Rabu, 9 Agustus 2023

KPLP PIMPIN TIM PENYELAMATAN KAPAL MV MARINE HAWK 5 DARI PEMBAJAKAN DI JOINT EXERCISE ISPS DI BATAM


Share :
4008 view(s)

BATAM (9/8) – kapal MV. Marine Hawk 5 dari Malaysia dengan tujuan Batam dibajak saat  akan sandar ke fasilitas Pelabuhan Harbour Bay Batam, kemarin (8/8).

Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) bersinergi dan berkolaborasi dengan instansi lain dan memimpin penyelamatan kapal MV Marine Hawk 5 dari pembajakan serta mengamankan para pembajak kapal tersebut.

Aksi penyelamatan tersebut merupakan bagian dari skenario Join Exercise International Ship and Port Facilities (ISPS) Fasilitas Pelabuhan Batam,  yang diselenggarakan Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubunga Laut melalui DIrektorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai bersama Tim U.S. Department of Homeland Security  dan Departement of Home Affairs Australian Embassy di Pelabuhan Batam pada Selasa (8/8).

 Direktur KPLP, Rivolindo mengatakan kegiatan Drill dan Joint Exercise bersama U.S. Department of Homeland Security dan Departement of Home Affairs Australian Embassy ini merupakan momentum yang sangat berharga bagi Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), dalam meningkatkan kapabilitas dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tantangan ancaman terkait ISPS Code.

Menurutnya kegiatan ini bukan sekadar latihan rutin,  tetapi suatu kepatuhan aturan dalam melaksanakan ISPS Code  dan merupakan langkah maju dalam menghadapi tantangan kompleks di Bidang Keamanan. 

Melalui kerjasama yang erat dengan U.S. Department of Homeland Security dan institusi-institusi yang hadir pada kegiatan latihan tersebut, tentunya akan meninkatkan kapabilitas, kesiapsiagaan para petugas KPLP dalam menghadapi suatu ancaman dalam Kapal dan Fasilitas pelabuhan.

“Saya yakin kegiatan Joint Drill and Exercise ini akan memberikan manfaat besar bagi semua pihak yang terlibat disamping pentingnya kolaborasi dan sinergi antar instansi. Dalam suasana yang penuh semangat dan profesionalisme, kita akan berlatih dan berkoordinasi untuk menghadapi skenario simulasi yang realistis. Hal ini akan mengasah keterampilan, meningkatkan koordinasi tim, dan memperkuat kolaborasi antar lembaga guna menghadapi berbagai situasi darurat dan ancaman pada Kapal dan Fasilitas Pelabuhan di Batam,” tutup Rivolindo.

Sebelumnya, diskenariokan di Pelabuhan Batam pada hari Selasa, tanggal 8 Agustus 2023 aktivitas di Fasilitas Pelabuhan seperti biasa melaksanakan kegiatan operasionalnya masing-masing. Situasi keamanan berada pada security level-1.

Suasana yang tenang di Pelabuhan Batam tiba-tiba panik dan gaduh. Sekitar jam 09.15  ada satu orang penumpang di atas kapal MV. Marine Hawk melakukan sabotase Cyber sehingga seluruh Peralatan Navigasi MV. Marine Hawk 5 lumpuh.

Selain itu, ada 3 orang dengan perahu berhasil naik ke MV. Marine Hawk 5 dan melakukan pembajakan serta menyandera ABK dan penumpang. Para pembajak juga mengambil alih radio komunikasi dan direspon Vessel Traffic Service (VTS). Pelaku Pembajakan meminta tebusan100 milyar Rupiah, dan akan membakar kapal serta ABK diancam. Para Pembajak juga mengancam telah menempatkan Bom di utara Fasilitas Pelabuhan Batam.

Atas kejadian tersebut, Petugas Ship Security Officer memeriksa kaadaan dan melihat 2 perahu dengan 9 orang pelaku bersenjata api mendekat akan melakukan pembajakan di MV. Marine Hawk 5. Teriakan “Mayday… Mayday…Mayday" pun terdengar dari kapal MV. Marine Hawk 5 dalam keadaan bahaya dan meminta bantuan pertolongan.

Suara dari SSO yang menggunakan Communication CH 73 dari kru MV. Marine Hawk 5 berhasil  diterima oleh VTS Batam dan langsung meneruskan kepada pihak  ke KSOP Khusus Batam selaku Port State Officer (PSO).

