Rabu, 16 November 2016

BERPERAN AKTIF DI FORUM KERJASAMA ASEAN BIDANG TRANSPORTASI, INDONESIA PERKUAT POSISINYA SEBAGAI POROS M


Share :
8044 view(s)

M A N I L A. Indonesia kembali menunjukan peran dan keaktifannya di forum Internasional khususnya pada Organisasi Internasional yaitu Association South East Asia Nation (ASEAN). Pada tanggal 14 s.d. 16 November 2016 bertempat di the Philippine International Convention Center (PICC), Manila, Filipina, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia mengirimkan delegasi dalam pertemuan ke-42 Senior Transport Officers Meeting (ASEAN STOM) dan Pertemuan ke-22 ASEAN Transport Ministerial (ATM) Meeting yang dihadiri oleh para regulator di bidang transportasi negara-negara yang tergabung dalam ASEAN.



Pada pertemuan dimaksud, Kementerian Perhubungan selaku regulator di bidang transportasi untuk seluruh subsektor transportasi laut, darat dan udara mengirimkan Staf Ahli Menteri Perhubungan bidang Logistik, Multimoda dan Keselamatan Perhubungan, Djoko Sasono sebagai Head of Delegation (HoD) untuk pertemuan ASEAN STOM dan Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Sugihardjo selaku HoD yang mewakili Menteri Perhubungan untuk pertemuan ASEAN ATM dengan anggota Delegasi Indonesia terdiri dari perwakilan unit terkait di Kementerian Perhubungan, Badan SAR Nasional, Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar RI di Manila.



ASEAN STOM merupakan pertemuan rutin yang dilaksanakan dua kali dalam setahun untuk tingkat pejabat Eselon 1 di bidang transportasi antar negara-negara ASEAN yang menindaklanjuti pembahasan kelompok kerja sub sektor transportasi darat, laut dan udara. “Pembahasan dalam ASEAN STOM ini terkait dengan usulan kebijakan, arahan, prakarsa kegiatan untuk diputuskan dalam pertemuan tingkat Menteri Transportasi dalam rangka pembangunan infrastruktur, peningkatan konektivitas untuk integrasi regional ASEAN dan daya saing transportasi ASEAN,” ujar Djoko Sasono. 



Pada kesempatan tersebut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengirimkan wakil dari Direktorat Lalulintas dan Angkutan Laut serta Bagian Hukum sebagai anggota Delegasi Indonesia untuk membahas tindak lanjut atas laporan dari kelompok kerja maritim (ASEAN Maritime Transport Working Group, MTWG) ke-32 yang telah dilaksanakan pada tanggal 18-20 Oktober 2016 di Bohol, Filipina yang mengangkat pembahasan antara lain ASEAN Single Shipping Market (ASSM), Framework of Cooperation on Certification of Competency for Near Coastal Voyage issued by ASEAN Member States, ASEAN Shipping Network, ASEAN Agreement on Aeronautical & Maritime Search & Rescue Cooperation, Monitoring Key Performance Indicator, dan Penerapan Electronic Data Interchange (EDI) di pelabuhan ASEAN.



Untuk kerjasama ASEAN di bidang transportasi laut, khususnya ASEAN Single Shipping Market (ASSM), Indonesia mengusulkan untuk membentuk single window terintegrasi dengan mekanisme dokumentasi sistem berbasis open platform serta membahas isu-isu terkait standar jasa yang akan dikembangkan oleh ASEAN. Pada pertemuan tersebut, Indonesia juga mengusulkan agar ASSM Coordination Board mempertimbangkan isu harmonisasi dan standardisasi format data pelaporan. Sejalan dengan pembahasan ASSM, dibahas juga penerapan Electronic Data Interchange (EDI) di pelabuhan ASEAN. Dengan adanya EDI ini akan memudahkan pelaku usaha untuk melakukan pertukaran dokumen pelayaran dimana format data pelaporan untuk syarat labuh kapal distandardisasi untuk seluruh pelabuhan di negara-negara anggota ASEAN.

 

Hal ini tentunya sejalan dengan komitmen Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang memastikan sistem teknologi informasi berbasis online untuk pelayanan angkutan laut di pelabuhan Indonesia melalui penerapan Inaportnet secara konsisten. Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Ir. A. Tonny Budiono, MM menyatakan bahwa secara nasional Indonesia sudah menerapkan sistem Inaportnet di 4 (empat) pelabuhan utama dan kedepan akan diterapkan di 12 pelabuhan lain di Indonesia. “Penerapan Inaportnet ini menempatkan Indonesia sejajar dalam pelayanan kepelabuhanan dengan negara-negara lain yang menerapkan sistem online,” ujar Tonny.



Pada pertemuan ASEAN STOM dimaksud, juga dibahas mengenai operasionalisasi RoRo Bitung – Davao/General Santos. Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menekankan peran aktif dari pelaku usaha dalam operasionalisasi rute tersebut dan mengundang Task Force yang telah dibentuk Filipina untuk melakukan peninjauan pelabuhan di Bitung. Adapun Implementasi rute Bitung - Davao/ General Santos ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia di ASEAN untuk selalu mendukung peningkatan jalur logistik regional dan juga menindaklanjuti Visi Presiden Republik Indonesia untuk memajukan kepulauan terluar Indonesia dimana dengan adanya pembukaan jalur ini dapat mempercepat penyaluran logistik dan produk di pulau terluar untuk memberdayakan ekonomi lokal, sebagai bagian dari amanat Nawa Cita.



“Peran aktif Indonesia di dunia Internasional khususnya di bidang transportasi laut tentunya sangat berpengaruh terhadap kebijakan regional mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang strategis sebagai lalu lintas perdagangan dunia. Sudah seharusnya, setiap pertemuan Internasional harus dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa dan negara serta mendukung terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia,” tutup Tonny.

  • berita




Footer Hubla Branding