Rabu, 21 Agustus 2019

Lakukan Evaluasi, Menhub Upayakan Penyelenggaraan Tol Laut Di NTT Lebih Optimal


Share :
2916 view(s)

Jakarta – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengevaluasi Program Tol Laut di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengupayakan penyelenggaraan tol laut yang lebih optimal. Hal tersebut diungkapkannya usai mendampingi kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Pelabuhan Tenau, Rabu (21/8). 

 “Bersamaan dengan kehadiran Presiden ke Kupang, Kementerian Perhubungan memang melakukan satu evaluasi terhadap tol laut, perintis, dan kapal ternak yang ada di NTT,”ujar Menhub. 
IMG-20190821-WA0148.jpg
Menhub Budi menjelaskan, saat ini Program Tol Laut, Kapal Perintis, dan Kapal Ternak di NTT sudah berjalan dengan baik. Menhub mengatakan, untuk Kapal Ternak, Pemerintah saat ini sudah mempunyai enam kapal yang lima diantaranya memiliki trayek Jakarta dan Kalimantan. 

Menhub mengungkapkan, Sampai saat ini volume muatan ternak sudah mencapai 46.000 ton dan ditargetkan untuk tahun ini mencapai 70.000 ton. Kedepan, Menhub Budi mengatakan hasil ternak dapat dikirim dalam bentuk yang telah dibekukan atau frozen. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya kekosongan muatan tol laut saat balik ke Jakarta. 

“Karena selama ini tol laut yang mengangkut kontainer dari Jakarta atau Surabaya dan pulangnya relatif kosong hanya ada muatan 20 – 30 persen. Kami tugaskan Pelindo III untuk buat untuk uji coba pertama dengan beberapa kontainer dengan memberikan subsidi. Kalau itu berhasil akan menjadi komersial dan kita perlahan hilangkan subsidinya. Jadi selain bisa mengisi muatan yang kosong, juga akan sangat besar sekali keuntungannya,” jelas Menhub Budi. 

Menhub Budi juga mengatakan, pentingnya melibatkan Usaha Masyarakat Kecil Menengah (UMKM) dengan rencana Pemerintah yang akan mengirimkan hasil ternak dari NTT. 

Lebih lanjut, terkait kapal Tol Laut dan kapal perintis di Kupang dan sekitarnya, Menhub mengatakan untuk kedepannya akan menjadi komersial. Sehingga nantinya kapal tetap bisa berjalan keliling di daerah NTT tanpa subsidi, namun tetap memberikan harga ekonomis kepada masyarakat. Hal tersebut sedang dipertimbangkan dan dihitung dengan cermat oleh Kementerian Perhubungan agar masyarakat tidak mendapatkan kerugian. 

 “Dari Surabaya itu setengahnya sudah komersial, kita harapkan tol laut yang keliling di daerah NTT ini okupansi bisa maksimal dan juga ekonomis. Akhirnya tanpa subsidi diharapkan akan tetap berjalan,” kata Menhub Budi. 

“Berkaitan dengan kapal perintis di Kupang sangat efektif. Saya berdiskusi dengan nakhoda kalau perjalanan dari Kupang sampai Saumlaki melalui 13 titik pelabuhan, lalu kembali lagi ke Kupang memakan waktu 10 hari. Dan itu mengangkut sebegitu banyak penumpang dan menjadi kehidupan. Saat ini kita masih subsidi, tapi satu waktu kalau okupansinya sudah semakin bagus, ini juga akan komersial,” tambahnya.
IMG-20190821-WA0143.jpg
Terkait kinerja Tol Laut di Kupang, Menhub memberikan apresiasi kepada stakeholder terkait seperti PT. Pelni, Pelindo III dan ASDP yang telah mengerjakan Program Tol Laut di NTT berjalan dengan baik dan lancar dan meminta kepada daerah lain dapat mencontoh Pelabuhan Tenau, Kupang.  

“Pasti disini UMKM juga. Rakyat dilibatkan. Jadi bayangkan kalau disini ada 500 sapi, berarti ada 500 keluarga yang mendapatkan keuntungan. Saya salut dengan hasil ini, karena tidak mudah memobilisasi peternak dan mengumpulkan sapi sampai 40.000 ton lebih. ini bisa jadi inspirasi dan jadi contoh ke daerah-daerah lain. Saya apresiasi terhadap seluruh stakeholder seperti Pelni, Pelindo III, ASDP, Pemerintah NTT yang saling bersinergi melayani masyarakat,”tandas Menhub Budi. (LKW/RDL/YSP/HA). 


  • berita




Footer Hubla Branding