JAKARTA (26/9) - Tiga pelabuhan serentak menerapkan layanan kapal dan barang berbasis online "Inaportnet" yang ditandai dengan video conference yaitu untuk pelabuhan Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Panjang (Lampung), dan Balikpapan (Kalimantan Timur).
Penerapan Inaportnet menurut Pelaksana Tugas Dirjen Perhubungan Laut Bay M Hasani bertujuan meningkatkan pelayanan kapal di pelabuhan agar dapat berjalan cepat, terpercaya, transparan, dan terstandar serta biaya yang minimal.
"Dengan begitu dapat meningkatkan daya saing pelabuhan di Indonesia," jelas Bay di Jakarta, Selasa (26/9).
Penerapan Inaportnet di Pelabuhan dikatakannya, telah menjadi Quick Win Kementerian Perhubungan, yang harus diterapkan pada 16 pelabuhan di Indonesia.
Adapun hingga saat ini sudah ada 10 pelabuhan yang telah melakukan go live dari total 16 pelabuhan yang ditargetkan untuk go live seluruhnya di akhir tahun 2017.
Beberapa Sistem pendukung pelaksanaan Inaportnet yakni Sistem Informasi Lalu Lintas dan Angkutan Laut (SIMLALA), Sistem Kapal Online, Aplikasi Sertifikasi Pelaut, Sistem Informasi Kepelabuhanan, dan Sistem yang ada pada Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
"Ini akan dapat berjalan bila sistem pendukungnya handal dan terintegrasi dengan baik. Disamping itu perlu sinergi yang baik diantara seluruh pemangku kepentingan," urai Bay.
Video Conference dilaksanakan dari ruang Command Center Kemenhub lantai 25 antara Plt. Dirjen Hubla dengan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Banjarmasin, Panjang, dan Balikpapan beserta jajarannya.
Sebelumnya, mereka telah melakukan penandatanganan Pakta Integritas pada 14 Juni 2017 untuk pelabuhan Banjarmasin, 18 Agustus 2017 untuk pelabuhan Panjang dan Balikpapan.
"Ini merupakan bentuk kesungguhan dan komitmen kita untuk mewujudkan penerapan Inaportnet di Pelabuhan, oleh karena itu harus benar-benar kita dalami dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh serta ditindaklanjuti dengan usaha keras kita bersama," tutup Bay.