Jumat, 19 Juli 2019

TIGA NEGARA BAHAS KONEKTIVITAS LINTAS NEGARA DALAM PERTEMUAN IMT-GT DI PALEMBANG


Share :
3444 view(s)

PALEMBANG (19/7) – Indonesia dan Malaysia menargetkan rute pelayaran RoRo Dumai - Malaka akan segera terealisasi di tahun 2020. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang diwakili oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko pada acara 11th Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Working Group on Transport Infrastructure di Palembang, Sumatera Selatan hari ini (19/7).


Pada kesempatan tersebut, Capt. Wisnu yang menjadi Head of Delegation (HoD) Indonesia sekaligus menjadi Chairman mengatakan bahwa hubungan dan kerja sama tiga negara yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand akan ditingkatkan dengan bekerjasama di bidang ekonomi, sosial dan budaya.
IMG-20190719-WA0053.jpg
"Yang paling dekat akan bisa direalisasikan adalah trayek Roro antara negara dari Dumai Riau ke Malaka, Malaysia yang akan meningkatkan hubungan baik kedua negara dan saling menguntungkan terutama untuk memperlancar arus barang dan orang, termasuk kunjungan wisatawan kedua negara," ujar Capt. Wisnu.

Menurutnya, kedua negara saat ini sedang dalam proses menyiapkan pelabuhan dari sisi laut serta prosedur lainnya dari sisi darat maupun Custom,  Imigration, Quarantine dan Security (CIQS).

Capt. Wisnu mengatakan bahwa trayek roro Dumai-Malaka mempunyai prospek yang bagus baik untuk angkutan penumpang atau barang. 

"Rencana ini akan segera dimatangkan dan dibawa ke tingkat pimpinan kedua negara untuk bisa segera direalisasikan," papar Capt. Wisnu.

Hal tersebut, menurut Capt. Wisnu juga sebagai bentuk komitmen dalam mewujudkan konektivitas antara negara, khususnya di Asia Tenggara sebagaimana hasil pertemuan 3rd Task Force Melaka-Dumai RoRo Ferry Operation Meeting yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia bulan April 2019 lalu.

Capt. Wisnu melanjutkan bahwa rute Dumai-Malaka ini diharapkan dapat diimplementasikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia dan Malaysia pada akhir tahun 2019 ini.

"Rute RoRo Dumai-Malaka ini merupakan salah satu Project yang diusulkan  dalam MTWG dan salah satu proyek prioritas dalam The Master Plan on ASEAN Connectivity dan Brunei Action Plan," ujar Capt. Wisnu.
IMG-20190719-WA0048.jpg
Sementara itu, Ketua Delegasi Malaysia, Rosbi binti Abdul Rahman mengatakan, trayek roro Dumai-Malaka kemungkinan bisa direalisasikan tahun 2020 sekitar bulan November. 

"Pada prinsipnya, Malaysia sudah dan akan terus mempersiapkan diri menjelang pembukaan trayek roro Dumai-Malaka tersebut," kata Rosbi.

Selain itu, menurut dia, jalur perdagangan antara Pattani-Kuala Lumpur dan Sumatera juga bisa direalisasikan   melalui skema kerjasama tiga negara, dalam forum IMT-GT ini.

Adapun selain pembahasan Rute RoRo Dumai - Malaka, IMT-GT Working Group Meeting on Transport juga membahas project lainnya baik transportasi darat, laut dan udara diantaranya adalah Development of Kuala Lumpur-Banda Aceh-Port Blair Connectivity, diskusi terkait pembentukan IMT-GT cruise corridor, penerapan dari Protocol to Amend the MoU on Air Linkages, diskusi strategi baru untuk transportasi darat dan diskusi untuk E-Commerce platform projects and preparation for the convergence meeting with WGTI.
IMG-20190719-WA0046.jpg
Pada pertemuan ini, sedikitnya 85 anggota delegasi dari tiga negara tersebut hadir mengikuti rangkaian agenda  yang dimulai hari ini (19/7) hingga besok (20/7).

Adapun Delegasi Malaysia dipimpin oleh Rosbi binti Abd Rahman dan Delegasi Thailand dipimpin oleh Kamolwan Butarbwong, dan dari Indonesia dipimpin oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt Wisnu Handoko, dengan anggota delegasi dari lintas Kementerian/ Lembaga, Kemenhub, Kementerian Luar Negeri serta  Atase Perhubungan RI di Kuala Lumpur Malaysia.

Sebagai informasi, kerjasama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) berdiri pada Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) ke-1 di Langkawi, Malaysia, pada 20 Juli 1993. IMT-GT ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah perbatasan negara-negara IMT-GT. Melalui kerja sama IMT-GT, sektor swasta terus didorong menjadi “engine of growth”. Untuk tujuan tersebut telah dibentuk suatu wadah bagi para pengusaha di kawasan IMT-GT yang disebut Joint Business Council (JBC). JBC secara aktif  ikut dilibatkan dalam rangkaian SOM/MM IMT-GT setiap tahunnya.

Wilayah Indonesia yang menjadi bagian dari kerja sama IMT-GT adalah provinsi-provinsi: Aceh, Bangka-Belitung, Bengkulu, Jambi, Lampung, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.


  • berita




Footer Hubla Branding