KSOP Khusus Batam segera melaporkan kepada Koordinator Port Security Committee (PSC) serta memerintahkan Armada SSO menggunakan radio komunikasi meminta bantuan dan direspon oleh VTS.  Menerima laporan tersebut, VTS Batam segera meneruskan berita bahaya kepada PSO KSOP Khusus Batam untuk segera mengirim Kapal Patroli KSOP Khusus Batam ke Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Pihak PSC segera meneruskan kepada Koordinator PSC terkait laporan ancaman MV. Marine Hawk 5. Koordinator KSOP Khusus Batam yang mendapat laporan dari PSO segera meneruskan kepada Desingnated Authorities (DA) dalam hal ini Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai. DA yang mendapatkan laporan segera memerintahkan kenaikan level 3 di MV. Marine Hawk 5 , Fasilitas Pelabuhan Bintang 99 dan Harbour Bay menjadi Security Level 3, serta Fasilitas Pelabuhan di Utara Batam menjadi security Level 2.

Selanjutnya. Koordinator PSC langsung meminta bantuan kepada unsur-unsur PSC seperti Lantamal IV Batam dan Polda Kepulauan Riau, Bakamla, Dinas Pemadam Kebakaran, Pangkalan PLP Tanjung Uban serta para Fasilitas Pelabuhan lainnya. 

Menerima  laporan tersebut, semua unsur PSC langsung bergerak dan bersiap diri mengantisipasi kejadian gangguan di atas kapal MV. Marine Hawk 5. Lantamal mendapat berita segera mengirimkan Tim ke perairan bintang 99. Polda Kepulauan Riaupun segera memerintahkan Sat Brimob dan Polair ke TKP.

Begitu juga Pangkalan PLP Tanjung Uban yang mendapatkan laporan dari PSO KSOP Khusus Batam segera memepersiapkan Armada ke TKP.  Bakamla juga memepersiapkan Armada ke TKP. Sedangkan KKP segera mempersiapkan 2 Tim Medis ke TKP. Begitupun Damkar Pemda Batam mempersiapkan peralatan ke TKP.

Melihat banyaknya kapal yang akan membantu atas kejadian  gangguan bahaya diatas MV, Marine Hawk 5, terlihat 1 perahu dengan 4 pelaku melarikan diri ke bintang 99  dan langsung dikejar oleh armada Polair,  dan 3 pelaku berhasil lolos ke darat dan meledakkan bom. Sedangkan  1 pelaku di perahu bisa diamankan oleh Tim Polair Batam.

Ditempat lain, 1 perahu dengan 2 pelaku melarikan diri ke perairan lepas dikejar Armada KPLP dan di halau oleh Bakamla  dan 1 pelaku di perahu berhasil di amankan.

Tim Sat Brimob tiba dilokasi berhasil melumpuhkan tiga pelaku di darat dan mendapatkan laporan ancaman bom lain di fasilitas Pelabuhan Utara Batam. Tim gegana  langsung  berupaya menjinakkan bom yang belum meledak.

Tim Armada Lantamal dan Tim KPLP berhasil malumpuhkan  4 pelaku bersenjata api,  korban terluka total 3 dari ABK dan pelaku.

Setiba di lokasi, Tm Damkar bantuan dari Dinas Pemadam dan Fasilitas Pelabuhan juga  segera memadamkan api, sementara Tim Medis dari KKP dan Faspel tiba di tkp langsung membantu korban yang terluka dari darat dan laut dengan memberikan pertolongan medis dan membawa ke Rumah Sakit untuk pertolongan medis lebih lanjut.

Selanjutnya Tim Gegana langsung menyisir seluruh Faspel yang mendapat ancaman bom yakni faspel di PT. Citra tritunas, Harbour bay, PT.  Synergy Tharada, Batam Center, PT. Nongsa Terminal Bahari, Pelabuhan Umum Batu Ampar, BP Batam,  PT. MC Dermott Indonesia, PT. Bangun Adyabahan Perkasa, Ultraco, PT. Nov Profab dan PT. Tat Hong Batam.

Pihak Kepolisian Batam koordinasi di darat dan menginfokan telah aman, begitu juga Lantamal berkordinasi dan menginfokan pelaku pembajakan di MV. Marine Hawk 5 berhasil diatasi.

Setelah mendapat laporan dari PSO tentang kondisi yang telah kondusif, Koordinator PSC meneruskan kepada DA.  Selanjutnya DA setelah memastikan kondisi aman terkendali, maka menyatakan penyesuaian kembali menjadi security level 1 pada fasilitas Pelabuhan Utara Batam.

Koordinator PSC  meneruskan kepada PSO dan PSO pun segera meneruskan kepada MV. Marine Hawk 5 dan seluruh PFSO Fasilitas Pelabuhan di utara untuk penurunan security level.

Akhirnya koordinator PSC juga menginfokan Polda Kepulauan Riau, Lantamal IV Batam dan Bakamla bahwa kondisi di Pelabuhan Batam telah kondusif dan aman kembali.

  • berita




Footer Hubla Branding