DUMAI (13/7) – Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut menargetkan kapal Ro-Ro dengan rute Dumai - Malaka akan beroperasi di awal tahun 2020. Hal ini dikemukakan oleh Staf Ahli Menteri Perhubungan bidang Hukum dan Reformasi Birokrasi, Umar Aris usai melakukan kunjungan kerja sekaligus pengecekan kesiapan sarana dan prasarana pelabuhan di Dumai, Riau hari ini (13/7).
"Tujuan utama kunjungan ini adalah memastikan kesiapan sarana dan prasarana serta pemenuhan aspek keselamatan dan keamanan pelayarannya dalam rangka merealisasikan rute Dumai- Malaka (Malaysia).
Pada kesempatan tersebut, Umar Aris beserta rombongan melakukan pengecekan langsung di dua pelabuhan yang berada di Dumai yaitu pelabuhan PT. Pelindo 1 cabang Dumai dan Pelabuhan Dumai Berseri yang dioperasikan oleh Pemerintah Kota Dumai dan Pemprov Riau.
"Secara fisik masih terdapat kelebihan dan kekurangan dari kedua pelabuhan tersebut misalnya untuk pelabuhan Pelindo I, baik sarana prasarana termasuk imigrasi, bea cukai dan karantina serta keamanan dan fasilitas parkir juga terminal penumpang sudah memadai namun masih menyatu dengan terminal lain yang melayani barang dan curah cair tidak khusus," ujar Umar.
Adapun Pelabuhan Dumai Berseri memadai dari segi kedalaman, terminal penumpang, fasilitas parkir, gedung kantor pelayanan dan selama ini sudah melayani kapal Ro-Ro rute Dumai - Rupat namun harus disiapkan pelayanan Bea Cukai, Imigrasi, Karantina dan Keamanan (CIQP) sebagai syarat untuk melayani rute internasional.
"Tentunya apabila rute Dumai - Malaka ini segera dibuka akan membawa dampak positif terutama adanya pertumbuhan ekonomi terutama sektor perdagangan, pariwisata dan lain sebagainya," jelas Umar.
Sehingga secara umum, dilihat dari segi teknis dan operasional maka kedua pelabuhan yang ada di Dumai layak untuk dioperasikan dalam penyelenggaraan penyeberangan kapal Ro-Ro Rute Dumai - Malaka.
Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko yang ikut mendampingi Staf Ahli Menteri Perhubungan saat melakukan pengecekan kesiapan sarana dan prasarana pelabuhan di Dumai mengatakan bahwa selanjutnya, masing-masing instansi akan menginventarisasi jenis-jenis barang komoditi dan penumpang serta kendaraan yang akan masuk dan keluar dari Malaysia dan Indonesia dengan prinsip saling mendukung (resiprokal).
Adapun, lanjut Capt. Wisnu bahwa PT ASDP Indonesia Ferry ( persero) sudah menyatakan kesiapannya untuk menyediakan Kapal Ro-Ro yang akan melayani rute Dumai - Malaka melalui proses sesuai ketentuan yang berlaku dan bekerja sama operasional dalam pengelolaan pelabuhan dengan pihak pemda secara profesional dengan mekanisme business to business sesuai peraturan per-Undang-Undangan yang berlaku.
"Pemerintah akan mengawali dengan mengangkut kendaraan pribadi tujuan wisata dan kendaraan bertonase kecil dan memastikan Program Ro-Ro Dumai - Malaka ini sudah bisa dimulai awal tahun 2020. Untuk itu, tidak harus dengan kapal dan dermaga yang besar agar bisa dimulai sesuai target sambil melakukan persiapan fasilitas yang lebih besar di sisi laut dan daratnya," ujar Capt. Wisnu.
Hal tersebut, menurut Capt. Wisnu juga sebagai bentuk komitmen dalam mewujudkan konektivitas antara negara, khususnya di Asia Tenggara sebagaimana hasil pertemuan 3rd Task Force Melaka-Dumai RoRo Ferry Operation Meeting yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia bulan April 2019 lalu.
Terkait Standar Operasi dan Prosedur (SOP) dari Customs, Immigration, Quarantine and Security (CIQS) di kedua negara, telah disepakati, bahwa kedua negara harus melaksanakan dan mempraktekan persyaratan CIQS yang telah ada dan dilaksanakan di negara masing-masing.
“Oleh karena itu, kita tidak akan merancang SOP atau peraturan baru, namun hanya akan menyamakan SOP di Pelabuhan masing-masing negara. Semua Departemen CIQS akan bekerja sama dengan Operator Pelabuhan masing-masing dan nantinya akan mendapatkan tinjauan dan umpan balik terkait persyaratan teknis terkait persyaratan teknis dan administrasi CIQS dalam pengimplementasian RoRo Dumai-Malaka di Pelabuhan masing-masing,” jelas Capt. Wisnu.
Capt. Wisnu melanjutkan bahwa rute Dumai-Malaka ini diharapkan dapat diimplementasikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia dan Malaysia pada akhir tahun 2019 ini.
"Rute RoRo Dumai-Malaka ini merupakan salah satu Project yang diusulkan dalam MTWG dan salah satu proyek prioritas dalam The Master Plan on ASEAN Connectivity dan Brunei Action Plan. Berikutnya, Indonesia akan menyampaikan kesiapan Rute Dumai - Malaka ini pada pertemuan IMT-GT, 19 - 20 Juli 2019 di Palembang, Sumatera Selatan," tutup Capt. Wisnu.