JAKARTA – Sampai dengan hari kedua belas proses pencarian pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh pada tanggal 28 Desember 2014 di perairan Selat Karimata, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus berpartisipasi membantu proses pencarian korban dan pesawat dimaksud, termasuk dalam menemukan Black Box Air Asia QZ8501. Dari 11 kapal milik Perhubungan Laut yang ikut dalam pencarian tersebut, saat ini terdapat 3 (tiga) Kapal milik Ditjen Perhubungan Laut yang sudah berada di area pencarian yang diduga menjadi lokasi keberadaan Black Box pesawat Air Asia. Ketiga Kapal tersebut adalah KN.JADAYAT, KN.ALUGARA dan KN.ANDROMEDA.
Seperti diketahui 1 (satu) hari setelah terjadinya musibah Pesawat Air Asia, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Bobby R. Mamahit langsung membentuk Tim Bantuan Pencarian dan Penyelamatan Pesawat Air Asia QZ8501 melalui Surat Keputusan bernomor: UM.008/102/4/DJPL-14. Tim tersebut terdiri dari tim pengarah (Command Center), Koordinasi Operasi, dan pelaksanaan Operasi.
Sebagai langkah awal dalam membantu pencarian pesawat Air Asia dimaksud, Ditjen Hubla mengirimkan 11 kapal ke lokasi kejadian. Ke-11 kapal itu adalah KN Trisula (Pangkalan PLP Tanjung Priok), KN Alugara (Pangkalan PLP Tanjung Priok), KN Sarotama (Pangkalan PLP Tanjung Uban), KN Chundamani (Pangkalan PLP Tanjung Perak), KN Alnilam (Disnav Kelas III Pontianak), KN Mitra Utama (Disnav Kelas I Tanjung Priok), KN Jadayat (Disnav Kelas I Tanjung Pinang), KN Andromeda (Disnav kelas I Palembang), KN Bima Sakti Utama (Disnav Kelas I Surabaya), KN Mithuna Disnav Kelas I Samarinda), dan KN Arcturus (Disnav kelas I Belawan).
Dalam upaya pencarian pesawat Air Asia, Tim Ditjen Hubla dibawah koordinasi BASARNAS terus melakukan kegiatan operasi pencarian dan penyelamatan dengan dengan mengerahkan Kapal Negara pada area pencarian yang ditetapkan oleh BASARNAS. Adapun pergerakan dan kegiatan Tim Ditjen Hubla sampai dengan saat ini adalah:
- KN.ALTAIR telah memasuki pelabuhan Kumai dengan membawa serpihan yang diduga merupakan pecahan bagasi pesawat. Serpihan dimaksud ditemukan oleh MT.PUTERI 2 pada tanggal 7 Januari 2015 dan pada pukul 00.17 dini hari tadi diserahkan ke KN.ALTAIR di perairan Tanjung Puting untuk diserahkan ke posko Pangkalan Bun;
- KN.BIMASAKTI UTAMA olah gerak menuju lokasi pencarian;
- KN.JADAYAT, KN.ALUGARA dan KN.ANDROMEDA masih melakukan pencarian Black Box di area survei dengan menggunakan peralatan Pinger Locator System;
- KN.BIMASAKTI UTAMA sedang menyisir ke Titik A (Alfa) dengan kondisi cuaca mendung dan ombak setinggi 1-1,5 meter dan kecepatan angin sekitar 7 knot;
- Monitoring kapal niaga dan nelayan melewati wilayah kerja Jawa Tengah masih belum ada informasi;
- Pengangkatan sayap Air Asia QZ8501 akan dilakukan menggunakan sistem balon dan selanjutnya akan dinaikkan ke kapal menggunakan crane Kapal Negara Kenavigasian.
Pergerakan kapal-kapal tersebut dapat dipantau langsung melalui Marine Command Centre (MCC) yang dikoordinir oleh Direktur Kenavigasian, Ir. A. Tony Budiono, MM dan dipantau langsung oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
Marine Command Centre merupakan pusat kendali operasi di kantor pusat Kementerian Perhubungan yang dapat memantau langsung pergerakan kapal. MCC menggunakan berbagai teknologi modern termasuk memanfaatkan satelit. Teknologi yang kita gunakan diantaranya adalah LRIT (Long Range Identification Tracking System), Ship Reporting System, Marine Electronic Highway (MEH), dan Vessel Traffic Service (VTS). Dengan teknologi ini, kita bisa mengetahui secara riil time pergerakan kapal-kapal di lokasi jatuhnya pesawat Air Asia.