JAKARTA (27/9). Pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur yang dapat mendongkrak perekonomian Indonesia termasuk infrastruktur pelabuhan. Salah satunya adalah Pelabuhan Kuala Tanjung yang berlokasi di Provinsi Sumatera Utara.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut, Arif Toha menjelaskan Pelabuhan yang berlokasi di Kabupaten Batu Bara tersebut disiapkan untuk menjadi transshipment port, yang dapat disinggahi kapal-kapal besar dari sejumlah negara.
Transhipment port merupakan pelabuhan hub ekspor, di mana kargo dari kapal-kapal kecil di seluruh penjuru dialih-muatkan di kapal besar yang bersandar di pelabuhan untuk dikirim ke luar negeri dan sebaliknya.
"Pelabuhan Kuala Tanjung menggunakan konsep self generating port, yaitu kargo pelabuhan diperoleh dari kawasan pelabuhan itu sendiri. Kargo akan dihasilkan oleh industri-industri yang berada pada kawasan industri yang terintegrasi dengan Pelabuhan Kuala Tanjung," ujar Dirjen Arif.
Pelabuhan Kuala Tanjung dikelola oleh KSOP Kelas III Kuala Tanjung selaku penyelenggara dan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) selaku operator.
Pelabuhan Kuala Tanjung memiliki beberapa keunggulan diantaranya terletak di lokasi yang strategis di Selat Malaka, yang merupakan salah satu rute perdagangan utama di dunia. Kuala Tanjung akan terkoneksi oleh jalan toll Trans Sumatera yang saat ini sedang dalam pengerjaan. Dan tersedia jalur Kereta Api sehingga akan lebih memudahkan konektivitas dari dan ke pelabuhan.
"Pelabuhan Kuala Tanjung diproyeksikan mengambil sebagian transshipment market yang ada di Selat Malaka, dengan market share sebesar 5%," ungkap Dirjen Arif.
"Akan ada kolaborasi Pelabuhan Belawan yang akan menjadi Konsolidator Kontainer di Hinterland Sumatera Bagian Utara (Medan, Aceh, Tapanuli Utara), sedangkan Kuala Tanjung akan menjadi Logistic dan Supply Chain Hub di Indonesia," ujar Dirjen Arif.
Pengembangan Kuala Tanjung dilakukan secara bertahap yang dimulai dengan pembangunan Terminal Multi Purpose yang berfungsi sebagai Gateway Sumatera Utara yang dilanjutkan dengan pengembangan Kawasan industri yang akan menggenerate cargo Terminal Multi Purpose, sehingga tercipta volume cargo yang optimal sebagai dasar pengembangan Hub Port.
Adapun tahap I Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung yakni Kuala Tanjung Multipurpose Terminal telah beroperasi. Pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo ini dilengkapi dermaga 500x60 m, trestle sepanjang 2,8 km untuk empat jalur truk selebar 18,5 m.
Pelabuhan Kuala Tanjung saat ini telah dilengkapi dengan fasilitas kepelabuhanan yang lengkap dan modern dengan didukung sistem IT yang terintegrasi sehingga dapat meningkatkan layanan kepada pengguna jasa dan meningkatkan kecepatan proses bongkar muat.
Mendukung KEK Sei Mangkei
Saat ini telah terdapat KEK Sei Mangkei dan Kawasan industri lainnya yang beroperasi di Provinsi Sumatera Utara dan provinsi sekitarnya yang berdekatan dengan Pelabuhan Kuala Tanjung. Diharapkan, Kawasan industri tersebut akan menggunakan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai pusat distribusi barang dalam mendukung peran Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai hub internasional.
"Salah satu syarat kemajuan ekonomi suatu daerah itu adalah kelancaran logistik, dan keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung ini dapat menjadi penunjang kelancaran distribusi logistik di KEK Sei Mangkei," ujar Dirjen Arif.
Keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung ini dapat meningkatkan produktivitas di wilayah Sumatera Utara yang memiliki banyak potensi Sumber Daya Alam (SDA), diantaranya kelapa sawit, produk turunan CPO, karet, kertas, dan lain-lain.
"Selain itu, beberapa perusahaan industri seperti Inalum direncanakan akan membuka cabangnya di wilayah tersebut, sehingga dengan adanya pelabuhan yang besar ini dapat menunjang mobilitas barang dari dan ke KEK Sei Mangkei," jelasnya.
Beberapa perusahaan besar yang beroperasi di sekitar Pelabuhan Kuala Tanjung yaitu PT Indonesia Asahan Alumunium, PT Multimas Nabati Asahan (Wilmar), PT Domas Argointi Prima, PT Industri Nabati Lestari, PT Unilever Oleochemical Indonesia, PT Sumatra Tobacco Trading Company, PT Toba Pulp Lestari dan perusahan-perusahaan lain yang berpotensi masuk ke wilayah tersebut.
"Sehingga keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung ini diharapkan dapat menjadi daya tarik dan mendorong terwujudnya kemajuan industri," tutup Dirjen Arif.