol Laut dan Rumah Kita bisa lebih baik.
“Kami juga akan terus melakukan pemantauan di wilayah lain yang dilalui tol laut agar Pemerintah dapat hadir untuk menjaga pasokan dan distribusi barang kebutuhan pokok dan barang penting yg dibutuhkan masyarakat, mengendalikan disparitas harga serta memacu pengiriman hasil industri lokal di wilayah terpencil, tertinggal, terluar dan perbatasan,” ujar Bay.
Bay menambahkan, keberadaan Rumah Kita yang berfungsi sebagai sentra logistik yang akan membantu distribusi dan konsolidasi barang berperan sangat penting dalam menunjang keberhasilan Tol Laut.
Disinilah peran dari Pemerintah Daerah, Kementerian Perdagangan dan BUMN untuk mendukung kesuksesan program Tol Laut, karena program besar ini tak akan berjalan lancar tanpa adanya koordinasi dan konsolidasi dari berbagai pihak,” tutup Bay.
Sebagaimana diketahui Tol Laut merupakan konektivitas laut yang efektif berupa adanya kapal yang melayari secara rutin dan terjadwal dari Barat sampai ke Timur Indonesia dan sebaliknya. Tujuannya yaitu untuk menjamin ketersediaan barang dan mengurangi disparitas harga guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di tahun Anggaran 2017 ada 13 trayek Tol Laut yang sudah beroperasi, di mana 7 rute dioperasikan oleh PT. Pelni dan 6 rute lainnya dioperasikan oleh Swasta.