BOGOR (3/10) - Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus berupaya meningkatkan konektivitas atau keterhubungan antar pulau di Indonesia salah satunya melalui peningkatkan pelayanan baik melalui pembangunan kapal perintis yang ditempatkan di seluruh penjuru wilayah Indonesia maupun peningkatan infrastruktur lainnya.
Demikian yang disampaikan oleh Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Bay M. Hasani saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pelayaran Perintis hari ini (3/10) di Sentul Bogor.
Sesuai dengan tema yang diangkat dalam Rakornas ini yaitu “Pelayaran Perintis Mewujudkan Aksesibiltas Jasa Transportasi Laut Dalam Mendukung Konektivitas Antar Wilayah”, Plt. Dirjen mengatakan bahwa Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus berupaya meningkatkan pelayanan angkutan laut perintis, baik dari segi jumlah armada kapal, trayek kapal maupun anggarannya.
“Dari data yang ada, pelayanan angkutan laut perintis pada tahun 2016 sebanyak 96 trayek yang dilayani oleh 54 unit kapal negara dan 42 unit kapal swasta. Terjadi peningkatan pada tahun 2017, Pemerintah melayani 96 trayek angkutan laut perintis, dimana 46 trayek dilayani oleh PT. Pelni melalui mekanisme penugasan, dan 50 trayek lainnya dilayani oleh perusahaan pelayaran swasta melalui mekanisme lelang,” kata Bay.
Adapun untuk tahun 2018, Ditjen Perhubungan Laut juga akan meningkatkan pelayanan dengan menambah trayek angkutan laut perintis menjadi 113 trayek. Penambahan trayek ini sejalan dengan telah selesainya pembangunan kapal perintis baru sebanyak 10 unit pada tahun 2016 dan 50 unit pada akhir Desember 2017.
“Begitu juga untuk alokasi anggaran terus meningkat yaitu jika pada tahun 2016 anggaran untuk penyelenggaraan perintis sebesar Rp. 930,99 M meningkat pada tahun 2017 menjadi Rp. 943,99 M yang terdiri dari anggaran untuk kapal yang dioperasikan oleh PT Pelni sebesar Rp. 512,92 M dan kapal Swasta sebesar Rp. 431,07 M,” ujar Bay.
Sementara itu, Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri, Capt. Wisnu Handoko mengatakan bahwa penyelenggaraan angkutan laut perintis bertujuan untuk mendorong pengembangan daerah, meningkatkan konektivitas antar pulau dan pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya demi terwujudnya stabilitas nasional yang mantap dan dinamis dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Secara umum angkutan laut perintis di Indonesia saat ini sudah berjalan lancar dan hanya beberapa hal yang perlu ditingkatkan seperti ketersediaan galangan kapal dan ketersediaan kapal pengganti," kata Wisnu.
Saat ini ketersediaan galangan kapal sekitar 70% dari jumlah galangan kapal yang ada di wilayah Indonesia Bagian Barat, sementara 82 % dari seluruh jumlah kapal perintis yang dioperasikan berada di wilayah Indonesia Bagian Timur. Kondisi ini membuat mobilitas kapal membutuhkan waktu yang cukup lama.
"Begitu juga perlunya ketersediaan kapal pengganti jika terjadi kerusakan kapal sehingga tidak sampai mengganggu pelayanan keperintisan kepada masyarakat," tambah Wisnu.
Untuk itu, Wisnu berharap dari adanya Rakornas ini dapat menghasilkan kesepakatan dari semua stakeholder guna peningkatan kinerja penyelenggaraan angkutan laut di seluruh indonesia.
Lebih lanjut Wisnu mengatakan bahwa melalui Rakornas Perintis diharapkan agar koordinasi dan pelayanan dapat ditingkatkan khususnya dalam hal konektivitas dan pelaksanaan program tol laut untuk pemerataan ekonomi di wilayah yang masih tertinggal, terluar dan belum berkembang.
"Kedepan, jalur trayek kapal perintis harus dapat terhubung dengan trayek kapal tol laut sehingga nantinya kapal perintis bisa menjadi penghubung antara pelabuhan feeder dengan Hub yang disinggahi kapal tol laut," tutup Wisnu.