Kepri- Kapal patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) KN. P 366 milik Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pulau Sambu menyelamatkan Kapal Tug Boat (TB) Harita Berlian 12 berbendera Tuvalu, kapal penarik tongkang Glory Marine 8 berbendera Singapura yang hanyut di perairan Pulau Sambu Kepulauan Riau.
Pada Selasa (14/2) pukul 08.00 LT, Nakhoda Kapal Patroli KN. P 366, Ali Imron yang sedang melakukan patroli menemukan tongkang tersebut hanyut di perairan sekitar Pulau Janda Berhias.
"Kami berhasil menemukan Tongkang tersebut namun karena ukuran tongkang mencapai 300 feet jumbo maka kami melakukan penandaan dan meminta bantuan TB Marta Wind dari Pertamina Pulau Sambu untuk menarik tongkang tersebut ke posisi yang aman," ujar Nakhoda Kapal KN.P 366.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A. Tonny Budiono membenarkan kejadian tersebut dan mengapresiasi aksi cepat tanggap dari KSOP Pulau Sambu yang berhasil menemukan tongkang hanyut tersebut.
"Aksi cepat tanggap dari Kapal Patroli KN.P 366 dari KSOP Pulau Sambu patut diapresiasi sehingga tongkang dengan berat 8528 GT yang hanyut dapat ditemukan dan tidak mengganggu alur juga keselamatan pelayaran.
Dari informasi yang saya dapatkan, tongkang tersebut saat ini telah ditarik ke galangan Tanjung Uncang," kata Tonny.
Setelah menarik Tongkang ke posisi yang aman, selanjutnya Kapal Patroli KN.P 366 melakukan pencarian TB. Harta Berlian 12 dengan berat 474 GT yang juga menghilang setelah terputus tali gandengnya. Pencarian tersebut akhirnya membuahkan hasil setelah kapal TB Harta Berlian 12 ditemukan di perairan Tanjung Pinggir pada posisi 01.09.042'N 103.55.410'E dalam keadaan lego jangkar serta kehabisan bahan bakar (black out).
"Kapal TB Harta Berlian 12 telah ditemukan pada keadaan lego jangkar dengan 6 orang kru kapal. Adapun 6 orang kru kapal tersebut telah diselamatkan oleh KN.P 366 dan dibawa ke Pulau Sambu," ujar Tonny.
Pada (15/2), kapal TB Harita Berlian 12 ditarik oleh kapal TB Mega Planet milik Pertamina Pulau Sambu ke dermaga KSOP Pulau Sambu karena proses pengisian bahan bakar tambahan tidak dapat dilakukan akibat saringan atau jalur pipa bahan bakarnya kotor.
"Saat ini ke-6 kru kapal tersebut sedang memperbaiki sistem distribusi bahan bakar di kapal dan pemilik kapal telah dipanggil untuk bertanggung jawab terhadap kejadian tersebut karena kejadian tersebut sangat membahayakan keselamatan pelayaran," ujar Tonny.
Terkait dengan kejadian tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan apresiasi kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut khususnya KSOP Pulau Sambu yang telah menunjukan kerja efektif, cepat dan tanggap terhadap adanya laporan kejadian sehingga dapat menghindari resiko pada keselamatan pelayaran.
Lebih lanjut, Menhub Budi menegaskan bahwa tidak ada kompromi dalam menegakan aturan keselamatan pelayaran. Bagi yang bersalah tentunya akan diberikan tindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.