PONTIANAK(7/10). Dalam rangka menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan seluruh operator dan teknisi telekomunikasi pelayaran di Distrik Navigasi (Disnav), Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Direktorat Kenavigasian menggelar kegiatan mentoring dengan menggandeng Pusat Meteorologi Maritim BMKG. Mentoring kali ini fokus pada kemampuan penyampaian berita cuaca atau meteorologi maritim.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud agar para Kepala VTS, Koordinator Kelompok Telkompel dan Kepala SROP dapat mendapatkan update regulasi serta pengarahan-pengarahan terkait tatacara menyampaikan berita meteorologi maritim yang dapat meningkatkan keselamatan pelayaran, sehingga dapat memberikan pemahaman kepada seluruh Kepala VTS, Koordinator Kelompok dan kepala SROP Distrik Navigasi.
"Kegiatan mentoring ini melibatkan narasumber yang dapat memberikan pembaharuan mengenai penyampaian berita cuaca atau meteorologi maritim," kata Direktur Kenavigasian dalam sambutannya saat membuka acara Sosialisasi Mentoring Operator dan Teknisi Telekomunikasi Pelayaran, di Pontianak, Kamis (7/10).
Mentoring dan Sosialisasi ini di ikuti peserta dari seluruh Distrik Navigasi di Wilayah Kalimantan yang hadir langsung, dan Kantor Distrik Navigasi Kelas I, II dan III yang hadir secara virtual. Dimana tiap-tiap kantor Distrik Navigasi Kelas I, II dan III mengirimkan Koordinator Kelompok Telekomunikasi Pelayaran, Kepala VTS dan Kepala SROP
Hengki juga mengatakan bahwa dalam rangka mendukung penguatan fungsi pengawasan dan peningkatan layanan penyiaran informasi keselamatan pelayaran / Maritime Safety Information (MSI) melalui pengoperasian Stasiun Radio Pantai (SROP) dan vessel Traffic Services (VTS) di bidang meteorologi maritim, diperlukan adanya koordinasi secara efektif dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) guna menunjang aspek keselamatan pelayaran dari sisi informasi cuaca.
“Koordinasi dan kerjasama ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi adanya cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi kelancaran operasional di laut khususnya wilayah perairan laut Indonesia. Untuk itu, segenap jajaran Kenavigasian harus dapat mendukung dalam rangka menciptakan keselamatan dan keamanan pelayaran di Indonesia” ujar Hengki.
Sebagai informasi, saat ini pada bidang meteorologi maritim, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) telah mengembangkan sistem teknologi yaitu Indonesian Weather Information For Shipping (INA-WIS) yang bermanfaat bagi para stakeholders untuk mengetahui informasi cuaca, informasi pelayaran port to port, menyediakan informasi daerah tangkapan ikan, dan lain sebagainya.
"Informasi-informasi tersebut merupakan salah satu informasi yang sangat krusial untuk disiarkan oleh SROP dan VTS, oleh karenanya kita saat ini harus dapat bersinergi dengan semua sektor demi keselamatan pelayaran dan perlindungan maritim," ujarnya.
Dengan demikian, diperlukan koordinasi secara efektif dengan BMKG guna menunjang aspek keselamatan pelayaran dari sisi informasi cuaca, untuk mengantisipasi adanya cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi kelancaran operasional di laut khususnya wilayah perairan Indonesia.
Hengki menegaskan kepada para peserta bahwa mentoring dan sosialisasi ini juga sangat penting dilakukan mengingat perkembangan teknologi dan regulasi di bidang pelayaran senantiasa berkembang. Hal ini tentunya perlu diiringi dengan peningkatan integritas, komitmen dan disiplin diri dalam membentuk profesionalisme bertugas.
"Hal tersebut merupakan kunci dalam melancarkan karir dan pondasi yang harus dijaga seterusnya. Oleh karena itu saya harapkan agar kita jajaran kenavigasian dapat mendukung dalam rangka menciptakan keselamatan dan keamanan pelayaran di Indonesia," tegasnya.
Hengki juga berpesan agar seluruh jajaran kenavigasian selalu beradaptasi dengan teknologi di tengah kian pesatnya kemajuan teknologi yang mendorong adanya kompetisi global. "Kita dituntut untuk senantiasa mampu berdaptasi dan mengikuti perkembangan teknologi dan regulasi terkait dengan kenavigasian, perkembangan teknologi dan ketentuan terkait telekomunikasi pelayaran, sarana bantu navigasi pelayaran dan juga alur pelayaran berdasarkan ketentuan dari International Maritime Organization (IMO), merupakan hal yang sangat penting untuk diikuti dalam rangka berkompetisi dengan negara negara di dunia," ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Hengki juga mengatakan bahwa pada tahun 2023 nanti Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan menghadapi IMO Member State Audit Scheme (IMSAS), dimana seluruh komponen pada Distrik Navigasi harus tetap terjaga kehandalannya, baik dari segi SBNP, telekomunikasi pelayaran, penetapan-penetapan alur pelayaran, maupun kehandalan armada kapal negara kenavigasian.
Acara ini turut dihadiri oleh Kepala Pusat Meteorologi Maritim, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika; Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Barat; Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Mempawah; Kepala Distrik Navigasi Kelas I, II dan III; Kepala Basarnas Pontianak;Komandan Lantamal XII Pontianak; Direktur Polair Polda Kalimantan Barat dan seluruh stakeholder terkait lainnya.