Selasa, 24 Juli 2018

KEMENHUB BERIKAN PELATIHAN PENINGKATAN KESELAMATAN PELAYARAN DI DANAU TOBA


Share :
3139 view(s)

PARAPAT (24/7) - Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menghimbau kepada seluruh pihak yang menangani keselamatan pelayaran di Danau Toba, untuk bersama-sama membangun suatu budaya keselamatan baik itu dari aparat Kementerian Perhubungan di pusat maupun aparat dari Kabupaten/Kota/Provinsi, terlebih saat ini masyarakat harus sudah sadar akan arti budaya keselamatan


Demikian disampaikan Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Dwi Budi Sutrisno saat memberikan pengarahan pada kegiatan Bimbingan Teknis Keselamatan Pelayaran Danau Toba Tahun Anggaran 2018, Selasa (24/7) di Hotel Inna Parapat. 

Dwi menjelaskan banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kapal, bisa karena cuaca, manusia (nakhoda), ataupun kondisi kapalnya. Ketiga faktor itulah yang sering menjadi penyebab utama kecelakaan kapal.

"Dari cuaca misalnya, bisa menjadi penyebab kecelakaan karena sebenarnya kita tidak bisa melawan cuaca. Kapal sebesar apapun kalau ombaknya sangat tinggi maka bisa menjadi celaka. Oleh karena itu, kita harus selalu mentaati dan mengupdate info dari BMKG agar kita bisa mengantisipasi cuaca yang ada serta tidak memaksakan berlayar hingga kondisi cuaca benar-benar aman," tutur Dwi.
WhatsApp Image 2018-07-25 at 05.14.14.jpeg
Faktor penyebab lainnya, lanjut Dwi, adalah manusianya dalam hal ini nakhoda. Guna meningkatkan kompetensi nakhoda dan awak kapal, Kemenhub telah menyelenggarakan beberapa pelatihan atau basic safety training terkait keselamatan sesuai dengan standar yang berlaku. Oleh karenanya menurut Dwi, yang paling penting Itu adalah manusianya, bagaimana kita bisa disiplin dan menerapkan aturan sesuai ketentuan yang ada.

"Kami tak pernah bosan untuk mengajak semua pihak, mari kita tumbuhkan budaya berkeselamatan, misalnya dengan sadar dan mau menggunakan life jacket saat berlayar terutama di perairan Danau Toba karena Danau Toba telah menjadi destinasi pariwisata unggulan di Indonesia. Para nakhoda/operator kapal harus memberikan contoh dan menerapkan budaya keselamatan bagi para wisatawan dan kapal pun harus memenuhi persyaratan keselamatan kapal sehingga para wisatawan tidak merasa was-was saat menelusuri indahnya Danau Toba," kata Dwi.

Dwi juga minta kepada seluruh pihak yang menangani keselamatan, untuk bersama-sama menerapkan aturan-aturan keselamatan dan perkapalan di Danau Toba sesuai dengan aturan Konvensi IMO dan NCVS yang disesuaikan dengan keadaan di Indonesia.

"Setelah mengikuti kegiatan ini, saya minta agar ilmu dan pengetahuan yang didapat dapat dibagikan dan disosialisasikan dengan rekan-rekan operator kapal/nakhoda lainnya agar
terwujudnya keselamatan pelayaran dan kejadian kecelakaan di Danau Toba yang lalu tidak terulang lagi ," tutup Dwi.

Selama 2 (dua) hari dari tanggal 24 - 25 Juli 2018, para peserta Bimtek akan diberikan pengarahan dan materi terkait peningkatkan implementasi keselamatan pengoperasian kapal dan keselamatan pelayaran, dengan narasumber dari Direktorat Perkapalan dan Kepelutan, antara lain Kasubdit Rancang Bangun Kapal, Kasubdit Pengukuran dan Pendaftaran Kapal, Kasubdit Pencegahan Pencemaran, Kasubdit Kepelautan, dan Kasubdit Nautis Teknis Radio.



  • berita




Footer Hubla Branding